60. Jarak

151 11 1
                                    

Terbiasa dengan kehadiran Bella yang ada di hidupnya membuat Rama benar-benar merasa hampa atas kekosongan itu, Bella yang berisik dan kadang berkata tidak pantas justru menjadi hal yang Rama rindukan karena sosoknya yang paling beda dibanding semua orang yang ada di sekeliling Christian Bramantya.

Kemarin malam Rama datang seperti biasa ke tempat hiburan malam tapi ternyata Bella sudah berhenti, Rama sampai lupa hal itu saking di kepalanya hanya ada tujuan yang terpenting bisa melihat mantan kekasihnya bekerja dengan aman.

Keinginan untuk bertemu itu sampai di tahap Rama yang rajin menjadi berani untuk bolos dari kelasnya hanya karena melihat postingan mamahnya yang sedang bersama Bella di sebuah cafe, namun hasilnya nihil saat dia tiba karena Bella sudah tidak duduk di sana. Mamahnya jadi tahu bahwa hubungan anaknya sedang tidak baik-baik saja, bukannya membantu di pihak sang anak mamah enggan berada di posisi Rama dan menyuruh anaknya untuk berjuang mendapatkan hati Bella kembali. Tanpa tahu menahu masalahnya mamah hanya ingin anaknya untuk berusaha jika memang ingin Bella sebagai wanitanya, sementara di sisi lain Bella menganggap pertemuannya di cafe bukan celah untuk menerima Rama melainkan merasa senang hubungannya dengan mamah yang cukup asik seperti teman juga orangtua yang peduli padanya.

Rasa frustasi yang Rama rasakan semakin besar dengan pemandangan Joseph yang tiba-tiba muncul di kampus hanya untuk mengajak Bella makan siang, katanya. Kabar burung di base memang selalu menyebalkan menurut Rama terutama akhir-akhir ini sebab Bella hanya bisa dia lihat dari media sosial tapi tidak pernah terlihat batang hidungnya.

Ide muncul saat kelas Rama dibatalkan karena dosen memiliki keperluan lain yang akan digantikan besok, dengan waktu luangnya yang dia dapat mendadak ini Rama memutuskan untuk menunggu Bella di depan gedung bahasa berjam-jam hingga kelas Bella usai yang ternyata caranya berhasil.

Sosok Bella muncul dengan tas ranselnya sambil sedang memakan permen kaki kesukaannya, kedua mata mereka akhirnya bertemu yang Bella putuskan dan berbelok ke jalan lain membuat senyum Rama meluntur dan mengejar wanita itu.

"Bel... bel bentar. Please ayo ngobrol dulu." Pinta Rama dengan memberikan jarak tidak ingin Bella risih namun tetap mencoba cepat dalam melangkah agar tidak tertinggal.

Suara Rama bagaikan hanya angin yang tidak Bella dengar walau begitu Rama terus mengikutinya sampai Bella jengkel lalu berhenti dan menoleh ke sebelahnya.

"Apa?"

"A-aku mau kita ngobrol dulu."

"Aku gak mau." Jawab Bella dingin.

"Sekali aja bel, udah ini Bella bebas gak anggep Rama ada juga." Ada keraguan dari janjinya sebab sebenarnya Rama tidak akan sanggup jika Bella benar-benar tidak menganggapnya untuk selamanya tapi situasi sekarang sangat genting dan Rama ingin menyelesaikannya.

***

"Kalau cuma mau diem aja aku pulang." Bella beranjak dari kursi kayu itu.

Taman kecil di kawasan kampus yang sepi ini menjadi pilihan Rama untuk mencari tempat tenang dalam menyampaikan yang dia inginkan. Rama yang takut kesempatannya hilang sigap menahan tangan Bella "I-iya ini mau, sekarang ngomong."

Bella melihat ke arah samping menunggu bibir Rama terbuka untuk berbicara yang entah apa tapi sudah pasti tentang hubungan mereka, Bella tidak senaif itu sampai tidak tahu clue sama sekali.

"Ma-maaf udah jadi pacar yang jelek gak bisa diandalkan, maaf buat Bella sakit hati sama aksi Rama waktu itu, maaf udah marah-marah tanpa tahu ceritanya. Kejelekan Rama lainnya itu egois alias setelah semuanya Rama masih pingin Bella di sini, please jangan jauhan lagi."

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang