Bab 80| Perjalanan Pulang (3)

38 15 0
                                    

"Brady, mengapa adikmu belum mengabariku kalau mereka telah sampai di sana atau belum?" Lirih Parvez yang entah mengapa merasa gelisah ketika sang putri kesayangannya tak kunjung memberi kabar padanya.

Ingin rasanya ia menghubungi putrinya itu lebih dahulu, hanya saja di sisi lainnya ia merasa jika ia menghubungi Misca lebih dahulu dapat mengganggu gadis itu, untuk itu Parvez memilih menunggu hingga Misca sendiri lah yang menghubungi dirinya.

"Mungkin mereka langsung bersenang senang disana, lagi pula banyak wisata yang dapat mereka lihat disana bukan?"

"Begitukah menurutmu?" Tanya Parvez kembali pada Brady.

Brady dengan mantap menganggukan kepala nya.

Lagi pula terakhir ia berkomunikasi dengan Philip semuanya terasa lancar, jadi ia meyakini bahwa semuanya akan baik baik saja.

Entah mengapa Parvez yang biasanya merasa cukup lega dengan kalimat penghibur dari Brady, kini terasa sama saja, tak terpengaruh untuknya.

Apakah ada hal yang terlewat olehnya?

Hal hal semacam itu yang masih saja mengganggu pemikiran dari Parvez.

Brady yang menyadari nya akhirnya menghela nafasnya panjang, dan mengatakan pada sang ayah bahwa ia akan mencoba menelfon Philip terlebih dahulu.

Parvez langsung menganggukan kepalanya mengiyakan perkataan Brady.

Tak perlu waktu yang lama Philip mengangkat telefon Brady.

"Bagaimana liburan kalian? Apakah menyenangkan?" Lirih Brady yang terdengar sekali tengah berbasa basi.

Philip tak bersuara untuk beberapa saat. Brady yang sebelumnya hendak me-loudspeaker, kini mulai meragukannya.

'Apa yang terjadi? Mengapa ia tak langsung meresponku?'

"Aku tahu kalian bersenang senang tetapi bisakah kalian menghubungi Daddy? Ia sangat khawatir dengan adikku, bisakah kau memberikan telefonnya padanya sebentar?"

Jujur saha Brady menyadari ada yang tak beres, hanya saja situasi saat ini tentu saja tak dapat ia hindari.

"Baik, aku akan memberikan telefonnya pada Misca."

Tak lama setelah nya sebagaimana yang di katakan oleh Philip, maka kini Misca lah yang memegang telefon dari Brady, begitu pun Brady telefonnya telah di serahkan pada Parvez.

"Dad," lirih Misca di seberang telefon.

"Hng, bagaimana keadaan disana? Apakah liburanmu menyenangkan?" tanya Parvez yang langsung to the point pada Misca.

Misca menganggukan kepala nya cepat tanpa bersuara. Parvez yang tak mendengar sebuah jawaban dari Misca tentu saja di buat bingung seperkian detik.

"Misca?" Tanya Parvez kembali berusaha memastikan bahwa putri kesayangannya berada di seberang telefon.

"Ah iya Dad, aku hampir lupa bahwa kau tak melihat ku, aku sibuk menganggukan kepalaku tanpa bersuara," lirih Misca jujur.

Parvez yang mendengar nya tentu saja tergelitik. Ia merindukan Misca yang biasanya selalu menempel padanya, hanya saja tidak setelah Misca menikah!

"Apakah kau bahagia?" Lirih Parvez di luar dugaan Misca atau pun Brady.

"Tentu saja aku bahagia, jika aku tak bahagia, pasti aku akan berlari menghampiri Dad," ujar Misca cepat.

Lagi lagi tawa Parvez pecah ketika mendengar jawaban Misca yang terdengar tanpa beban itu. Jika saja Parvez mendengar keraguan dari nada bicara Misca sudab dapat di pastikan Parvez akan meminta Misca untuk kembali ke sisinya, hanya saja yang terjadi...

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang