92. Acara kumpul

78 7 2
                                    

Selain unit apartemen Rama yang menjadi tempat teman-temannya berkumpul, rumah Sawal pun beberapa kali suka menjadi tempat mereka mengadakan acara makan bersama ditambah teman-teman dari Karmika yang turut hadir sebab Bella tentu akan ingin menempeli Rama dan Dania selalu digandeng Jian membuat suasana semakin ramai. 

Hadirnya Dania dan Bella yang cukup mahir urusan dapur sangat membantu pekerjaan lebih mudah diantara banyaknya pria yang kebanyakan hanya bisa berkomentar atau pun Karmika yang lebih menyukai makan.

Sawal sudah sibuk sedari pagi bersih-bersih berharap wanita yang dia tunggu hadir walau pun dia tidak mengundangnya secara resmi tapi dia berharap temannya cukup peka untuk mengajak wanita tersebut. Begitu sampai Gilang, Dirga, dan Rama yang bisa diandalkan sibuk membantu dengan memotong atau mengupas, lalu para perempuan membantu ayah Sawal sambil berbincang-bincang dengan Karmika yang banyak berkomentar tentang cita rasa walau pun tidak mahir memasak sedangkan para tuan muda seperti Fang, Jian, dan Devon hanya donatur bahan masakan karena tidak bisa memberikan tenaga ahli dalam menyiapkan hidangan.

Saat sajian makan malam selesai adik Sawal yang bernama Sagan dan juga ayah pun ikut menikmati makan malam yang susah payah telah dibuat, untuk memberikan ruang ayah dan Sagan hanya menikmati makan malam di meja makan sementara anak-anak makan di taman belakang dengan menikmati angin malam. Rumah Sawal itu menurut Karmika memiliki nuansa horor karena selain bangunannya tua ruangannya pun luas yang Bella setujui, sisanya mungkin tidak akan paham karena rumahnya luas-luas seperti tempat lokasi syooting sinetron indoarsi dengan pilar-pilar tinggi.

"Dingin." Ucap Rama mengidik merinding, Bella yang cekatan langsung menaruh tangannya dikening.

"Gak sakit, aku bawa jaket dulu ya?"

"Gak us-"

"Udah diem."

Rama sebenarnya bingung jaket siapa yang akan dia bawa karena kalau miliknya jelas tidak akan muat untuk Rama namun dia biarkan dirinya menjadi manja setiap Bella ingin melakukan sesuatu.

Bella leluasa seperti pemilik rumah naik ke atas, menuju kamar Sawal untuk meminjam jaket atau selimut tipis untuk Rama kesayangannya.

"Wal." Panggilnya sambil membuka kamar, beberapa jaket terlihat tersimpan di kursi yang hendak dia ambil salah satunya sampai laptop yang menyala menyita perhatiannya karena tertera namanya.

Dia membuka dan menjadi diam setelah melihat isinya sekilas, pintu pun terbuka semakin lebar saat Sawal masuk begitu saja "Anjir ngapain lu di sini?" Tanyanya kaget.

"Wal." Tatap Bella datar.

"A-apa anjir? Kaya kesurup-"

"Kamu suka aku?" 

"Hah?"

"Gak mungkin kan ya?"

"Apaan sih lo?"

"Aku udah hapus folder di laptop kamu." 

Seketika hening, Sawal bingung menjelaskan dari mana begitu juga Bella yang menemukan fakta yang aneh ini.

"Be-"

"Sembunyiin ini dari Rama, beresin perasaan kamu sendiri, anggap aku gak tau." Ucapnya tegas sambil berjalan ke luar kamar namun tangannya Sawal cegah.

"Tanggepan lo kok segitunya? Kan lo belum tau perasaan gue bener apa engga."

"Gak peduli sih tapi kalau iya aku mau kamu ngurus itu sendiri dan jangan libatin aku atau pun Rama."

"Semenjijikan itu kah kalau disukain sama gue?" Tanyanya merasa tidak suka dengan tanggapan dingin Bella.

"Bukan, prioritas aku itu perasaan Rama. Aku gak mau dia sedih tau temen berharganya punya perasaan sama cewenya sendiri. Dia pasti bingung terus sedih."

Wajah Bella tetap tidak berubah sedari tadi sedangkan Sawal melunak dengan tersenyum sambil mengusap rambutnya "Cocok kalian."

"Ih jangan usap-usap!" Bisik-bisik Bella, yang terlihat tiba-tiba panik.

"Jadi mau apa dateng ke kamar gue?"

"Gak jadi, mau pamit pulang mau ngelonin Rama bye." Ucapnya menutup pintu kamar meninggalkan Sawal begitu saja dan langsung menghampiri Rama yang terlihat sedang menuangkan air mineral untuk dia minum di dapur. 

Bella memeluk Rama dari belakang tanpa aba-aba yang Rama bisa ketahui dari aroma parfumnya "Mana jaketnya baby?"

"Gak ada." Balasnya dengan suara sedih menyandarkan pipinya pada punggung Rama.

"Hahaha lagian ada-ada aja udah tau jaket ada di mobil dan kuncinya ada di aku, kirain kamu mau pinjam ke Sawal."

"Jangan ah jaket dia bau kelek pasti, ma pulang aja yu mau kelonan." Bisik Bella bermanja-manja.

"Katanya mau babakaran dulu."

"Mau pulang mau bobo-boboan sama Rama aja, yu pulang yu."

"Kan kata aku juga kamu gak usah ikut jadi ogo gini minta pulang." Rama memangku wajah Bella gemas karena tiba-tiba saja wanitanya seperti anak kecil.

Tiba-tiba sesi manis keduanya terhenti dengan kedatangan Sawal "Woy jangan mesum di rumah gue."

"Wal kayanya gue pulang duluan deh ya?"

"Lah lu yang mau bbq lu yang balik gimana sih."

"Kasian Bella cape kayanya."

"Ah bohong itu." Jawab Sawal yang membuat Bella semakin merengek dengan mengalungkan tangannya di leher Rama "Ayo sayang pulang ayoo ih."

"Udah bbq dulu aja ma da banyak belinya juga." Ajak Sawal.

"Lain kali aja kali ya."

"Dih gak seru, ini sih kodamnya Rama ribet!" Cubit Sawal di lengan Bella sambil lewat begitu saja tapi Bella tidak menanggapi lebih tepatnya seperti Sawal tidak ada dan hanya fokus mengajak kekasihnya pulang.

"Ayo sayang."

"Iya by iya, pamitan dulu sama anak-anak ya gak enak." 

" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🌻



















METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang