Bab 50| Sarapan Pagi

66 31 0
                                    

Seperti pagi pagi sebelumnya, kini Misca telah terbiasa jika bangun pagi di suguhi dengan wajah tampan suaminya, walaupun terkadang ia di suguhi dengan wajah barefacae suaminya seperti hari ini, ataupun dengan suaminya yang telah rapi dengan setelah kantor nya seperti biasa.

"Philip bangunlah, kau harus ke kantor bukan?" Lirih Misca berusaha membangunkan suaminya yang masih terlelap dan sepertinya masih larut dalam mimpi nya itu.

Tak ada jawaban dari sang suami, dan hanya pergerakan kecil dari Philip yang justru menggeliat pelan memeluki sang istri yang berada di sebelahnya itu.

Misca yang sebelumnya telah terbiasa dengan situasi pengantin baru di antara dirinya dan juga Philip mendadak ia merasa canggung dengan situasi yang ada belum lagi dengan pipinya yang telah memerah sempurna. Sungguh ia merasa canggung berada di sana. Tak bisakah sang suami membuka maniknya dan menepis kecanggungan yang ada disana.

Oh ayolah Misca semakin kikuk dengan pergerakan Philip yang justru semakin mempererat pelukannya itu seakan Misca tak boleh pergi kemanapun selama ia tertidur.

Degup jantung Misca semakin berdegup cepat, dan kesadaran Misca akan kewarasan semakin menipis.

Bagaimana jika Misca mulai mengedepankan perasaannya tanpa mengedepankan pemikirannya?

Hal hal seperti itu yang kini semakin berputar di kepalanya.

Misca mengambil nafasnya dalam dalam dan menghela nya secara perlahan, sebelum memanggil suaminya kembali.

"Philip, bangunlah ... jika kau tak bangun sekarang nanti kau kesiangan, bukankah kau biasanya memiliki jadwal yang padat?"

Misca mencoba tenang bertanya pada suaminya itu agar bangun dari tidurnya.

"Aku memiliki waktu yang banyak jika berada di dekat mu."

Seketika tubuh Misca menegang mendengar suara Philip tak terduga di telinga nya.

Apa maksud perkataan Philip?

Apakah suaminya itu benar benar telah bangun, tetapi sengaja belum membuka maniknya?

Bagaimana bisa seperti itu.

"Kau sudah bangun?" Tanya Misca berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Philip.

Hanya saja ....

Sia - sia!

Pelukan dari Philip terlalu erat dan seperti di sengaja oleh pemuda itu untuk tak melepaskan pelukannya.

"Bagaimana jika sebelum bulan madu kita latihan dulu?" tanya Philip setengah berbisik di telinga Misca dengan manik yang telah terbuka.

Spontan Misca menolehkan kepalanya menatap ke arah Philip. Ia hendak memastikan ucapan Philip apakah terlihat tengah mengerjainya atau serius.

'Serius?'

"Apa maksudmu latihan? Apakah ada hal yang membutuhkan latihan seperti olahraga?" tanya Misca dengan polosnya pada Philip.

Rasanya Philip ingin tertawa mendengar pertanyaan dari Misca, hanya saja tentu saja ia mengurungkannya!

"Hampir mirip, hanya saja ini di lakukan secara naluri."

Misca mengerjapkan maniknya tak mengerti perkataan Philip.

"Aku tak mengerti."

Philip dengan gerakan cepat kini telah mengukung istrinya kini tepat berada di bawahnya.

"Jika posisi ku seperti ini apakah kau dapat menebak langkah selanjutnya?"

Seketika tubuh Misca menegang, dan beberapa kali gadis itu berusaha menelan salivanya kasar.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang