Seandainya aku memiliki cukup banyak uang dan waktu. Maka ada beberapa buku yang ingin aku baca, entah karena menarik atau cukup penting. Sebagai bahan renungan atau referensi menulis. Dari sekian banyak buku yang sedang aku pilih, jelas tak ada sastra Indonesia di dalamnya. Karena saat ini, tak ada novel dan semacamnya yang cukup ambisius dengan ide-ide dan isi yang menakjubkan. Membaca sastra Indonesia hanyalah membuang waktu yang cukup berharga di mana aku bisa menyeleseikan membaca buku-buku lain yang jauh lebih penting. Dari pada membaca buku-buku sastra Indonesia yang akhir-akhir ini terkesan kembali ke masa lalu. Aku lebih menyukai membaca buku para etnolog, antropolog dan sosiolog secara langsung. Sedikit yang bisa diambil dari sastra Indonesia segenerasiku. Dan seperti yang dikatakan Brian Mygee, "Waktu yang dihabiskan untuk membaca literatur sekunder adalah kehidupan yang dijalani dalam kedangkalan; sedangkan waktu yang dihabiskan bersama karya filosof-filosof besar adalah kehidupan yang dijalani dalam keadaan samudra yang tiada batas."
Jika dibandingkan dengan buku-buku yang aku pilih ini, karya sastra Indonesia tak lebih dari coretan anak kecil, penakut, sekedar pengantar tidur, atau tak memberi banyak hal untuk dipikirkan dan direnungkan. Itulah sebabnya, aku menghapus daftar bacaanku dengan sastra Indonesia yang begitu populer di negara ini. Membaca sastra Indonesia hari ini, tak hanya membuang-buang waktu tapi lebih mirip membaca novel remaja atau buku-buku yang lebih mirip pengganti buku-buku psikologi populer. Sekali baca, cukup senang, lalu ditaruh rak selamanya. Kemudian berhenti berpikir. Sastra hanya konsumsi kesenangan bukan konsumsi pikiran dan keingintahuan.
Dan inilah buku-buku yang aku pilih:
1) Michelangelo karya Miles J. Unger
2. Leonardo da Vinci karya Walter Isaacson
3. Van Gogh: The Life karya Steven Naifen & Gregory Smith
KAMU SEDANG MEMBACA
ESAI-ESAI KESEHARIAN
Randomaku ingin berbicara tentang keseharian kita sebagai manusia. saat aku melihat sesuatu, sebuah peristiwa, keganjilan, perasaan resah, perpolitikan, omong kosong hidup, hal-hal sepele yang mengganjal di hati, seni yang aku masuki, dunia puisi, sastra...