Ketukan pintu tentu saja Philip lakukan saat mendatangi ruangan sang ayah, walaupun bisa saja ia tak mengetuk nya jika melihat sikap arogansinya, tetapi pada kenyataannya itu berbanding terbalik. Philip masih cukup menghormati orang yang lebih tua dari nya, atau lebih tepat nya Philip adalah orang yang menghormati orang yang lebih tua dari nya dengan syarat memang orang tersebut cukup layak untuk ia hormati.
"Masuk."
Seperti biasa kata itu yang akan di balas oleh pria paruh baya yang ada di dalam ruangan itu.
"Paman Veer!" pekik gadis yang entah mengapa ia terlalu senang jika ia dapat bertemu dengan pria paruh baya itu, dan jangan salahkan Philip yang dengan secepat kilat segera menarik lengan gadis itu agar Misca tak berlari memeluki Veer.
Sungguh ia tak suka melihat tontonan seperti itu!
"Yak!" Pekik Misca yang tak suka dengan Philip yang menurut nya cukup 'kasar' itu.
Spontan Philip melepaskan tangannya dari Misca, dengan setengah berbisik di telinga MIsca.
"Jangan bertindak berlebihan."
Misca hanya sedikit mendengus kesal, dan memicingkan maniknya pada calon suaminya itu.
"Sudah, sudah ... kau jangan seperti itu pada wanita, jika bukan Misca mungkin kau akan hidup sendiri dalam seumur hidup mu, apalagi sikap mu seperti tadi."
Philip berdecak mendengar ucapan sang ayah yang terlampau sarkas padanya itu.
"Apa yang ingin kau tanyakan padaku sehingga--"
Philip menghentikan kalimat nya ketika tiba tiba saja dengan semena mena Misca justru menyikut nya.
"Maafkan dia paman, setelah menikah aku akan pastikan dia tak akan lancang padamu," ujar Misca dengan santainya sembari memberikan senyumannya.
Philip mendelik melihat Misca yang justru mengatakan hal seperti itu. Sungguh apa yang di katakan Misca seperti di luar nalar nya. Ia tak mengerti mengapa Misca justru kini terlihat sedang mencari muka di depan sang ayah.
Atau....
Apakah beberapa waktu lalu ia salah menilai Misca? Apakah sebenarnya Misca adalah gadis yang sama seperti gadis lainnya yang suka sekali bermuka dua? Jika seperti itu sama saja ia masuk di dalam lubang masalah nya sendiri bukan?
Hal yang ia benci, justru akan tepat bersanding dengannya?
Di saat Philip sibuk dengan alam pikirannya yang panjang dimana penuh dengan hal hal negatif yang kini merasuki nya, Veer justru berbalik tersenyum pada Misca dan dengan santai merangkul gadis itu.
"Jadi, mengapa kau juga bisa berada di sini? Apakah kau sengaja membawa Misca kesini?" tanya Veer menatap Misca yang di akhiri dengan menatap Philip.
"Karena pemuda dengan stelan lengkap dengan rambut nya yang tertata rapi kekanan mengatakan pada Philip bahwa paman meminta Philip untuk menemui paman disini, dan berhubung Philip tak mau mengantarkan ku pulang lebih dulu ke rumah ku, maka aku berakhir di sini, bukankah akan lebih menyenangkan jika aku dapat bertemu paman Veer disini?" lirih Misca panjang lebar pada Veer berusaha menjelaskannya.
Veer menganggukan kepalanya sembari melepaskan rangkulannya pada Misca.
"Aku baru tahu jika Dad, ternyata bisa dekat dengan seseorang, ku kira hubungan mu dan Misca hanya sebatas perjanjian kertas atau apapun itu sehingga dapat meminta nya untuk menjadi istriku."
Baik Veer dan Misca kini justru menatap ke arah Philip dengan seksama atas perkataan yang cukup sarkas tersebut.
"Apakah kau kira Dad separah itu di matamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...