Bab 55| Menunggu

42 29 0
                                    

Tak terasa waktu terus berjalan, dan kini Misca telah berada di ruang tengah tersebut selama kurang lebih 40 menit.

Seperti yang di katakan oleh Philip sebelumnya, maka kini suaminya benar benar telah larut dalam pekerjaannya, dan tak ada satupun suara yang dapat di dengar oleh Misca mengenai suaminya.

Semula Misca merasa biasa saja dengan waktu yang terus berjalam maju, tetapi lambat laun gadis itu mulai sedikit bosan, sehingga tak lama ia mengambil handphonenya, dan mengetikkan sebuah pesan pada seseorang yang ia dapat pastikan bahwa orang tersebut tentu nya akan merespon pesannya dengan cepat.

Benar saja tak sampai satu menit sebuah pesan masuk ke dalam handphone nya. Gadis itu segera mengecek isi pesan yang tertera di sana.

[Tunggu aku dalam dua puluh menit]

Hanya kalimat itu yang ia dapatkan dari seseornag yang ia sayang selain Philip sebagai suaminya tetunya.

Rasanya Misca ingin sekali melangkahkan kaki nya masuk ke arah ruang kerja suaminya, hanya saja ia tahu bahwa suaminya tentu nya tak akan menyukai sikap nya jika ia memaksakan kehendak yang tak diinginkan oleh Philip.

Ia sebisa mungkin berusaha menolerir banyak hal sebagaimana suaminya yang mulai terbiasa dengan sikap nya yang bisa di bilang sangat bertentangan dengan sifat dan naluri Philip.

'Misca kau harus dapat berfikir rasional.' Monolog MIsca berusaha menyadarkan dirinya, yang masih saja mencoba beranjak dari posisi nya menuju ruang kerja Philip.

Misca memilih duduk bersila di sofa tersebut sembari menegakkan tubuhnya dan memejamkan maniknya, mencoba menstabilkan dirinya yang sedikit mulai terpancing akan suasana yang ada.

Tepat sekitar dua puluh menit, sosok salah satu pria kesayangannya melenggang masuk ke ruangan di mana Misca juga berada di sana.

"Brother!" pekik Misca yang menyadari bahwa Brady lah yang datang kerumah nya.

Misca mulai sedikit berlari dan sengaja masuk ke dalam pelukan Brady, sang kakak kesayangan yang selali memanjakannya itu.

"Dimana Philip? Mengapa kau merasa bosan? Bukankah kemarin kemarin kalian seperti tak dapat di pisahkan? Buktinya saja kau tak bekerja di saat waktunya bekerja?" tanya Brady bertubi tubi pada Misca.

Gadis itu tak menyangka akan mendapatkan sebuah pertanyaan yang panjang di saat ia memanggil kakak nya itu datang ke rumahnya bersama dengan Philip.

"Philip mendapatkan pekerjaan tambahan, menyangkut teroris, negara semacam nya aku tak tahu, dan akhirnya ia berakhir di ruang kerja nya, sudah satu jam berlalu ia tak mengeluarkan suara nya sama sekali saat berada di ruangan itu," ujar Misca asal sesuai dengan apa yang ia ingat sekaligus apa yang ia ingat akan perkataan terakhir Veer dan Philip.

Brady mengerutkan keningnya. Jujur saja ia sedikit penasaran dengan apa yang tengah Philip kerjaan terlebih jika apa yang sedang di kerjakan oleh Philip adalah hal yang benar benar serius.

"Harus kah aku membantunya agar cepat selesai?" lirih Brady tiba tiba tak sesuai dengan ekspektasi nya itu.

"Hah?"

Kali ini ia tak habis fikir dengan pria pria yang berada di sekelilingnya. Mengapa kedua pria kesayangannya itu memiliki hal unik yang tak dapat ia mengerti?

Kurang lebih hal semacam itu yang ada di dalam pemikiran seorang Misca.

Misca memutarkan maniknya malas. Sungguh ia ingin sekali rasanya menyumpal siapapun yang hendak membicarakannya ataupun yang tak sejalan dengan pemikirannya. hanya saja tentu saja tak dapat ia lakukan sama sekali, walaupun pemikirannya telah liar kesana kemari.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang