Bab 6| Pengumuman Penting

160 58 1
                                    

"Welcome, brother!" Pekik gadis berusia 22 tahun itu sembari memeluk pemuda jangkung yang ada di hadapannya itu.

Pemuda itu hanya tersenyum tipis dan menghela nafasnya pelan, sembari membalas pelukan pada sang adik kesayangannya.

Tak berapa lama setelah nya barulah pemuda itu melepaskan pelukannya.

"Mengapa Daddy tiba tiba memaksa ku kemari, bahkan malam ini, kau tak sedang membuat kesalahan bukan?" Lirih pemuda dengan nama lengkap Brady Cale Johanson.

Beberapa kali Misca mengerjapkan maniknya pelan, seakan ia bingung akan mengatakan apa pada pemuda di hadapannya itu.

"Wait ... apakah dugaanku benar?" tanya Brady pada Misca yang kini mulai serius akan pertanyaan nya itu.

Misca tak menjawab apapun, melainkan ia hanya sibuk menarik tangan sang kakak yang memang di panggil khusus oleh ayah nya.

'Mengapa aku merasakan bahwa ada hal buruk yang akan di bicarakan?'

"Misca, apakah kau benar benar tak akan berkata apa apa padaku?" tanya Brady.

Hening ...

Gadis itu memilih diam seribu bahasa, tak menjawab pertanyaan dari sang kakak, yang biasanya pertanyaan apapun jika Brady yang menanyakan nya pasti akan segera di jawab dengan cepat.

Brady menghentikan langkah kaki nya, yang sudah pasti membuat Misca berhenti dan sedikit terpelanting ke belakang, lantaran tenaga Brady cukup besar untuk menghentikan langkah gadis dengan tubuh ramping itu.

"Brother!" pekik Misca heboh.

"Apakah sekarang kau berubah?" tanya Brady dengan sedikit penekanan pada suara nya.

Seketika Misca terdiam, dengan bulu kuduk nya yang terasa meremang.

Oh ayolah mengapa kali ini ia merasa di sudutkan oleh sang kakak?

Hal itu yang kini terbesit di pemikiran dirinya.

"Bro..-brother, apakah tak bisa Daddy saja yang bicara? A..-aku tak membuat kesalahan," ujar Misca dengan sebelah tangannya yang bebas memegang ujung bajunya.

Sungguh ia merasa sedikit tertekan dengan tatapan dari sang kakak.

Brady mau tak mau menghela nafasnya pelan dan sebelah tangannya yang bebas terulur mengusak rambut Misca.

"Baiklah, hanya kali ini aku akan mentolerir, lain kali kau harus mengatakan apapun itu padaku," ujar Brady pada sang adik kesayangannya yang terkesan posesif.

Misca memberikan senyuman cantiknya dan dengan cepat menganggukan kepala nya menyadari bahwa sang kakak telah kembali melunak.

Brady menghela nafasnya pelan, dan melanjutkan langkah kaki nya masuk ke dalam rumah bergaya klasik itu.

"Let's go, Daddy sudah menunggu di ruang keluarga," ujar Misca pada Brady.

Brady mengerutkan keningnya bingung. Pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya tak muncul di kepala nya, seketika banyak pertanyaan yang muncul di kepalanya.

.
.

Semua tatapan beberapa orang di ruang keluarga seketika langsung menatap Brady dan juga Misca.

"Dad, sebenarnya apa yang tengah terjadi disini, mengapa Daddy mengumpulkan kami?" tanya Brady secara terang - terangan pada sang ayah yang sudah duduk dengan tenang, dengan di hadapannya terdapat dua orang gadis lainnya yang tak lain adalah kakak dari Misca.

Sheila Amora Johanson, dan Meira Olive Johanson.

Tunggu ...

Jika sebelumnya di sebutkan bahwa Misca adalah putri ketiga Parvez dan merupakan putri bungsu, lalu mengapa kini berkesan Misca memiliki tiga kakak?

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang