AHOK JATUH. setelah Antasari dan Abraham Samad lebih dulu jatuh. di Jakarta, menjadi orang baik itu susah. hampir selalu tersingkir. Indonesia memiliki akar kebudayaan yang salah satunya cenderung buruk, yaitu budaya untuk saling memakan dan memangsa hanya sekedar untuk hidup. negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa tapi kalah dalam segi sains, wacana, teori/gagasan, inovasi, membaca buku literasi, lingkungan hidup dari banyak negara lainnya.
konflik yang berkaitan dengan SARA yang masih terus terjadi dan masyarakat yang lambat dalam segi intelektual dan kebijaksanaan, membuat negara tersendat maju. pendidikan Indonesia yang terfokus pada menghafal, pemaksaan, dan mencari kerja salah satu akar masalah budaya kita. kita sejak awal dididik untuk patuh terhadap guru, tradisi, agama, dan identitas awal kita oleh dunia pendidikan, tanpa adanya sikap kritis di dalamnya. apa yang terjadi? masing-masing orang atau golongan masyarakat lebih nyaman dengan dirinya masing-masing tanpa mau menengok balik pihak lain. memahami pihak lain adalah hal yang tak perlu dilakukan. toh, kita lebih sibuk cari harta, pasangan hidup, gengsi-gengsian, dan tenggelam dalam penderitaan eksistensial. ya sistem pendidikan kita dan orientasi hidup kita memang dibentuk bukan untuk saling memahami. tapi saling menjatuhkan dan memperkaya diri sendiri. atau mencari penghidupan makmur dengan mengabaikan banya hal lainnya.
Ahok kalah. Ahok disingkirkan. salah siapa? kita baru membela Ahok saat sudah terlambat. kenapa tidak dibela saat awal? mengokohkan sistem yang baik yang telah dibentuknya? ah, kita hanya cuap-cuap membela Ahok agar dikira sebagai salah satu orang baik itu. padahal tiap hari kita menggugurkan niat baik Ahok dalam menjalankan Jakarta yang bagus dan bersih:
kita masih pakai mobil di Jakarta tiap hari walau macet. kita toh masih bisa sibuk mati-matian membeli gengsi berjuta/milyar, hidup konsumtif, membangun gedung sesuka hati. yah, kita membela Ahok. tapi keseharian kita membunuh balik kinerja Ahok. so? pikirkanlah sendiri.
kini dia ditahan. lalu banyak yang menangis tak rela. pulang naik mobil, membeli banyak sampah lagi dan lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
ESAI-ESAI KESEHARIAN
De Todoaku ingin berbicara tentang keseharian kita sebagai manusia. saat aku melihat sesuatu, sebuah peristiwa, keganjilan, perasaan resah, perpolitikan, omong kosong hidup, hal-hal sepele yang mengganjal di hati, seni yang aku masuki, dunia puisi, sastra...