MENGHIDUPKAN KEMBALI PARA NABI

198 6 0
                                    

Jika di akhir abad 21 atau pertengahan abad 22, ada seorang atau sekumpulan ilmuwan yang telah mengklaim berhasil menghidupankan lagi Mohamad ke dalam dunia nyata, apa reaksi umat Islam di seluruh dunia? Apa yang terjadi, jika terdapat sekumpulan ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jika di akhir abad 21 atau pertengahan abad 22, ada seorang atau sekumpulan ilmuwan yang telah mengklaim berhasil menghidupankan lagi Mohamad ke dalam dunia nyata, apa reaksi umat Islam di seluruh dunia? Apa yang terjadi, jika terdapat sekumpulan ilmuwan nekat yang berhasrat menghidupkan kembali tidak hanya Mohamad tapi seluruh nabi dunia kuno? Saat sains telah mencapai titik keberanian tinggi untuk membawa kembali para makhluk hidup yang telah punah. Tidakkah, menghidupkan kembali para nabi, santo, rasul, dan segenap orang suci di dunia ini, bukanlah suatu hal yang mustahil?

Dari imajinasi Michael Crichton dalam Jurassic Park. Sampai pada keinginan menghidupan kembali seekor mammoth yang ditemukan di daratan Siberia yang membeku. Gegegap gembita besar akan Kloning domba Dolly. Hingga para dokter dan segenap ilmuwan yang berusaha mengatasi kematian dan memanipulasi gen sesuka hati mereka. Saat genetika dan bioteknologi telah mencapai puncak terbesarnya dalam sejarah umat manusia. Apakah manusia masa depan tidak hanya mampu melihat manusia setengah robot. Tapi juga para dinosaurus dan mungkin, para nabi? Entah akan kembali disembah atau sekedar dipajang di museum saja. Yang jelas, proyek besar menghidupkan kembali para nabi kuno adalah mungkin.

Tiga besar agama yang memiliki akar yang sama - Yahudi, Kristen, dan Islam - jelas akan mengalami masa pahit dan guncangan hebat saat para ilmuwan berhasil menghidupkan kembali seekor burung Dodo yang telah lama punah atau Auk besar yang terakhir menghilang dari bumi sejak abad ke-19. Keberhasilan membawa kembali binatang kuno zaman es sampai para dinosaurus yang jauhnya jutaan tahun yang lalu. Membawa pertanyaan besar, sanggupkan orang-orang beragama menghadapi kenyataan bahwa perburuan gen atau mtDNA orang-orang suci masa lalu akan mengguncangkan keimanan mereka yang terdalam?

Untuk apa repot-repot kita ke surga hanya untuk bertemu Mohamad jika ternyata kita bisa menghidupkan kembali Mohamad di muka bumi ini? Beserta Yesus dan lain sebagainya. Di masa itu, saat para nabi kembali dihidupkan dan dibangkitkan bukan oleh Tuhan tapi oleh para ilmuwan semi-Tuhan. Apakah surga masih dibutuhkan? Ataukah, mana yang lebih suci? Nabi yang dihidupkan oleh para ilmuwan atau nabi yang dihidupkan kembali oleh Tuhan?

Bagaimana teologi masa depan akan mengatasi hal ini? Saat para robot juga tak membutuhkan Tuhan dan keimanan. Saat kemajuan sains tidak hanya menemukan makhluk hidup selain manusia di luar angkasa sana. Tapi, juga membawa yang sudah mati untuk hidup kembali.

Dan saat banyak orang yang dianggap suci pada masa kini takut akan kematian sehingga mengkloning dirinya sendiri terus-menerus. Atau seorang murid yang begitu mencintai gurunya atau terlalu mendamba orang yang dianggap suci, dari mulai para romo, pendeta, sampai wali dan kiai, tak rela kematian sosok yang dipuja dan dicintainya, lalu diam-diam mengkloning gurunya sendiri. Apa yang akan terjadi dengan agama masa depan?

Apa yang terjadi, secara moralistik dan keimanan, saat kelak, para orang suci dikloning terus-menerus?

