2. Tekat

171 14 3
                                    

Lingkungan sekitar Bella cukup kental dengan orang yang agamis namun untuk beberapa kasus terlihat seperti perilaku yang tidak mencerminkan beragama, hal itu lah yang membuatnya ingin melihat dunia yang lebih luas dimulai dari keluar dari sebuah desa kecil tempat tinggalnya sejak lahir. Hanya ingin mengetahui sebenarnya hal yang salah ini berawal dari mana? Apa semua tempat juga seperti di tempat tinggalnya. Rasa penasarannya terlalu besar untuk ditampung disebuah desa kecil yang kebetulan tidak memberikan jawaban sedikit pun padanya.

Bella sudah menabung sejak duduk di bangku SMP kelas 2, awalnya dia hanya sekedar ingin menabung untuk ke rumah sakit karena hal tidak terduga yang pernah dialaminya dulu atau sekedar kabur dari lingkungan rumahnya namun akhirnya kumpulan uang itu mengarah untuk tujuan lebih besar dengan tujuan lebih spesifik.

Beberapa tahun yang lalu Bella merasa dirinya harus ke rumah sakit setelah melakukan blow job pada seorang pria random yang memaksanya saat acara berkemah, dulu dia tidak tahu itu adalah pelecehan sampai akhirnya dia baru mempelajarinya saat SMP tentang berbagai aktivitas sexual itu pun lewat media sosial bukan dari sekolah. Setelah paham dia merasa harus memeriksakannya ke dokter namun banyak keraguan dalam dirinya karena tinggal di sebuah desa terpencil gosip bisa menyebar luas dengan mudahnya begitu dia menceritakan dan Bella tidak mau hal itu terjadi terlebih di lingkungan dimana dia tinggal.

Contoh kasus yang mengurungkan niatnya adalah saat dia mendapati seorang anak SMP ingin diperiksa karena mangaku diperkosa oleh bapak-bapak yang adalah tetangganya sendiri namun jadinya malah dinikahkan oleh keluarganya sendiri, karena alasan hamil di luar nikah adalah aib dan hal itu terbongkar saat si anak memeriksakannya, oknum petugas kesehatan itu benar-benar membuat situasinya sulit untuk si pelajar SMP yang menurut Bella mungkin saja keadaannya lebih baik jika petugasnya tutup mulut merahasiakan privasi sang pasien. Bella merasa jiji begitu mendengar berita seorang korban harus satu rumah dengan pelaku hanya karena hamil dianggap aib, bukankah lebih aib lagi memanusiakan pelaku kejahatan sexual? Entahlah Bella terlalu lelah mendengar berita di luar akal sehat saat itu.

Intinya semua kejadian tidak masuk akal disekelilingnya membuat dia ingin mengulang kehidupan di lingkungan yang lebih baik, keluar dari tempat tinggalnya saat ini dan belajar lebih banyak hal baru, sekalian dia ingin beristirahat dari memori-memori buruk yang ada di kepalanya.

Jika ditanya apakah Bella mengalami trauma paska kejadian berkemah? Sejujurnya tidak begitu karena tidak begitu ingat, hal itu terjadi saat Bella masih duduk di bangku sekolah dasar namun yang menjadi kekesalannya adalah bagaimana bisa begitu banyak kasus pemaksaan hingga dia sudah memasuki usia remaja masih saja terdengar berita menyebalkan itu. Dari pada trauma Bella lebih menyimpan banyak amarah kepada ketidakadilan untuk orang yang tidak salah dan diam, hanya karena perempuan atau lebih muda hal itu menjadi sebuah alasan seseorang tidak dihargai. Sejak itu juga Bella menjadi pribadi yang lebih berani, membela dirinya sendiri saat tidak mendapatkan keadilan juga menyuarakan opininya dengan lantang dimana pun itu.

Namun sikap Bella yang seperti itu memang tidak bagus dalam pandangan orang tua disekitarnya karena jika dibandingkan anak yang lain biasanya mereka mau salah atau pun benar aksi yang diambil adalah diam saat orang tuanya berbicara berbeda dengan Bella dia tidak memandang usia, gender atau apapun. Jika dirinya dapat perlakuan yang salah dia akan membela.

***

"Ayo makan dulu ini lihat ikan hasil bapak mancing." Ibu terlihat sangat bersemangat menata makanan di samak.

Bella keluar kamar dan ikut bergabung makan siang bersama keluarganya, dengan bercanda gurau bersama adik juga kakanya tiba-tiba sang bapak menyela.

"Anak pak haji nanti malam mau ke sini."

"Ngapain?" Tanya Bella kesal.

"Ya silaturahmi lah bentar lagi siapa tau jadi keluarga."

Bella tidak mengatakan apa-apa dia beranjak berdiri membawa piringnya yang dicegah sang ibu "Mau kemana bel?"

"Ngasih makan ayam."

Si ibu memukul bahu suaminya sambil menegur "Ari bapak kenapa atuh jol bahas gitu jadi kan anaknya gak mau makan, kumaha ah salah bapak ieu mah!"

Bella yang bergegas ke halaman belakang buru-buru menuju kandang ayam.

"Anjir memang perjodohan bangsat!" Bella melempar piring yang untungnya berbahan plastik membuat ayamnya panik berhamburan.

"George maaf ey aku emosi." Bella langsung sadar telah meluapkan emosinya pada ayam tak berdosa.

Ayam yang sudah terkeda hamburan nasi langsung menghindar Bella yang menatap dengan wajah bersalah "George ayo sini, mungkin ini pertemuan terakhir bro kita akan LDR aku mau kabur." Ucapnya curhat pada hewan ternak.


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang