Saat seseorang tak memiliki bakat yang bisa dibanggakan. Yang sering ia lakukan adalah menghina orang lain. Itulah tepatnya yang terjadi dengan mereka yang menyebut diri sebagai pecinta bola.Banyak dari mereka pengangguran, beban orangtua, para pekerja dengan gaji tak seberapa, nyaris tak punya bakat yang menonjol, beberapa di antaranya miskin, menderita gangguan jiwa ringan atau berat, orang-orang yang tak puas dengan hidupnya, dan sebagian lagi orang-orang kaya yang tak memiliki otak dan kebijaksanaan.
Mereka berkumpul bersama mencaci maki siapa saja layaknya orang bodoh yang rendah dan tak berpendidikan. Tanpa sadar diri bahwa hidup mereka sangat kacau, serba kekurangan, dan membosankan.
Karena tak memilik bakat yang bisa dibanggakan dan tak ada seorang pun yang bakal mengenal diri mereka. Kehidupan sehari-hari yang biasa saja dan bahkan lebih sering kekurangan uang saku dan penghasilan. Mereka melampiaskan hidup mereka yang terbatas dan serba kurang itu ke berbagai macam orang terkenal di luar sana. Atau entah siapa saja yang hidupnya jauh lebih baik dari dirinya.
Mereka bisa membenci siapa saja. Mencaci siapa saja. Mengolok-olok siapa pun. Dan menganggap semua orang tak layak. Padahal dirinya sendiri adalah jenis yang paling tak layak dan rendahan.
Saat berada dalam ranah sepakbola, mereka berkumpul untuk menciptakan tragedi dan kematian-kematian. Menebar berbagai macam kekerasan dan tindak kriminal. Ya mau bagaimana lagi, karena itulah yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang otak dan hati berkualitas rendah.
Di media sosial, banyak komentar akan diisi oleh mereka yang sok hebat dan merasa diri lebih dari segalanya. Merasa lebih tahu dari pelatih, pemain, dan bahkan manajemen klub. Mereka bisa menghina para pemain dengan begitu brutalnya. Menyindir dan mengolok-olok klub mana pun dengan sebutan yang tak pantas dan begitu bahagianya mereka dalam menyebarkan kebenciaan secara terang-terangan.
Mereka terlihat seperti para pemarah dan orang-orang gila yang mengalami masalah serius di dunia nyata. Yang hidupnya tak baik-baik saja. Untuk meredam masalah kejiwaan dan hidup yang buruk, yang mereka lakukan adalah membully dan menghina orang-orang. Suatu mentalitas orang kalah dan rendah diri. Orang-orang yang biasa saja, tak istimewa, tak ada yang bisa dibanggakan, dan tak dikenal sama sekali.
Orang-orang dari jenis paling rendah dari dunia modern hari ini. Banyak dari mereka menyebut diri para pecinta sepakbola. Dan tentu saja, karena mereka berasal dari kelas rendah umat manusia, sedikit dari mereka yang bijaksana dan berpikiran terbuka. Mayoritas dari mereka akan diisi oleh orang-orang yang hidupnya jauh lebih menyedihkan dari pesepakbola mana pun yang selama ini mereka cemooh. Rumah tangganya pun jauh dari kata kaya dan makmur dari pada klub yang dibencinya. Dan etos kerjanya pun kalah jauh dari para pelatih yang mereka tak sukai.
Apa yang bisa orang rendahan yang tak istimewa lakukan adalah mencaci maka siapa saja yang bisa dicaci maki. Sayangnya, kehidupan mereka tak banyak berubah. Sedangkan orang-orang yang mereka caci, hidupnya ratusan kali lebih baik dan nyaman.
Dan tentu saja, orang bodoh dan rendahan tak akan bisa diberi tahu, disadarkan dan dikasih saran. Karena mereka menganggap diri segalanya. Terlanjur gila dan merasa besar. Itulah kebanyakan pecinta bola yang aku lihat hari ini.
Itulah kenyataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESAI-ESAI KESEHARIAN
Randomaku ingin berbicara tentang keseharian kita sebagai manusia. saat aku melihat sesuatu, sebuah peristiwa, keganjilan, perasaan resah, perpolitikan, omong kosong hidup, hal-hal sepele yang mengganjal di hati, seni yang aku masuki, dunia puisi, sastra...