Hari ini, entah kenapa, Denny JA mendadak menjadi semacam nabi dalam artian agak aneh. Semacam bapak pelopor dalam memanfaatkan kesusahan para sastrawan, penerbit, dan segenap orang dalam dunia tulis-menulis. Sumber inspirasi bagi siapa pun yang ditolak oleh penerbit, kalangan intelektual, penulis, dan semacamnya. Yang gagasan, tulisan, dan penelitiannya mungkin diacuhkan, tak dipedulikan, ditolak, bahkan nyaris tak ada yang menerbitkannya.
Jika kamu adalah salah satu orang yang terhalang oleh lingkaran besar para penerbit dan penulis yang sangat tak menyukaimu dan seorang peneliti yang kesusahan mematenkan karya ilmiah dan menjualnya ke publik luas. Maka, jadilah pengusaha. Kaya rayalah. Lalu, beli semua.
Denny JA dan banyak orang di kalangan pengusaha dan politikus telah melakukan hal semacam itu. Tapi, jika menyangkut dunia tulis menulis, kita harus berterimakasih banyak dengan orang besar itu. Yang membuat orang-orang sastra tampak kecil, memelas, kekurangan gizi, dan begitu mudah dibeli saat mereka tengah mengalami kesulitan hidup.
Jika kamu tak bisa menerbitkan tulisan-tulisanmu sendiri. Maka beli saja percetakannya. Buat penerbitan sendiri. Dan kumpulkan orang-orang yang pintar yang mau menjalankannya.
Jika saat ini belum bisa, maka menulislah dalam diam. Perbanyak uang dan aset. Perbanyak kerjaan dan usaha lebih dulu. Menjadi sangat mapan. Dan akhirnya, hanya sekedar membiayai banyaknya penerjemahan dan penerbitan, adalah hal yang mudah bagimu.
Kamu bisa menerjemahkan buku apa pun yang kamu suka. Kamu bisa menerbitkan buku siapa pun yang kamu mau dan anggap menarik atau luar biasa. Dan kamu juga bisa menerbitkan tulisan-tulisanmu sendiri yang dulu ditolak dan tak dianggap.
Bersabarlah sekitar 3-5 tahunan. Atau endapkan sampai sepuluh tahun. Dan kelak, saat kamu benar-benar memiliki kelebihan uang dan begitu stabil dalam hal ekonomi. Kamu bisa membalas dendam dan bersuka cita.
Bisa dengan jalur yang wajar dan normal; membuat percetakan sendiri dengan sopan dan baik. Atau, curi saja satu persatu pekerja paling handal dalam masing-masing penerbitan besar. Pikat hati mereka, agar mau bekerja denganmu.
Salah satunya, dengan uang dan kebaikan. Ini akan membuat banyak orang akan membelot dengan begitu mudahnya. Lagian, toh ini Indonesia. Dan Denny JA sudah sangat membuktikan hal itu bisa sangat mudah dilakukan.
Dan kita, perlu mengikuti contoh nyata yang sangat mudah dan menyenangkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESAI-ESAI KESEHARIAN
Rastgeleaku ingin berbicara tentang keseharian kita sebagai manusia. saat aku melihat sesuatu, sebuah peristiwa, keganjilan, perasaan resah, perpolitikan, omong kosong hidup, hal-hal sepele yang mengganjal di hati, seni yang aku masuki, dunia puisi, sastra...