Bab 48| Bulan Madu

77 33 0
                                    

Misca yang tak memahami apa maksud bulan madu, kini menolehkan kepalanya menatap sang suami yang berada di sebelah nya.

"Ada apa?" tanya Philip dengan nada bicara rendah berusaha memahami dari gestur tubuh Misca.

"Apakah kau tahu maksud pertanyaan Daddyku? Aku tak mengerti," lirih Misca yang terlampau jujur pada Philip dengan setengah berbisik.

Jujur saja ada perasaan ingin mengerjai Misca dalam pikiran sesaat nya, hanya saja di sisi lainnya jika ia menggunakan perasaannya tentu saja ia tak akan tega pada istrinya yang terlampau polos itu.

"Semacam sebuah perjalanan yang di design untuk pasangan pengantin baru yang baru saja menikah, biasanya bertujuan agar sang pasangan baru dapat beradaptasi dengan pasangannya satu sama lain," ujar Philip pada akhirnya memberitahu pada Misca dengan berbisik pada istrinya itu.

Misca tampak menganggukan kepalanya, berusaha mencerna dengan seksama kalimat dari Philip yang baru saja di katakan padanya.

"Kita tak punya rencana?" tanya Misca dengan polosnya pada Philip bersungguh sungguh bertanya mengenai hal tersebut pada suaminya.

Tak sadarkah Misca dengan apa yang baru saja ia lakukan itu sama saja ia seperti tengah memojokkan suaminya itu?

Rasanya ingin sekali ia mengatakan pada Misca untuk tak ikut mengompori dirinya agar mengikuti kemauan dari sang mertua.

Hanya saja Misca tetaplah Misca yang tak menyadari situasi yang tengah terjadi saat ini.

"Kau sungguh ingin melakukan perjalanan bulan madu?" tanya Philip pada akhirnya pada Misca meminta pendapat istrinya sendiri.

Sebuah anggukan kepala tiba tiba saja Misca berikan pada Philip, dan mengatakan pada suaminya itu bahwa ia ingin sekali jalan jalan menikmati suasana yang berbeda.

Jika Misca telah mengatakan demikian, maka Philip tak dapat menolaknya, serta tentu saja Philip memberitahu pada Parvez bahwa memang mereka akan berniat untuk bulan madu, hanya saja hal tersebut dapat di lakukan setelah acara lelang yang di selenggarakan oleh Miracle Foundation selesai.

"Ah, ternyata karena hal itu," ujar Parvez yang cukup menjelaskan semuanya.

Misca mengerjapkan maniknya malas. Ia membutuhkan beberapa waktu untuk mencernanya, hingga pada akhirnya Misca mulai menyadari alasan Philip tampak masuk akal di kepalanya itu.

"Aku setuju dengan apa yang baru saja Philip katakan, karena memang benar lelang kali ini cukup akan menyibukkan diriku, dan sepertinya akan seperti itu hingga hari-H berlangsung."

Parvez tampak menganggukan kepalanya. Ia tahu betul bagaimana acara tersebut memang biasanya memakan waktu dalam penyiapannya.

"Jika kalian membutuhkan bantuan ku, maka kau dapat mengatakannya langsung padaku, aku akan berusaha semaksimal mungkin membantu kalian."

Philip dan juga Misca serempak menganggukan kepalanya sesaat mendengar kalimat dari Parvez tersebut.

"Dad, kau yang terbaik," ujar Misca pada Parvez sembari memberikan sebuah jempolnya pada pria paruh baya yang berada di hadapannya itu.

Parvez memberikan senyum yang lebar pada Misca karena telah memberikan sebuah pujian padanya.

Meira dan Sheila yang melihat interaksi Philip dan Misca langsung saja hanga menatap nya penuh sinis seakan keduanya tak ingin mendukung pengantin baru tersebut.

"Dad, sebenarnya apa tujuan Daddy mengumpulkan kami semua selain menyambut Philip bergabung dengan kita?"

Parvez mengerutkan keningnya bingung, dengan perkataan yang baru saja di tanyakan oleh salah sayu putrinya itu.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang