Bab 25| Pesta Pernikahan

95 46 0
                                    

Tak terasa waktu yang di lalui oleh Misca dan Philip terus berjalan, dan rencana pesta pernikahan mereka telah benar benar matang, bahkan undangan yang akan mereka undang tentu nya telah di sebar.

Adapun undangan yang mereka undang dalam menghadiri pesta pernikahan mereka tak terlalu banyak, hanya beberapa orang yang menurut keluarga Parvez dan Veer yang di anggap penting lah yang di undang oleh mereka, sedangkan untuk kolega kerja, baik dari pihak Misca dan Philip juga tak sepenuhnya mereka undang.

Mereka memilih untuk melangsungkan pernikahan mereka dengan cukup intimate, tetapi memiliki kesan tersendiri.

Gaun putih yang cantik kini telah melekat pada tubuh Misca. Beberapa kali Misca tampak mengambil nafasnya dalam dalam dan menghela nya secara perlahan.

Sungguh ia tak menyangka bahwa pesta pernikahan yang di mana ia sendiri yang meminta usulan pada sang ayah benar benar akan terealisasi hari ini di ballroom hotel yang sudah mereka booking sebelumnya.

"Kau rileks saja Misca," ujar salah satu kakak perempuannya yang kini datang ke ruang tunggu dimana Misca berada di sana.

Wajah tegang Misca tentu saja tak dapat tertutup semuanya. Ia cukup gugup dengan acara hari ini.

"Apakak menurut kakak semuanya akan berjalan dengan lancar?" tanya Misca pada akhirnya tak dapat memendam kegugupannya itu di depan sang kakak.

Meira memberikan senyumannya pada Misca sembari menepuk pundak Misca seraya menenangkan adik nya itu.

"That's okay, semuanya akan baik baik saja, ku harap kau bahagia dengan pilihan mu Misca."

Misca menegukkan salivanya kasar, dan menganggukan kepala nya.

"Ku harap semuanya lancar Ka," ujar Misca pada akhirnya berusaha menenang kan dirinya melawan rasa gugup yang sedari tadi menghantuinya.

Tak lama seorang pemuda tampak mendekat menghampiri Misca.

"Aduh adik kecilku sekarang baru terlihat jauh lebih dewasa, dan cantik mengenakan pakaian seperti ini," ujar Brady yang kini juga telah hadir di sana menampakkan dirinya.

"Brother!" pekik Misca yang langsung sedikit berlari ingin memeluki Brady melepaskan rasa gugup nya itu pada sang kakak laki laki.

Bagaimana pun Misca paling dekat dengan Brady, untuk itu ia merasa jauh lebih tenang ketika melihat orang yang selama ini melindungi nya berada di dekat nya.

"Woah, rupanya adikku menunggu kehadiranku," goda Brady pada Misca yang tampak manja memeluki dirinya.

Tak ada jawaban dari Misca, melainkan gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada Brady seakan ia tak ingin melepaskan pelukannya pada Brady sedetik pun.

Meira yang melihat interaksi kakak dan adik itu hanya dapat memutarkan maniknya malas. Ia selaku kakak dari Misca tak pernah sedekat itu jika bersama dengan Misca, apalagi Brady.

Bisa dibilang mereka dekat hanya sebatas mereka menyadari bahwa mereka memiliki hubungan dari yang beratasnamakan keluarga, tak lebih dari itu.

"Misca, sepertinya aku tunggu di luar ... ku harap semuanya berjalan lancar hari ini."

Dengungan cepat segera di balas oleh Misca membalas perkataan Meira tersebut.

Tak lama setelah Misca melepaskan rasa gugup nya barulah ia melepaskan pelukannya pada Brady yang masih setia ada di hadapannya itu.

"Kukira kau tak akan datang, karena Daddy berpesan jika seandainya kau tak datang aku tak boleh kecewa karena hal itu," ujar Misca jujur pada Brady.

Brady menatap Misca dengan serius dan tak lama ia mengatakan pada Misca bahwa ia 'hampir' tak hadir dalam pesta pernikahan Misca dan Philip hari ini, lantaran ia harus tetap konsisten dalam menutupi identitas dirinya, hanya saja setelah menimbang dengan baik yang nantinya justru mengganggu pesta pernikahan berlangsung, pada akhirnya Brady menurunkan egonya dan memilih hadir datang dalam pesta pernikahan Misca dan Philip.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang