Bab 43| Telefon

60 29 2
                                    

Di saat Misca ragu hendak menelfon suaminya, telefonnya tiba tiba saja berdering, spontan handphone Misca yang berada di meja nya segera ia ambil hendak memeriksa siapa yang menelfonnya terlebih dahulu.

'Philip.' Monolog Misca sembari menyunggingkan senyumannya itu. Entah mengapa saat melihat nama sang suami yang tertera pada layar handphone nya maka dengan spontan kedua ujung ujung bibir Misca terangkat sempurna.

Apakah hal ini yang dinamakan jatuh cinta?

Hal itu tak terlalu di ketahui oleh Misca, hanya saja ia meyakini bahwa suaminya adalah sosok yang spesial berada di dalam hatinya, bisa di bilang ia telah memberikan space khusus untuk suaminya itu di dalam hatinya, selain hatinya ia berikan pada keluarganya.

Leo yang menyadari tingkah atasannya, tentu saja memiloh undur diri dari ruangan Misca. Ia tak mau menguping pembicaraan di antara sepasang pengantin baru tersebut.

Misca hanya menganggukan kepalanya pelan, sebelum ia mengangkat telefon dari Philip.

"Hallo, apakah kau membutuhkan banyak waktu untuk mengangkat telfon dariku?"

Spontan Misca mengerjapkan maniknya mendengar perkataan Philip pertama kali saat dirinya mengangkat telefon suaminya itu.

Mengapa ia seakan mendengar nada kecemburuan dari kalimat Philip?

Hal itu yang sempat terbesit di kepala Misca, hanya saja ia langsung tepis begitu saja, lagi pula siapa yang harus Philip cemburui dengan Misca?

"Aku harus memastikan terlebih dahulu siapa yang menelfonku," ujar Misca pada akhirnya pada Philip jujur.

'Ah, rupanya ia cepat mempelajari kesalahan.'

"Baiklah, kali ini aku akan memaafkan mu," ujar Philip dengan santainya.

Misca yang mendengar suara Philip dari seberang telefon hanya dapat mengerjapkan maniknya pelan.

Kapan mereka bertengkar? Hal itu yang ada di kepala Misca saat ini.

"Ah, aku baru saja ingat," ujar Misca tiba tiba di saat suaminya itu masih sibuk menyudutkannya dengan hal yang tak jelas.

Philip mengerutkan keningnya pelan, menunggu kalimat selanjutnya yang akan di katakan oleh istrinya itu.

"Apa yang baru kau ingat?" tanya Philip ketika tak mendengar kalimat selanjutnya dari sang istri yang cukup memakan waktu beberapa menit Misca tak kunjung melanjutkan kalimatnya itu.

Dengan segala pertimbangan pada akhirnya Misca memilih melanjutkan pertanyaan nya pada Philip.

"Apakah kau serius akan ikut lelang pada acara lelang nanti? Leo baru saja memberitahu pada ku bahwa kau akan ikut berpartisipasi dalam acara lelang yang nantinya akan di adakan," tanya Misca yang langsung bertanya inti pembicaraan pada Philip.

Tanpa keraguan Philip segera menjawab pertanyaan Misca dengan yakin, dimana memang ia serius akan rencana nya dalam mengikuti acara lelang yang akan di adakan oleh perusahaan istrinya tersebut.

"Kau tak terpaksa, karena kau adalah suamiku bukan?" tanya Misca sekali lagi, sempat meragukan niat dari suaminya itu.

"Of course not, mengapa kau tak percaya padaku? Apakah menurut mu aku tak pantas untuk ikut lelang pada acara yang akan di adakan oleh perusahaan mu?" tanya Philip sengaja membuat nadanya seakan ia kecewa pada sang istri.

Spontan Misca panik, dan dengan cepat ia mengatakan bahwa ia tak bermaksud menyinggung nya seperti itu, hanya saja ia ingin memastikan bahwa sang suami mengikutinya bukan karena paksaan belaka.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang