ESAI-ESAI KESEHARIAN

MEMATENKAN HANTU

Mematenkan hantu, demi mengimbangi perkembangan robot yang kelak akan menjadikan dirinya tuan bagi manusia. Ini mungkin gagasan aneh. Jika bukan orang aneh pula, tak ada seorang pun di negaraku yang mau memikirkan ini dan menjadikannya sebuah gagasan di masa depan yang sebentar lagi akan dikuasai oleh para robot. Saat manusia sudah menjadi budak para robot, dari para ilmuwan Barat atau yang tak begitu memercayai adanya jiwa. Maka, sebaliknya, di sebuah dunia yang mana jiwa dan hal-hal metafisika dipercayai, keberadaan dunia lain begitu sangat penting. Kenapa begitu sangat penting?

Mematenkan hantu, dalam artian mematenkan metafisika, mengilmiahkannya, atau menjadikannya mungkin ditembus umat manusia, adalah hal yang akan menjadi begitu penting. Kelak, keberadaan umat manusia harus dicapai dalam dimensi lainnya demi pergi jauh dari keberadaan para anjing-anjing pencari jejak, di mana manusia harus dimusnahkan sepenuhnya. Ketika manusia berada dalam masa paling krisis dan digantikan sepenuhnya oleh para robot yang mereka buat. Mereka harus membuat jalur pelarian. Entah planet lainnya, portal antar planet, dan berbagai dimensi dunia ini. Atau, dimensi metafisika.

Dua dimensi, dimensi yang kita ketahui sebagai hal yang berkaitan dengan aspek dunia kita. Dimensi ini bisa di semesta apa pun tapi masih tetap sebagai dimensi yang kita huni. Yang kedua, adalah dimensi metafiska. Dimensi lain, yang mana, kita mengenalnya sebagai tempat para jiwa, hantu, iblis, dan apa pun itu. Bahkan mungkin tempat Tuhan berada.

Sebagian besar umat manusia memercayai bahwa hantu dan segala jenisnya ada. Mereka bisa berpindah dari dimensi kita ke dimensi milik mereka. Beserta para setan, jin, hingga iblis, yang menurut banyak pengakuan, mampu hidup di berbagai macam dimensi. Rasa-rasanya kemampuan untuk berpindah dimensi ini sangatlah penting di saat bumi dan semesta fisik sudah tak lagi bisa dijadikan tempat bersembunyi dan hidupnya umat manusia. Di masa yang akan datang, para ilmuwan atau bahkan mereka yang percaya metafisika, harus bekerja sama untuk bisa menembus dinding-dinding atau sekat antara dimensi lain itu.

Ini tentunya untuk berjaga-jaga. Umat manusia harus mampu menemukan dan bisa keluar masuk dimensi ini, dengan begitu mudahnya. Dan membawa serta tubuhnya! Mungkin inilah yang paling sulit. Bagaimana bisa membawa tubuh kita, di mana, segala hal yang berkaitan dengan tubuh tak akan mampu menjangkaunya atau malah akan terkikis di dunia jiwa-jiwa? Inilah yang kelak harus diteliti dan dipecahkan. Tanpa kemampuan untuk membawa tubuh ke dunia lain itu, dan hidup di dalam sana tanpa suatu pengaruh yang mirip ilusi atau merusak tubuh kita, kita tak lebih sekedar para hantu atau jiwa-jiwa yang lainnya.

Dampak sampingannya, tentunya, seolah-olah aku sedang menulis pemikiran, bagaimana jika kita mengolonialisasi dunia lain? Atau menginvasinya untuk bertahan hidup? Atau kita berdampingan dengan mereka yang sudah ada di dunia sana? Aku akan menjawabnya belakangan.

Yang jelas, siapa pun yang bisa mematenkan para hantu, membuka selubungnya, menjadikannya mungkin untuk dilihat, diraba, bahkan diajak berkomunikasi dengan begitu mudahnya, lalu kita bisa masuk dan keluar berbagai dimensi dengan mudahnya pula, umat manusia masih bisa sedikit diselamatkan. Tentunya, berharap, jangan sampai para ilmuwan gila di masa yang akan datang, membuat robot yang bisa menembus dimensi lain ini.

Para ilmuwan yang bisa mengilmiahkan hantu, tentunya dia akan menjadi sangat terkenal dan kaya raya. Umat manusia sangat tertarik dan kecanduan dengan dunia mereka. Bahkan para ateis paling tak percaya dengan itu semua pun akan bungkam. Kebodohan para teolog, ahli agama, dan orang beragama adalah membuat dimensi lain ini tetap sebagai misteri atau tak boleh dipikirkan apa lagi coba untuk dibuka sepenuhnya. Padahal berabad-abad, sudah ada berbagai macam orang yang mampu membuka gerbang-gerbang ini. Dari para nabi, sufi, pendeta, dan berbagai macam jenis orang yang kita sebut penyihir, dukun, atau mereka yang memelajari hal-hal mistis dan bersifat olkutis.