Terlebih mereka yang takut dosa, neraka, dan kematian harus membuat salinan dirinya sendiri hingga sampai berabad-abad lamanya. Apakah masih ada jiwa tunggal? Mana yang akan dihakimi kelak saat seseorang yang hari ini hanya satu, di masa revolusi besar pengkloningan manusia, dia telah menjadi ratusan dan ribuan. Apakah ribuan hasil kloning itu akan dianggap sebagai individu yang berbeda atau sama, di depan penghakiman Tuhan? Pertanyaan yang harus berani dijawab atau direnungkan oleh semua orang yang memiliki agama.

Terdapat orang tak waras, gila, nekat, tak peduli kesakralan, para pemimpi, jenius iseng, para pemuja dan pecinta yang takut kehilangan sampai pada fanatik beragama yang bisa dengan mudahnya mewujudkan keinginan menghidupkan kembali para nabi ke dunia nyata.

Sejarah manusia tak kekurangan orang semacam itu.

Hari ini, revolusi DNA sangatlah mencengangkan. Para ilmuwan sudah mampu mengotak-atik semua DNA makhluk hidup sesuka hati mereka. Para ahli bioteknologi telah menciptakan para robot yang mirip makhluk hidup dan pencarian para ilmuwan untuk dapat semakin banyak meniru makhluk yang ada di alam, bukanlah sesuatu yang baru.

Para astronom yang melihat angkasa luar sana sebagai dunia luas yang masih tak terpetakan dan suatu saat nanti, penemuan makhluk hidup dan peradaban lain yang telah berkembang di planet dan galaksi lainnnya. Akan membawa suatu reaksi sehebat penemuan Copernicus dan Darwin.

Tapi, yang jauh lebih mengguncang, program resureksi dan pembangkitan kembali adalah masa depan yang paling berbahaya bagi seluruh iman yang percaya akan Tuhan dan kekuasaannya. Saat para ahli agama dan teolog tak mampu untuk mengalahkan dan memetikan Darwinisme. Keberhasilan kloning dan program resureksi, akan mengubah sejarah keimanan untuk selamanya.

Saat para nabi mampu kembali dihidupkan, apa reaksi para nabi di surga sana? Saat mereka melihat diri mereka sendiri, atau bagian dari diri mereka, walau tak seluruhnya sama, bergentayangan di muka bumi.

Atau bayangkan, seandainya nabi yang dihidupkan bertemu dengan nabi yang tengah turun dari surga. Mana yang pantas disembah, dianggap suci, dipuja, dicintai, diprioritaskan, dan diiikuti?

Bagaimana jika keduanya menganggap diri sama-sama sucinya? Apakah manusia akan memilih keduanya ataukah membunuh dan menolak salah satunya padahal mereka berasal dari asal mula yang sama.

Hari ini, terlalu banyak orang yang menganggap dirinya Yesus. Dan tak seorang pun yang pernah tahu, wajah dan warna kulit Yesus yang sebenarnya. Apa yang terjadi dengan umat Kristen masa depan. Saat bumi dipenuhi oleh banyaknya orang yang mengaku Yesus. Ditambah ilmuwan yang berhasil membangkitkan kembali Yesus. Dan, Yesus asli yang kembali ke bumi.

Saat semua Yesus itu berkumpul menjadi satu, di masa yang sama. Bagaimana umat Kristen akan bereaksi? Sejarah Kekristenan, di masa-masa setelah ini, akan jauh lebih kejam dan menyakitkan.

Ya, menghidupkan kembali para nabi akan menjadi sejarah keruntuhan agama dan Tuhan kuno itu sendiri. Karena di masa depan jauh di sana. Para ilmuwan mungkin akan juga menyebut dirinya Tuhan.

Sebuah nabi yang kembali dihidupkan, dibentuk ulang, dan didesain untuk menjadi ateis atau dirancang guna melawan Tuhan kuno itu sendiri. Ya, kedengarannya mustahil. Tapi jika itu mungkin, itu akan menjadi sesuatu yang menarik.

ESAI-ESAI KESEHARIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang