Brady dan juga Philip kini tampak berjalan sejajar dengan keduanya yang jauh terlihat lebih santai serta akur, layaknya seperti teman lama yang baru saja bertemu kembali.
"Aku tak akan percaya jika mengingat kau adalah suami adikku, terlebih kau dapat mengetahui identitasku bukan hanya dalam bertemu langsung melainkan dalam dunia maya yang seharusnya kau tak dapat menemukan identitasku dengan mudah."
Philip sedikit memberikan senyumannya. Entah mengapa pribadi dirinya yang biasanya ia tak akan memberikan sebuah senyuman pada orang lain dengan mudah nya, kini menjadi sebuah keajaiban semenjak ia menikah dengan Misca.
"Aku juga tak menyangka jika istriku memiliki kakak laki laki, yang tadinya ku fikir hanya memiliki dua kakak perempuan saja."
Brady menghela nafasnya pelan, dan mengatakan pada Philip justru hal itulah yang membuat kesan Philip berbeda di kepala nya saat ini.
"Aku menghargai mu sebagai suami adikku."
Lagi - lagi Philip memberikan senyumannya dan merangkul Brady.
"Aku anggap itu pujian, dan terimakasih telah mengizinkan Misca untuk menjadi milikku, karena Misca aku menjadi pribadi yang lebih manusiawi."
Kali ini Philip memberikan pernyataan jujur pada Brady tanpa adanya yang harus ia tutupi sama sekali. Sungguh ia benar benar merasa bahwa Brady adalah orang baru kedua yang mendapatkan tempat khusus bagi seorang Philip, setelah Misca tentunya.
Brady hanya sibuk menganggukan kepalanya, tanpa melakukan penolakan sama sekali.
.
.
Seperti yang di katakan oleh Brady bahwa adanya pertemuan keluarga hari ini, maka selain Brady dan juga Philip sudah duduk dengan tenang di ruang keluarga.
"Philip?" lirih Misca yang cukup terkejut dengan kehadiran suaminya yang sebelumnya tak membalas pesannya dan kini sudah muncul di hadapannya itu.
Philip tersenyum, dan secara otomatis segera mengambil tempat kosong tepat berada di samping Misca.
"Ku kira kau marah, dan tak akan menjemputku disini, sehingga kau tak membalas pesan ku padahal kau telah membacanya?" lirih Misca setengah berbisik pada Philip.
Philip menghela nafasnya pelan. Bagaimana mungkin ia akan meninggalkan istrinya itu disana sendiri? Ia saja saat mendengar berita tersebut secepat mungkin menyelesaikan pekerjaannya agar ia dapat datang dengan cepat menjemput istrinya tersebut.
"Malam Dad," ujar Philip menyapa mertuanya.
"Malam, terimakasih sudah datang ke kediaman kami."
Philip memberikan senyuman nya pada Parvez yang mengatakan demikian. Tak lupa Philip memberikan sebuah anggukan kepala pada Sheila, dan Meira, yang sejujurnya ia tak respect sama sekali. Jika tak mengingat bahwa kedua gadis itu masih memiliki hubungan sedarah pada sang istri, sudah dapat di pastikan bahwa Philip tak akan menyapa mereka, karena keduanya menurutnya sama dengan kategori manusia yang ia benci, dan menurut nya patut di musnahkan.
"Mengapa kau tak memberitahu padaku bahwa ada pertemuan keluarga seperti ini?" tanya Philip setengah berbisik pada Misca.
Misca kini balik mengerutkan keningnya bingung menatap suaminya itu.
"Bukankah kau tak terlalu menyukai hal semacam ini?" tanya balik Misca setengah berbisik dengan polosnya akan pertanyaan Philip.
Philip hanya dapat tertawa kecil dalam hatinya. Ia tak menyangka bahwa Misca seakan telah tinggal lama bersama dirinya. Bagaimana mungkin gadis itu dapat mengenal dirinya dengan baik dalam waktu singkat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...