Bab 72| Bulan Madu

63 22 0
                                    

Tak terasa waktu nyatanya cepat berlalu, dan hari ini adalah hari dimana pada akhirnya Misca dan Philip memilih untuk berbulan madu, yang dimana tentu saja Philip lah yang menentukan semuanya.

Mulai dari tempat, tanggal dan juga hal hal kecil semuanya di siapkan oleh Philip, sebab jika Misca di libatkan dalam acara bulan madu tersebut, gadis itu tak dapat melepaskan pekerjaan nya begitu saja dan selalu menyelipkannya dalam acara bulan madu mereka.

"Jadi kita akan kemana kali ini?" tanya Misca yang jujur saja sedikit kesal dengan sang suami yang hingga detik ini enggan memberitahu nya sama sekali kemana mereka akan berangkat.

"Kau juga akan tahu nantinya," jawaban itu yang justru di berikan oleh Philip pada Misca.

Entah lah pemuda itu terlihat senang sekali mengerjai istrinya yang polos itu.

Beberapa kali Philip tampak tersenyum melihat tingkah sang istri yang tampak merajuk padanya.

"Sini aku bawakan tasmu itu," lirih Philip pada Misca mencoba mengambil tas yang sedari tadi di pegang oleh Misca.

Dengan malas Misca memberikan pada Philip tas yang ia jinjing sedari tadi.

"Kau menyebalkan, seharusnya aku bilang pada ayahmu bahwa kau senang sekali mengerjai aku," lirih Misca.

Tawa kecil terdengar dari belah bibir Philip.

Sungguh ia tak dapat menahan tawa atas tingkah Misca yang menurut nya menggemaskan.

"Yha! Berhentilah menertawakan ku!" Pekik Misca cukup keras sembari memukul pelan suaminya itu.

Ia kesal dengan suaminya yang sepertinya senang sekali mengerjai dirinya.

"Baiklah, baiklah aku tak akan menertawakan mu lagi," ujar Philip yang kali ini cukup mengalah pada istrinya.

"Bisakah kita duduk? Aku lelah," ujar Misca tiba tiba.

Tunggu ...

Bukankah mereka baru saja berdiri disana hanya berkisar kurang dari sepuluh menit, mengapa Misca terlihat lelah?

"Sayang, kau baik baik saja kan? Haruskah kita me-reschedule nya?" tanya Philip khawatir pada Misca.

Misca menghela nafasnya pelan. Ia tak habis fikir dengan suaminya yang selalu saja memikirkan hal yang berlebihan.

Sejak kapan ia mengatakan bahwa dirinya sakit? Bukankah tadi ia hanya mengatakan bahwa dirinya sedikit lelah dan meminta untuk duduk terlebih dahulu?

"Aku baik baik saja. Aku hanya ingin duduk," ujar Misca pada akhirnya yang di angguki oleh Philip.

"Syukurlah jika seperti itu, aku khawatir kau sakit," ujar Philip jujur.

Suara tawa kecil terdengar dari belah bibir Misca.

"Aku tak selemah itu."

Philip mengangguk anggukan kepala nya, tak lupa ia mengatakan bahwa ia percaya pada Misca.

Tak lama setelah nya keduanya memilih untuk duduk di bangku kosong di ruang tunggu yang ada di sana.

Cukup lama keduanya menghabiskan waktu di ruang tunggu tersebut, bahkan Philip saja masih sempat untuk menyelesaikan pekerjaan nya dari jarak jauh.

Hingga...

Suara pada pengeras suara yang memanggil pesawat yang mereka akan tumpangiz

"Ayo kita berangkat," ujar Philip santai mengulurkan tangannya menunggu Misca menyambut uluran tangannya itu.

"Greece?" Lirih Misca cukup kaget yang baru saja menyadari kemana mereka akan pergi.

Philip tak menjawab dan lebih memilih untuk tersenyum dan memegangi tangan Misca.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang