78. Rahasia besar

70 9 1
                                    

"By lusa depan sibuk gak?"

"Mau apa? Kalo buat Rama aku bisa kosongin apapun itu." Jawabnya dengan tatapan menggoda sambil mencolek dagu kekasihnya yang Rama sudah biasa hadapi.

"Acara keluarga aku, makan-makan biasa sih gak formal tempatnya aja di rumah aku by, aku pingin ditemenin sekalian kenalin kamu."

"Anjir kaya mau nikah."

"A-aku gak maksa sih tapi." Rama menambahkan tidak mau Bella merasa tertekan.

"Boleh ayo, tapi aku minta dibeliin baju lah buat ke acaranya, nanti aku ganti pas gajian uangnya."

"Kenapa harus beli baju?"

"Bisi rehok sayang, bisi gak marantes. Keluarga kamu kan mereun pada kaya kamu ya mencrang-mencrang."
*Rehok : Kucel

Keduanya bercanda dan saling menggoda setelah itu, walau diiringi dengan tawa Bella menyadari perbedaan kekasihnya setelah dia selesai mengurus masalah Roy dan Riki. Rama seperti lebih menjadi pendiam dan Bella khawatir akan hal itu.

***

Bella menarik Rama ke halaman belakang sembari masih membawa cemilan di tangannya yang memang keluarga Rama sediakan.

Sudah seperti acara pernikahan acara perkumpulan yang Bella datangi selain makan berat dan cemilan terhidangkan untuk keluarga yang hadir, tamu juga dimanjakan dengan beberapa dekorasi pajangan di halaman depan dan belakang. Tidak disebutkan oleh sang tuan rumah tujuan acara hari ini apa namun mamah nya Rama sempat berbisik pada Bella bahwa ini acara dalam rangka rasa terimakasih papah mamahnya pada Bella yang selalu mendampingi Rama.

Santai sambil makan Bella juga berusaha menyuapi Rama yang duduk di hadapannya, terlihat malas sampai akhirnya Bella tegur "Dari tadi kamu gak nyentuh makanan kamu loh, aku liat. Kamu kenapa sih?" Tanyanya menyendok sambil melahap baso tahu.

Sayangnya rasa penasaran Bella hanya dijawab gelengan, ada rasa kesal di hatinya tapi dia berusaha untuk mengabaikan dan memberi waktu lebih lama untuk Rama.

Sadar kekasihnya akan pergi Rama menahan tangannya sambil membuka mulutnya "Aaaa."

"Apa?"

"Mau aaaa." Pintanya, tahu Bella agak jengkel.

Bella menyuapi Rama yang dilahap semangat seperti belum makan seharian sambil menanggahkan wajahnya melihat ke arah Bella.

"Jangan marah, aku gak apa-apa beneran." Ucapnya sambil menggenggam satu tangan kekasihnya dengan mulut yang masih mengunyah.

"Aaaa... lagi." Pintanya setelah habis dengan suapan pertama.

"Makan nasi ya? Aku bawain."

"Boleh." Balas Rama, setelah beberapa detik ada jeda untuk menjawab.

"Okay tunggu."

Kebersamaan Bella dan Rama di halaman belakang diperhatikan oleh ibunya Rama dari lantai atas, dia terlihat ikut senang anak satu-satunya disayangi dan bagaimana Rama menunjukan sisi manjanya pada Bella.

Sementara itu Bella yang mengambil makanan tidak bisa mudah pergi begitu saja karena saat mengambil beberapa lauk langkahnya dihentikan oleh para sesepuh yang bertanya banyak hal terhadap Bella, basa-basi ingin mengetahui calon yang Rama bawa.

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang