Misca, Philip dan juga Brady masih berada di ruang rawat inap Misca, hanya saja saat ini mereka telah menyelesaikan sarapannya itu.
"Misca, aku ingin memberitahu mu sesuatu," ujar Brady yang tiba tiba saja terlihat serius pada gadis di hadapannya itu.
Spontan manik Misca merngerjap pelan, dan menatap ke arah sang kakak penuh tanda tanya. Ia menunggu kalimat selanjutnya yang akan di katakan oleh Brady.
Tak lama pemuda itu mengatakan pada sang adik yang hampir sama dengan suaminya.
"Misca, bisakah kau tak membuat kami khawatir? Jika ada yang meminta bantuan padamu, lebih baik kau tanyakan dulu padaku, atau pada Philip, karena tak semua orang meminta bantuan mu memang membutuhkan bantuan mu," ujar Brady pada Misca.
Misca lagi lagi tertegun. Ia bingung mengapa kedua pemuda yang ada di ruangannya itu seperti telah merencanakan perkataan tersebut padanya.
"Apakah kalian sudah merencanakan mengatakan hal seperti ini padaku?" Lirih Misca pada akhirnya menanyakan pada Brady sembari menatap ke arah Philip secara bergantian.
Refleks Brady menatap ke arah Philip penuh kebingungan.
Kapan ia membicarakan apa yang baru saja ia katakan pada Misca pada Philip?
"Tentu saja kami tak bekerja sama, melainkan kami memiliki pemikiran yang sama sehingga maksud kami terdengar sama di telinga mu."
Kali ini Misca terdiam tak berkata apapun, selain hanya menatap ke arah Brady dan Philip.
"Kalian menyebalkan," lirih Misca sembari melipatkan kedua tangannya.
'Lucu,' benak Philip dalam hati sembari memberikan senyuman sekilas nya pada sang istri.
Sungguh ia benar benar tak menyangka akan seperti saat ini, yang dimana secara perlahan hatinya mulai tergerak dengan adanya Misca yang baru saja masuk dalam hidupnya.
Ia fikir semuanya akan berjalan sama seperti biasanya, hanya saja bedanya pada status nya ia telah menikah.
Apakah ia boleh menikmati pernikahannya ini benar benar layaknya pernikahan seperti pasangan lainnya yang memang sejak awal saling mencintai satu sama lain?
Hal itu yang terus menerus bergejolak di dalam hatinya.
Brady yang melihat sang adik merajuk spontan mengusak rambut adiknya itu.
"Kau masih saja seperti anak kecil," ujar Brady pada akhirnya pada Misca.
"Jangan mengatakan seperti itu di depan suamiku," ujar Misca setengah berbisik pada Brady.
Rasanya ingin sekali ia menertawakan adiknya, hanya saja tak mungkin ia lakukan begitu saja, terlebih gadis itu baru saja mengatakan padanya seperti itu, dan di sampingnya terdapat suami adiknya.
"Kau tenang saja, suami mu akan satu pendapat dengan ku," ujar Brady pada Misca.
Kini tatapan Misca jatuh pada Philip yang berada di sebelah Brady.
"Aku sependapat dengan kakak mu," ujar Philip pada Misca yang sedari tadi telah menatap nya.
Misca hanya berdecak pelan.
"Kami hanya ingin memastikan mu tak seperti kemarin, bagaimana jika aku tak datang pada waktu yang tepat, apakah kau tahu siapa mereka?" lirih Philip kembali dengan suara nya yang datar.
Sebuah gelengan kepala Misca berikan pada Philip. Ia memang tak tahu bahwa sebenarnya siapa kedua pemuda yang mengatakan pada nya bahwa ia sebagai penjamin.
"Mereka adalah fotografer untuk video ekplisit semacamnya, untung saja aku datang pada waktu yang tepat, jika tidak ku pastikan mereka akan selesai di tanganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...