Bab 64| Acara Lelang (7)

47 21 0
                                    

Seorang pemuda tampak mengepalkan tangannya melangkah kan kaki nya keluar dengan raut wajah yang sangat jelas terlihat kemarahannya.

"Ka Brady?" Lirih Misca yang tak sengaja bertemu dengan kakak nya itu.

Spontan Brady kaget dengan Misca yang justru menemukan dirinya. Oh ayolah ia tak ingin memulai pertengkaran yang tak berarti dengan Misca seperti beberapa tahun lalu.

"Oh ... hai?"

Brady dengan gugup nya justru berakhir dengan melontarkan kalimat tanya yang tak seharusnya ia keluarkan.

"Ada apa? Apakah kau menyembunyikan sesuatu dari ku?" tanya Misca pada akhirnya pada Brady.

'Sial! Sepertinya aku salah.' Monolog Brady pada dirinya sendiri menyadari kesalahannya itu.

Brady menegukkan salivanya kasar dan hanya menatap ke arah Misca tanpa mengeluarkan sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya itu.

"Brother?" tanya Misca sekali lagi memastikannya pada Brady.

Tak lama Brady akhirnya mengatakan ia tak menyembunyikan sesuatu hanya saja ia takut jika Misca kembali salah paham padanya.

Misca mengerutkan keningnya bingung.

"Aku? Salah paham? Mengapa aku dapat salah paham?"

Satu hal Brady baru saja melupakan jika sang adik bukanlah seperti gadis lainnya yang selalu berprasangka pada yang lain, justru sebalinya!

Brady menggelengkan kepalanya.

Kali ini jujur ia bingung harus mengatakannya dari mana kemana pada sang adik.

"Bisakah ku melupakannya saja? Aku kesini hendak mencari suamimu."

Manik Misca justru mengerjap beberapa kali.

"Suamiku? Ada apa mencari Philip?"

"Urusan laki laki."

Kalimat yang tentu saja tak mudah untuk di patahkan oleh seorang Misca. Dalam hati kecil ia ingin sekali kembali bertanya pada Brady atas rasa penasarannya itu, hanya saja ia mengurungkan niatnya untuk menanyakan nya lebih lanjut, sebab Brady mengatakan bahwa ia hendak bertemu dengan suaminya.

"Tadi ia menuju toilet, tapi sudah sepuluh menit dia belum kembali, bisakah kau periksa suamiku apakah dia masih berada di dalam?" lirih Misca pada akhirnya pada Brady yang justru meminta bantuan sang kakak.

'Toilet?'

Brady tentu saja menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Misca, dan tak lama pemuda itu melangkahkan kakinya segera menuju toilet yang di katakan oleh Misca sebelumnya.

.
.

"Phil—"

Brady menggantungkan kalimat nya ketika melihat tangan Philip terluka dengan kaca yang ada di hadapannya pecah begitu saja.

"Hei, ada apa? Kau baik baik saja?" tanya Brady mendekat ke arah Philip yang tampak menundukkan kepalanya tanpa mempedulikan tangannya yang terluka.

Philip tak bergerak ataupun bersuara.

Terlihat jelas bahwa pemuda itu tengah mengatur deru nafasnya.

"Bisakah kau temani Misca terlebih dahulu?"

Hal itu yang langsung di tanyakan pada Philip pada Brady.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang