"Ku lihat sedari tadi kau tak melepaskan senyuman mu itu, apakah sesenang itu?" tanya Philip yang berjalan beriringan bersama dengan Misca menuju lobby dimana ia akan menemui seseorang yang nantinya akan mengurusi pesta pernikahannya.
Tanpa malu dan ingin menutupi apapun pada Philip, gadis itu justru menganggukan kepala nya mengatakan pada Philip bahwa ia memang tengah senang.
'Aneh, mengapa ia mudah sekali mengatakan apa yang ia rasakan?'
"Mengapa kau merasa sangat senang?" tanya Philip yang ingin mencari tahu sejauh mana gadis itu akan dengan transparan memberitahu padanya akan hal yang tengah ia rasakan.
Misca menghentikan langkah kakinya dan menolehkan kepalanya ke arah Philip.
Mau tak mau Philip ikut menghentikan langkah kakinya dan menunggu gadis itu menjawab dari apa yang baru saj ia tanyakan sebelumnya.
Dengan cepat Misca mengatakan pada Philip bahwa ia senang lantaran sang kakak benar benar menuruti perkataan nya, bahkan ia tak kabur saat ia memiliki waktu untuk kabur.
Philip mengurutkan keningnya pelan. Pasalnya ia tak mendapatkan maksud ataupun alasan jelas yang baru saja di katakan oleh Misca.
"Bisa kau jelaskan lebih rinci? Aku tak memahami apa yang kau katakan," ujar Philip yang sudah terlanjur penasaran dengan jawaban yang akan di berikan oleh Misca.
"Mr. Philip?" Lirih seorang pemuda yang menghampiri keduanya.
Misca yang sebelumnya hendak membuka mulutnya tentu saja kembali mengatupkan mulut nya. Ia tak jadi mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya itu pada calon suaminya.
Philip menganggukan kepala nya mengiyakan perkataan pemuda yang datang mendekat padanya itu.
"Apakah anda—"
Belum selesai pemuda yang memang merupakan petinggi hotel tersebut bertanya ke arah Misca, dengan cepat justru Philip mengenal kan Misca sebagai calon istrinya tanpa ragu.
'Bukankah semula ia ragu akan pernikahan ini dan berulang kali bertanya pada ku akan keseriusan pernikahan ini, lalu mengapa kini ia seolah secara terang terangan mengakui nya?' Monolog Misca dalam benak yang sedikit bingung dengan Philip.
"Perkenalkan saya Bernard, yang akan membantu pernikahan Mr. dan Mrs. Philip," ujar Bernard berusaha profesional.
Philip menganggukan kepalanya pelan, dan tak lama ketiganya menuju ruang kerja dari Bernard itu sendiri agar pembicaraan mereka jauh lebih private.
.
.Pembicaraan akan proses persiapan pernikahan mereka mengenai tempat yang nanti nya mereka akan gunakan tak berlangsung lama, hanya memakan waktu kurang lebih 30 menit, mereka telah selesai secara rinci bagaimana konsep yang akan di gunakan nantinya.
(Ringtones)
Misca yang mendengar bunyi telefon dari handphone nya tentu sana dengan segera mengangkat telefon tersebut.
"Ada apa? Katakan."
"..."
"Baik, aku akan segera kesana."
Pip
Telefon di matikan oleh Misca secara sepihak.
"Ada apa?" tanya Philip menjadi orang yang paling ingin tahu dengan kehidupan Misca, yang sebelumnya ia tak pernah mau ikut campur dengan kehidupan orang lain yang menurutnya penuh dengan kemunafikan.
Misca tak menjawab pertanyaan Philip tersebut, dan hanya mengatakan bahwa ia akan pulang lebih cepat karena ia harus menuju kantor nya.
"Aku akan mengantar mu, lagi pula aku perlu tahu kantor mu dimana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...