Banyak pasang mata kini tampak fokus pada Misca yang telah berjalan di altar, dengan menggenggam sang ayah di tangan kanan nya.
"Daddy tak menyangka bahwa hari ini akan terjadi," ujar Parvez yang mendadak mellow melihat putri kesayangannya yang sebentar lagi akan di sambut oleh pasangan hidupnya.
"Dad, jangan mengatakan seperti itu, nanti aku sedih," ujar Misca yang ikut terbawa suasana atas perkataan dari Parvez sebelumnya.
Kedua nya tampak saling menguatkan dan merangkul putrinya itu agar dapat berdiri tegak di hari pernikahan sakral nya itu.
Tak lama setelah nya Philip yang telah siap di ujung altar berjalan mendekat menyambut Misca yang dapat di lihat dari kejauhan dengan gaun cantiknya itu.
"Mulai sekarang aku yang akan mendampingi nya Dad, aku tak akan menyia-nyiakan Misca, dan akan membuat nya bahagia bersamaku."
Kalimat tersebut tentu saja telak membuat Parvez secara otomatis menurut pada pemuda itu. Entahlah ada rasa percaya yang ia rasakan di dalam lubuk hatinya yang terdalam pada sosok Philip.
Tak lama Philip dan Misca kini sudah berjalan berdua di altar untuk mengucapkan janji satu sama lain.
Ucapan saling suka dan duka akan selalu ada di setiap kehidupan mereka tentu saja menjadi pengikat janji di antara mereka.
'Ah, aku menikah juga pada akhirnya,' ujar Philip dalam benak menyadari hal yang terjadi dalam hidupnya.
Mungkin pernikahan mereka di awali dengan sebuah permainan, tetapi pernikahan sakral hari ini bukanlah sebagai permaianan biasa, bisa di bilang sebuah permainan takdir yang akan di kenang hingga akhir hayat.
Tak ada main main jika menyangkut hal tersebut!
"Kedua belah pihak kini boleh memberikan kecupan manis kepada pasangan masing masing."
Spontan pipi Misca terlihat memerah sempurna. Gadis itu malu bukan main jika harus memberikan ciuman pertamanya di hadapan banyak orang.
"A..-aku malu," cicit Misca pada akhirnya mengatakan pada suaminya itu.
Dengan gerakan cepat Philip menarik pinggang Misca, dan tak lama ia mendaratkan sebuah kecupan singkat pada bibir mungil Misca.
"Kau lucu," ujar Philip setengah berbisik di telinga Misca.
Gemuruh tepukan tangan dari tamu undangan kini dapat terdengar dengan jelas di telinga Misca dan Philip.
Semuanya tampak terlihat bahagia selama pesta tersebut berlangsung.
***
"Apakah kau sudah dengar bahwa pernikahan hari ini tak lain hanya karena bertujuan untuk menggabungkan kedua perusahaan besar saja agar menjadi lebih kuat di banding perusahaan perusahaan lain?" tanya seorang gadis berbisik dengan gadis lainnya sibuk bergosip akan apa yang terjadi hari ini.
"Kau yakin? Tapi kurasa mereka saling mencintai," kilah seorang lainnya yang mencoba berbeda pendapat dengan apa yang di katakan oleh gadis sebelumnya.
Sebuah gelengan kepala gadis itu berikan pada sahabat nya itu.
Entahlah gadis itu merasa bahwa tak ada rekayasa dari apa yang ia lihat.
{Bos, sepertinya ada yang membicarakan kalian.}
Garnet seperti biasa tetap bekerja sebagaimana mestinya. Oh ayolah Philip sebagai orang yang bisa di bilang prepare tentu saja tak ingin ada yang berusaha menjatuhkan nya sekalipun.
"Siapa mereka?" tanya Philip dengan santai nya sembari menyambut tamu tamu yang datang untuk bersalaman dengan nya.
{Kolega Mr. Veer, Bos.}
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...