"Bagaimana pekerjaan mu?" tanya Misca di saat hanya ada dirinya dan juga sang suami berada di kamarnya itu.
Philip mengedikkan bahunya pelan, dan mengatakan pada Misca bahwa seharusnya semuanya berjalan lancar.
"Kau yakin? Aku tak membuat pekerjaan mu tertunda bukan?" Lirih Misca khawatir karena dirinya semuanya menjadi berantakan.
Philip tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. Jujur saja Philip tak ingin Misca mengetahui apa yang sedang ia kerjakan saat ini.
Helaan nafas panjang Misca berikan saat mendengar kalimat yang baru saja Philip katakan.
"Maaf jika aku membuat mu khawatir dan membuat mu pulang hari ini."
Rasa nyeri di rasakan oleh Philip ketika mendengar perkataan itu dari belah bibir Misca. Oh ayolah ia tak ingin mendengar kalimat seperti itu.
Lagi pula Misca tak melakukan kesalahan apapun padanya.
"Jangan mengatakan hal seperti itu, seharusnya aku yang mengatakan itu, karena aku tak berada di sampingmu tadi."
Misca memberikan senyuman tipisnya dan menyuruh Philip untuk berbaring di sebelahnya. Sungguh ia tak tahu mengapa rasanya Misca tak ingin sebentar saja berpisah dari suaminya itu.
Mau tak mau Philip beranjak dari posisi nya dan hendak naik ke ranjang dimana Misca tengah berbaring di sana.
Hingga ....
"Ada apa dengan tangan mu?" tanya Misca kaget bukan main saat melihat balutan perban yang ada di tangan suaminya itu.
"Ini?" Lirih Philip memperlihatkan bahwa luka pada tangannya adalah sebuah insiden kecil.
Anggukan kepala Misca berikan pada Philip.
"Aku tak sengaja terbentur."
Jawaban asal yang justru di berikan oleh Philip menjawab pertanyaan dari Misca.
"Begitukah?" tanya Misca dengan ragunya. Oh ayolah hati kecil Misca mengatakan bahwa Philip tengah berbohong padanya.
Lagi dan lagi Philip hanya memberikan sebuah anggukan kepala pada Misca, demi membuat gadis itu percaya dengannya.
Mau tak mau Misca hanya menghela nafasnya pelan berusaha percaya dengan suaminya itu.
"Apakah kau mau memelukku hingga aku tertidur?" tanya Misca di saat Philip sudah berada di ranjang milik keduanya.
Dengan senang hati Philip segera memeluk Misca.
Bagaimana mungkin Philip menolak permintaan Misca, dimana Philip sendiri memang menyukai hal tersebut.
"Aku tadi tak bisa tidur," keluh Misca yang mulai memejamkan manik nya kembali.
Gadis itu tak mengada ada mengenai apa yang tengah ia katakan pada suaminya, karena memang benar adanya bahwa Misca tak dapat tidur saat pikirannya kesana kemari menunggu kabar suaminya.
"Tidurlah yang nyenyak, aku akan memeluk mu sepanjang malam, jadi aku akan berusaha menepis mimpi burukmu itu."
Misca memberikan senyumannya pada Philip sebelum benar benar masuk ke dalam mimpinya yang dalam.
'Ah ... istriku lucu sekali, aku tak tahu jika dia manja juga ketika saat seperti ini.'
Tak lama setelahnya Misca telah benar benar masuk ke dalam alam mimpinya, Philip yang sebelumnya tak berusaha tertidur masuk ke alam mimpinya, pada akhirnya ia ikut tertidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain.
***
"Ka, apakah kau mendengar mengenai acara lelang tadi malam terjadi kehebohan?"
"Heboh?" tanya Sheila yang seolah tak tahu apa apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...