Seandainya Charles Darwin hidup agak lama dan bertemu dengan Alan Turing, mungkin akan ada pembicaraan yang menarik mengenai manusia selanjutnya setelah evolusi sampai pada hari ini. Dalam bukunya yang sangat indah, The Origin of Species, sebuah buku yang benar-benar begitu menawan, Darwin tak menyebut kemungkinan akan terjadinya migrasi besar-besaran dari tubuh yang ditutupi oleh daging, kepala dengan otak di dalamnya, dan sebuah jiwa yang masih banyak orang percayai, digantikan sepenuhnya oleh segala hal yang berbau mekanis. Dan seandainya Darwin bertemu dengan Isac Asimov dan sekian banyak ilmuwan dan pemikir yang memercayai transhumanisme atau mesin yang menggantikan manusia jenis lama sehingga mampu mengalahkan entropi. Maka, penciptaan, yang masih sering dianggap sebagai hak spesial dari Tuhan, akan benar-benar dirampok.
Darwin dan sekian banyak orang yang memercayai evolusi dan seleksi alam di masanya, mencoba menggeser kata penciptaan dalam metafisika menjadi hanya berkeliaran dalam ranah material dan melepas Tuhan dari proses penciptaan itu sendiri. Walaupun begitu, konsep mengenai transhumanisme, seperti superkomputer dengan salinan otak manusia dalam novel The Footprints of God karya Greg Iles dan sekian banyak pemikiran sejenis mengenai kecerdasan artisial atau AI, ditambah rekayasa genetika dalam bidang kedokteran beserta para maniak robot yang lebih praktis maupun filosofis, membuat langkah awal untuk menghapus konsep jiwa menjadi hal yang nyata.
Sebaik apa pun para ilmuwan dan filsuf ingin menggantikan konsep jiwa dengan otak, yang lebih disenangi oleh para neurolog dan psikolog modern. Kenyataan bahwa mayoritas manusia masih memiliki daging dan otak biologis, benar-benar suatu halangan yang nyata. Selama segala sesuatunya masih terjebak dalam ranah daging, bayang-bayang metafisika, Tuhan, dan neraka masihlah jelas dan mengikat kuat. Itulah sebabnya, generasi baru manusia, yang nantinya menghilangkan otak dan jiwa dalam tubuhnya, beserta daging yang menyertainya, akankah bisa menghapus konsep mengenai neraka tradisional?
Saat para robot menjadi tren dan kelahiran tak lagi tergantung dengan makhluk hidup. Segala bentuk jiwa pun musnah. Di saat inilah, Tuhan tak lagi dibutuhkan dan neraka sudah tak lagi penting. Kengerian umat manusia selama ribuan tahun pun, bayang-bayang neraka yang terlampau melekat dalam kesadaran sejarah umat manusia, pada akhirnya akan terhapus. Para robot tak membutuhkan surga maupun neraka. Dan saat itu terjadi, kita bisa mengucapkan selamat tinggal pada metafisika dan segala turunannya yang merepotkan.
Apakah kita masih akan mencari kehidupan di luar bumi, semenjak Carl Sagan, Cornell Frank Dake, Jon Lomberg, ditambah dengan Timothy Ferris mencoba menghubungi apa yang ada di luar sana dalam proyek Lucy? Lebih baik kita berharap bahwa di luar sana tidak akan ada apa-apa. Jika tidak, langkah mundur untuk menghapus jiwa dan kengerian neraka dalam dunia ini, akan kembali terulang dalam wajah alam semesta. Tapi kemajuan tetaplah kemajuan. Menghapus seluruh jiwa dari alam semesta mungkin akanlah sulit. Tapi tidak untuk sekedar bumi. Kemungkinan paling besar yang harus kita capai kemudian hari. Batas awal yang harus kita dapatkan lebih dulu.
