MEREKA YANG TAK-TERLALU-DIANGGAP

333 7 0
                                    

Pengemis. Pengamen. Tukang becak. Penjual koran perempatan jalan. Segala jenis gelandangan. Bahkan adakalanya seniman gelandangan. Juru parkir. Tukang sedot wc. Tukang ledeng. Babu, jongos atau pembantu rumah tangga. Tukang sapu jalan dan kantor atau layanan publik lainnya. Satpam. Hampir segala jenis satpam. Penjaga rel kereta atau palang kereta. Penjual sayur mayur. Warung angkringan. Tentunya, penjualnya. Petani gurem. Nelayan. Pencari ikan dari darat sampai laut. Pengumpul sampah atau pemulung. Tukang kebersihan atau bekerja mengangkut sampai di berbagai kota dan daerah. Pekerja yang memperbaiki aliran listrik yang mati yang seringkali malah mati sendiri. Laundry atau pencuci baju. Pencuci kendaraan. Kusir delman. Masinis. Supir angkutan publik. Ojek. Terlebih ojek versi lama bukan yang online. Ojek payung atau meminjamkan payung saat hujan. Pembuat jalan. Atau buruh pembuat jalan. Buruh bangunan. Buruh pabrik. Penjual jajanan, atau segala jenis pkl. Tukang tambal ban. Membantu banyak orang, toh nyaris tak pernah dianggap. Montir gurem, kecil-kecilan atau bengkel kecil. Buruh hias tanaman. Bukan yang besar atau usaha milik sendiri yang biasanya ramai dan terkenal. Buruh penyiram tanaman dan pohon. Pak ogah. Relawan bencana tetangga sendiri. Pembuat perkakas dari segala jenis, terlebih yang tradisional atau produksi rumahan. Penjual pentol, somai, bakpao keliling, martabak keliling, sate keliling, nasi goreng dan bakmi jawa keliling, penjahit keliling, es krim keliling, penjual gerabah, kusen, mebel, kerajinan tangan, aksesoris dll, keliling. Tentunya yang tarafnya kecil. Penjual tape keliling. Sekarang hampir punah. Penjual aneka jajan tradisonal di pasar-pasar; dari cendol, dawet, gorengan, nagasari, tiwul, mendut, dan macamnya. Tentunya yang biasanya sekedar memakai wadah anyaman seadanya. Penjual bakso dan mie ayam kecil-kecilan atau makanan tradisonal lainnya. Beberapa di antaranya terkenal dan digemari. Tapi toh, nyatanya, banyak yang tak dianggap. Pembersih selokan. Penjaga pintu air. Siapa yang peduli dengan orang ini? Yang setiap musim hujam mengawasi banjir. Pemasang reklame, bahilo dan sejenisnya. Hanya dimanfaatkan di waktu-waktu tertentu. Pencuci piring. Pelayan warung makan. Koki saat ada pernikahan kecil. Pencari kayu. Pencari rumput. Penggembala kambing, sapi, kerbau, dan lainnya. Peternak ayam ukuran kecil. Pemerah susu. Susu kambing, sapi perah dan lainnya. Bukan susu wanita. Pembantik tradisional ukuran rumahan. Yang biasanya berkelompok. Seringkali yang terkenal butik atau penadahnya. Yang buat sendiri, hanya segelintir yang dikenal, dipedulikan. Penjahit sandal. Pembuat garis atau marka jalan. Petani, perajang, atau pemetik teh. Juga tembakau. Segala jenis petani skala kecil. Pekerja atau petugas SPBU. Penjaga toilet. Pencari madu. Sangkar walet dan pencari segala jenis lalapan. Penjual ketupat jadi. Pembersih kaca mobil atau bangunan. Pembuat layangan. Kita yang pernah kecil, rasa-rasanya tak pernah bertanya, layangan yang kita beli dari mana. Padahal, itu masa kecil paling menyenangkan yang diakibatkan layangan. Beserta kelereng, gangsing, dan mainan zaman dulu. Pekerja pengecat bangunan bukan yang skala besar. Supir bus pariwisata atau mobil carteran. Penyampul buku. Pembersih hama. Para peronda malam. Buruh tani. Tukang cukur rambut. Pelacur remang-remang yang tua atau muda, dibeli semampunya. Harga murah meriah. Penjaga makam. Penggali kubur. Penyamak kulit.Tukang ojek atau kendaraan perahu untuk menyeberang sungai, selat, atau danau. Buruh panggul di pasar-pasar. Pedagang buku bekas atau murah. Tukang pijit biasa atau refleksi. Orang-orang yang masih menghidupkan pasar malam. Kenangan berharga yang jarang dihargai. Teman curhat. Relawan penyelenggara pernikahan. Bukan relawan malam pertama. Pengamen seniman. Dukun. Kernet bus. Aktivis idealis jenis apa pun. Penjual nasi warung Tegal dan Padang. Ada di mana-mana, menyelamatkan banyak orang. Tapi, nyaris tak ada penghargaan dari pemerintah atau masyarakat luas. Pencari dan pengangkut pasir. Pemecah batu. Buruh batubara. Pemikul, pendorong, penjual air dengan gerobak. Orang gila di berbagai macam tempat publik. Anak-anak kecil yang hidupnya sudah di jalan. Ojek sepeda. Pedagang di daerah terpencil atau perbatasan. Masyarakat perbatasan. Dan banyak lainnya.

Tanpa mereka, kita terpaksa harus melakukan semuanya sendiri.

ESAI-ESAI KESEHARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang