Sejarah keluguan mungkin akan berakhir. Saat semua bayi mendadak begitu cepatnya menjadi dewasa. Begitu cepat menjadi berahi dan terlalu berhasrat. Terlalu cepat pintar dan menuntut.
Keluguan, benteng terakhir dari teror kedewasaan, tengah dalam periode sekaratnya.
Saat para bayi memiliki mata layar dan internet dari ruang pribadi dan keluarga orang tuanya. Saat mereka beranjak menuju kanak-kanak, seluruh indera ditanam dengan acara televisi, kekerasan rumah tangga, komik cabul, teman sebaya yang sibuk dengan layar gadgetnya dari pada bermain dan bercakap-cakap.
Otak, mata, dan hati, tak diijinkan diam sejenak untuk menikmati masa kecil. Seluruh dunia menjadi terlampau dewasa di depan anak kecil.
Pembunuhan. Bunuh diri. Kegilaan. Saling caci. Perceraian. Aturan, aturan, dan aturan.
Khayalan masa kecil langsung dipenjara oleh agama, norma, etika, adat, bahasa, negara, hukum, dan bisnis.
Semenjak awal kelahiran, bagi seorang bayi, dunia telah menjadi dewasa baginya. Terlalu dewasa.
Keluguan, mungkin hanya sekedar milik segelintir orang masa kini. Dan sebentar lagi, mungkin akan mendekati punah. Di saat para politikus pandai berbohong. Teman sebaya pandai berbohong. Guru pandai berbohong. Orang tua pandai berbohong. Orang pintar dan bijak juga mulai terbiasa dan pandai berbohong.
Keluguan, keberadaan yang kian langka dan susah dicari. Berada diambang kepunahan dari sejarah kemanusiaan. Suatu saat nanti, kelicikan, diri yang bertopeng, dan segala yang bersifat dewasa, akan muncul sejak di dalam kandungan. Atau bahkan sudah dimulai sejak sekarang?
Para bayi yang sejak berumur kurang dari satu hari, telah dididik untuk menjadi mewah, berkelas, makhluk tinggi, dan segala budak tersedia untuknya.
Ya. Keluguan, sikap apa adanya, telah menjadi kuno dan berdebu. Semua orang membutuhkan tampilan yang bukan dirinya. Semua calon bayi telah menjadi dewasa sejak mereka berada dalam pikiran orang tua yang akan melahirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESAI-ESAI KESEHARIAN
Randomaku ingin berbicara tentang keseharian kita sebagai manusia. saat aku melihat sesuatu, sebuah peristiwa, keganjilan, perasaan resah, perpolitikan, omong kosong hidup, hal-hal sepele yang mengganjal di hati, seni yang aku masuki, dunia puisi, sastra...