Tanpa adanya jiwa. Seluruh konsep neraka akan tak lagi berarti. Neraka membutuhkan jiwa dan kelahiran yang bersifat biologis untuk mempertahankan keberadaan Tuhan sebagai kemungkinan penciptaan. Tapi saat kita membuang itu semua dan kelahiran menjadi bebas dari segenap campur tangan hal yang disebut makhluk hidup dalam konsepnya yang paling tradisional. Pertanyaan penting lainnya akan berarti, apakah kita bisa terhindar dari beban sejarah yang pada akhirnya akan kembali menjadi penyakit?
Sejarah adalah penyakit. Hal itu akan benar, jika para sejarawan masa depan memandang masa lalu, bahwa dahulu kala ada apa yang disebut daging, otak, dan jiwa. Dan para filsuf pun kembali lahir dan metafisika kembali merebak. Di sinilah letak sejarah berubah menjadi penyakit yang memundurkan segala sesuatu. Kecuali segala macam sejarah kehidupan yang bersifat tradisional harus dimusnahkan dan disembunyikan. Apakah kelak akan ada yang berani menghapus total konsep kehidupan tradisional? Dan apa yang disebut makhluk hidup, pada akhirnya, hanyalah mesin dengan tubuh mekanika yang terbuat dari logam atau hologram yang bergentayangan dalam dunia digital saja.
Di sini, sudah tak ada lagi hantu-hantu baru yang bakal tercipta. Dan segenap iblis dan malaikat harus benar-benar beristirahat dan meletakkan pekerjaan mereka masing-masing. Biarlah mereka yang pernah diciptakan Tuhan yang akan pergi ke neraka. Tidak untuk generasi dan zaman baru yang tak lagi terikat dengan segala hal yang sudah berlalu.
Para robot tak membutuhkan Tuhan untuk ada di dunia ini. Dengan begitu, neraka, yang menjadi berita buruk bagi dunia lama, sudah berakhir.Hal terakhir yang harus direnungkan hanyalah apa yang pernah coba dipikirkan oleh Alan Weisman, "bumi pascamanusia entah akan diabaikan atau dihancurkan."
Bagaimana dengan segenap karya seni kita? Apa yang akan terjadi dengan Rembrandt, van Gogh, hingga Mozart? Mungkinkah sejarah dan keagungan mereka bakal menjadi tak penting? Dan akankah agama-agama akan berubah bentuk dengan mengakhiri segenap metafisika yang tergantung di dalam diri masing-masing? Apakah kehidupan selain manusia pada akhirnya dimusnahkan demi menghapus jejak masa lalu bumi mengenai segala bentuk kehidupan tradisonal yang ada? Apa yang akan terjadi dengan segenap artefak, arsitektur, dan fosil-fosil? Apakah generasi masa depan akan menghapus semua jejaknya untuk mengubur masa lalu? Dan saat bumi masih berlanjut, dan segala yang hidup selain manusia telah menjadi mesin sempurna. Akankah Tuhan benar-benar menampakkan dirinya untuk menjawab keberadaan sebuah dunia yang bakal bebas dari genggamannya? Jika dunia baru itu benar-benar terbebas dari segala jenis metafisika. Tuhan mungkin akan marah dan tak terima. Kecuali Tuhan tak benar-benar ada. Sehingga tak perlu akan ada kecemasan mengenai balas dendam bagi pencipta kuno yang telah tersingkirkan dalam ingatan kolektif dunia baru.
Yang jauh lebih penting, neraka metafisika akan runtuh dan segala ketakutan terhadapnya pun berakhir. Zaman para robot, adalah zaman di mana mereka tak perlu takut harus dilemparkan ke neraka dan mendekam selamanya di dalam sana. Itulah titik paling penting dalam sejarah dunia baru. Seperti Promotheus yang berusaha tegak dengan dunia manusia yang bebas dari dewa dunia kuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
ESAI-ESAI KESEHARIAN
De Todoaku ingin berbicara tentang keseharian kita sebagai manusia. saat aku melihat sesuatu, sebuah peristiwa, keganjilan, perasaan resah, perpolitikan, omong kosong hidup, hal-hal sepele yang mengganjal di hati, seni yang aku masuki, dunia puisi, sastra...