Sepanjang perjalanan menuju lokasi yang di berikan oleh Misca yang tak lain adalah An's Lounge and Bar, maka tak henti henti nya Philip sedikit mengumpat lantaran sang istri yang menurutnya mudah sekali di tipu oleh orang lain.
"Garnet, hubungi pemilik An's Lounge and Bar sekarang juga."
Kalimat perintah yang tentu saja tak dapat di tolak oleh Garnet selaku AI yang di kendalikan oleh Philip sendiri tentunya.
"Hallo."
Suara pemuda berusia 30-an yang pertama kali Philip dengar ketika telefon itu tersambung.
"Aku Philip, bisakah kau memeriksa salah satu ruangan di bar mu dan menanyakan apakah ada gadis bernama Misca disana?"
Tak ada tanggapan dari seberang telefon.
Hingga ...
Tak lama terdengar suara kekehan dari seberang telefon.
Philip mengerutkan keningnya bingung. Ia tak mengerti mengapa di saat ia merasa genting, justru ia merasa sedang di rendahkan?
'Manusia tak berguna!' pekik Philip berusaha meredam kemarahannya agar tetap fokus pada Misca, gadis yang baru saja ia nikahi menjadi istrinya.
"Apakah ini telefon iseng? Hei ... ini sudah malam, sebaiknya jangan bermain main dengan ku."
"Iseng? Aku Philip Camille Baldwin, jika kau tak ingin bekerja sama dengan ku, maka dalam hitungan menit kontrak perusahaan besar mu menggunakan sistem keamanan kami akan segera berakhir, lagi pula beberapa jam lagi kalian memang harus memperpanjang kontrak nya, jadi akan ku anggap kerja sama tak akan pernah dapat di perpanjang kembali," ujar Philip tegas sembari membaca tampilan kontrak kerja sama dengan perusaha An's Group.
"Wait! Kau benar benar Mr. Philip? Maaf kan saya, saya kira hanya orang iseng yang menghubungi tengah malam seperti ini."
"Dengarkan baik baik."
Kali ini suara Philip jauh terdengar lebih dingin dan tentunya mendominasi.
Andrew selaku pemilik An's Lounge and Bar tentu saja mendengar dengar baik segala perkataan dari Philip, dan jangan lupakan bagaimana suara Philip yang seakan hendak mematikan seseorang jika tak mendengarkan perkataannya itu.
"Baik, saya akan segera melakukan hal yang anda katakan, anda tenang saja saya akan memastikan semuanya dalam keadaan aman. Untuk kerja sama kita masih dapat terjalin dengan baik bukan Mr. Philip?"
"Tentu saja, jangan ada celah dan aku tak mau ada orang yang berani menyentuh istriku, jika ada maka mereka akan mendapatkan pelajaran dariku."
Tak lama setelah nya telefon pun terputus.
Manik Philip kembali fokus pada jalanan sepi yang akan membawanya menuju tempat dimana istrinya berada. Oh ayolah mengapa ia merasa hidupnya yang tenang tiba tiba saja berubah seakan hidupnya menjadi sebuah permainan roller coaster hanya dalam satu hari, bahkan tak sampai satu hari sepenuhnya?
***
"Karena kau adalah sebuah jaminan, maka bukankah berarti kau sebaiknya melayani kami?" lirih salah satu di antara dua pemuda yang ada di hadapan Misca dan Adelaide.
"Sejak kapan aku menyetujui nya? Aku tak pernah mengatakan hal hal semacam itu," lirih Misca yang mulai memberanikan diri dengan nada bicara mulai meninggi.
Kedua pemuda yang berada di hadapan Misca dan Adelaide tampak terkekeh mendengar kan penuturan Misca yang begitu terlihat sedang mempertahan kan dirinya.
"Adelaide, berapa hutangmu? Mengapa kau terlibat dengan dua pria ini?" tanya Misca yang belum menyadari duduk perkara sebenarnya.
"Ba...-banyak Misca," ujar Adelaide dengan sedikit gagap mengaatakannya pada Misca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...