Bab 59| Acara Lelang (2)

39 20 0
                                    

Gaun cantik yang memperlihat kan keindahan bahu Misca kini membuat Philip tak dapat berkata apa apa ketika sang istri keluar dari fitting room yang ada di tempat yang memang sengaja mereka datangi itu.

Spontan ketika Philip menyadari bahwa apa yang di kenakan oleh Misca dapat mengumbar 'nafsu' atau mungkin membuat dirinya termakan cemburu lantaran laki laki lain akan menatap istrinya, dengan gerakan cepat Philip melepaskan jas yang ia kenakan dan di pasangkan pada Misca.

"Carikan baju lainnya, aku tak mau laki laki lain melihat keindahan bahu istri ku ini."

Kalimat jujur dan penuh cemburu sudah jelas terdengar dari kalimat Philip.

Mau tak mau Misca kembali masuk ke dalam fitting room, dengan sebelumnya mencoba mencari gaun yang pas untuk nya.

Ia tak menyangka bahwa sang suami akan melihatnya dengan detail seperti itu.

Untuk kedua kalinya Misca keluar dari fitting room dan memperlihatkan gaun yang dikenakan oleh nya pada Philip.

Mata Philip tampak fokus pada sang istri. Sungguh ia tak menyangka bahwa sang istri tak memiliki celah sedikit pun. Wajah nya tampak cantik sempurna dengan dandanan tipis yang telah Misca kenakan belum lagi dengan gaun berwarna hitam yang terkesan anggun di kenakan oleh Misca saat ini.

"Cantik."

Satu kalimat itu mampu menjawab hal yang tadinya ingin di tanyakan oleh Misca pada suaminya.

"Aku akan mengenakan gaun ini, sepertinya suamiku tak dapat menolaknya."

Kalimat itu yang langsung Misca katakan pada seseorang staf yang berada di sana.

Anggukan kepala tentu saja langsung di berikan oleh staf tersebut.

"Philip?" Lirih Misca yang sekali lagi mencoba membuyarkan lamunan suaminya hanya menatap kagum ke arah nya.

"Ah, iya, ada apa sayang?"

'Sayang? Apakah aku tak salah mendengar nya?' Monolog Misca dalam benak nya. Sungguh ia tak menyangka hanya karena penampilannya sedikit berubah ia dapat mengetahui sisi lain dari seorang Philip ketika pemuda itu sedang terpana padanya.

"Aku tak menyangka bahwa kau benar benar menyayangiku hingga panggilan yang tak biasa kau panggil dapat terdengar manis di telingaku."

Kali ini Misca mencoba meledek suaminya itu. Ia tahu betul bahwa sebenarnya suaminya tak suka jika dirinya seperti itu, hanya saja entah mengapa ia merasa menyukai momen dimana ia dapat meledek suaminya itu.

"Kau benar, aku memang benar benar menyayangimu, dan mulai sekarang alangkah lebih baik jika kita memanggil satu sama lain dengan panggilan yang memperlihat kan bahwa kita sepasang kekasih bukan?"

Misca menegukkan salivanya kasar. Ia tak menyangka bahwa dirinta akan mendapatkan jawaban mengejutkan seperti itu dari Philip.

Bisakah Philip tak membuat dirinya menjadi salah tingkah?

Tawa kecil kini mulai terdengar dari belah bibir Philip.

Giliran Philip lah yang kini sibuk mengerjai sang istri. Sama hal nya dengan Misca, pemuda itu menyukai setiap momen dimana dirinya dan juga Misca dapat menjadi lebih dekat dari pada sebelumnya.

"Sepertinya istri kesayangan ku ini akan menjadi bintang malam ini," ujar Philip pada Misca.

Misca hanya tersipu malu, dengan pipi nya yang telah bersemu merah sempurna.

"Diamlah, aku tak ingin kau semakin menertawakan ku," ujar Misca pada Philip asal sembari memukuli pelan dada suaminya yang berada di hadapannya itu.

Misanthropy Vs Philanthropy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang