Bab 13| Kesempatan

107 50 1
                                    

Beberapa pasang mata kini tertuju pada sepasang wanita dan pria yang sedari tadi sibuk bergandeng tangan saat memasuki ruangan VIP yang memang telah di pesan untuk kedua belah pihak keluarga yang telah hadir di sana.

Pandangan dari beberapa orang disana tampaklah berbeda beda, dan tentunya memiliki sudut pandang berbeda pula satu sama lainnya.

"Philip," lirih Veer yang berdiri lebih dahulu di dampingi oleh Josh yang berada di sisi kanan pria paruh baya itu.

Jujur saja tatapan manik Veer dan juga Josh saat mendapati Philip dan Misca seperti baru saja melihat suatu hal yang jauh dari dugaan mereka, terlebih Misca dan Philip bergandengan tangan seperti telah akrab satu sama lain.

Bukankah Josh mengatakan bahwa Philip kabur dan semacam nya? Lalu mengapa justru putra nya datang bersama dengan Misca? Apakah sebelumnya Misca dan Philip memang telah membuat janji untuk saling bertemu satu sama lain? Jika memang hal itu terjadi, sejak kapan keduanya bertemu?

Sebuah teka teki panjang yang kini bersarang di kepala Veer mengenai putranya itu.

"Ah ... Daddy," lirih Philip dengan tenang tanpa terlalu berekspresi yang berlebihan.

"Apakah kalian berdua hendak mengerjaiku? Kau hampir saja membuatku malu di hadapan keluarga Misca," lirih Veer setengah berbisik di telinga Philip, agar yang lain tak dapat mendengar pembicaraan mereka.

Philip tersenyum tipis, dan membisikkan kalimat tak sesuai ekspektasi dari Veer.

"Bukankah seharusnya aku mendapatkan penjelasan dari mu ... Daddy?" balas Philip berbisik di telinga sang ayah.

Misca yang melihat keduanya terlihat tak terlalu bersahabat, dengan inisiatif segera mengambil alih. Ia tak ingin pertemuan tersebut menjadi sia sia.

"Dad, perkenalkan ini calon suami ku Philip Camille Baldwin, dan juga Paman Veer, ayah dari Philip," ujar Misca memperkenalkan keduanya.

Parvez menganggukan kepala nya, sembari meminta putrinya untuk segera duduk, dan tentu saja mempersilahkan Veer serta Philip untuk duduk di bangku kosong yang telah di siapkan.

Manik Philip tampak sibuk membaca raut wajah keluarga Misca yang jujur saja membuat dirinya semakin tertarik akan keluarga Misca yang sebelumnya ia tak memedulikannya sama sekali.

"Si..-Sir," lirih Josh ragu ragu membuka suaranya.

"Kau boleh pulang Josh."

Hanya kalimat itu yang pada akhirnya Josh dapat dengar dari belah bibir Philip.

'Apakah Mr. Philip akan memiliki dendam padaku?' Monolog Josh yang mulai melangkahkan kaki nya menjauh dari sana.

"Bisakah kau meyakinkan saya mengapa kau ingin menikah dengan anak saya?"

Pertanyaan tanpa basa basi justru di berikan oleh Parvez dalam mengawali pertemuan di antara dua keluarga itu.

Philip dengan cepat memberikan senyumannya pada Parvez. Jujur saja jika ia tak mengingat alasan yang pada akhirnya ia menyetujui pernikahan tersebut, maka akan lebih mudah baginya untuk meluruskan pada Parvez bahwa dirinya dan Misca tak saling mencintai sehingga mustahil untuk mereka berdua menikah.

Namun keputusan Philip telah bulat untuk menikah dengan Misca, gadis naif yang baru ia kenal itu, sehingga pemuda itu mulai membuat skenarionya sendiri.

Bukankah Philip tak menyukai kebohongan atau manipulasi? Lalu mengapa ia seakan membuat sebuah siasat untuk memanipulasi cara pandang Parvez padanya?

Hal itu tak lain, dan tak bukan karena menurut Philip calon istrinya terlalu lemah untuk membantu nya dalam membuat sebuah argumen yang kuat dan mungkin saja hasilnya berakibat fatal.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang