Rasa sayang dan saling memiliki kini semakin terasa di antara Misca dan Philip, bahkan tanpa keduanya sadari terkadang mereka seperti sedang berada di dunia berbeda dengan orang orang sekitarnya.
Hanya saja Misca tetaplah Misca dengan segala kelebihan dan kekurangannya, dan Philip tetap lah Philip dengan segala kelebihan dan kekurangannya juga.
"Mrs. Misca, apakah nanti anda akan datang ke acara lelang bersama saya seperti biasanya?" tanya seorang pria yang tak lain adalah Leo.
Pemuda itu tampak berdiri tegak menghadap Misca yang masih terduduk di bangku kerja nya menunggu gadis itu menjawab pertanyaan darinya.
Misca tak langsung menjawab, melainkan memilih melihat jarum panjang dan pendek pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya itu.
Gelengan kepala pelan ia berikan pada Leo, bersamaan dengan sebuah ketukan pintu yang cukup terdengar keras pada pintu ruang kerjanya itu.
"Sepertinya khusus lelang tahun ini dan seterusnya aku akan datang ke acara tersebut bersama dengannya," ujar Misca cukup jelas tepat ketika gagang pintu bergerak dan tak lama sosok laki laki dengan pakaian rapi masuk ke dalam ruangan Misca.
"Apakah kau sudah selesai dengan pekerjaanmu?" tanya Philip dengan lembut pada Misca yang langsung di balas anggukan kepala oleh gadis itu.
Philip memberikan senyumannya dan tak lama Misca yang berada di kursi kerjanya segera beranjak dari sana menghampiri suaminya itu.
"Apakah kita pergi sekarang?" tanya Misca pada Philip yang sudah menjemputnya datang ke kantornya itu.
Philip tentu saja mengiyakan Misca. Lagi pula menurut Philip, malam nanti Misca merupakan orang penting di acara lelang tersebut bukan?
Sehingga tentu saja Misca memerlukan waktu untuk mempercantik dirinya, dan karena alasan itu pula lah Philip menjemput sang istri lebih cepat dari jam pulang kantornya, walaupun Philip sendiri meragukan bahwa sang istri akan berfikiran sama dengannya.
"Kami pergi dulu," ujar Misca terlebih dahulu pada Leo yang mematung pada posisi nya tanpa ada satu patah kata yang keluar dari belah bibir Leo.
Pemuda itu butuh waktu untuk mencerna keseluruhan pembicaraan yang baru saja Misca sampaikan padanya.
'Woah ... sepertinya baru kali ini aku melihat Mrs. Misca seperti ini.' Monolog Leo dalam benak nya.
.
."Mengapa kau menjemputku dengan cepat? Apakah kau merindukan ku?" tanya Misca dengan santainya sesaat setelah berada di mobil dengan Misca yang duduk di bangku sebelah pengemudi.
Philip tak langsung menjawab, melainkan memberikan lirikan pada Misca terlebih dahulu menikmati senyuman di wajah sang istri.
"Kau benar, aku memang merindukan mu, dan bukan hanya itu saja—"
Philip menggantungkan kalimat nya menatap ke arah Misca.
"Lalu?" tanya Misca yang masih penasaran dengan kalimat menggantung dari suaminya itu.
"Apakah kau tak memerlukan waktu untuk bersiap siap di acara nanti?" tanya Philip pada Misca.
Spontan Misca mengerutkan keningnya. Jujur saja ia bingung dengan pertanyaan yang di berikan oleh Philip tersebut.
"Tenang saja aku hanya memerlukan waktu paling lama setengah jam."
Kali ini gantian Philip yang mengerutkan keningnya. Ia menyadari bahwa sang istri sama seperti pikirannya.
"Khusus hari ini aku telah memanggil seorang MUA untuk mendandani mu, dan juga aku telah membeli pakaian yang cantik untukmu."
Seketika manik Misca mengerjap beberapa kali. Sungguh ia tak menduga hal yang baru saja di katakan oleh suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misanthropy Vs Philanthropy [END]
RomanceBlurb : Pernahkah kalian menyadari bahwa ada segelintir orang yang menganggap bahwa manusia hanyalah pengganggu, dan penuh kemunafikan? Manusia umum nya tentu saja akan bergantung satu sama lain dengan manusia lainnya, karena bagaimanapun juga man...