43. Percaya

98 9 1
                                    

Bertukar pesan masih Rama dan Bella lakukan tanpa ada hambatan bahkan lebih intens namun Rama menyadari Bella terlihat seperti menghindarinya, dengan kepindahannya yang tiba-tiba saja Rama sudah cukup panik walau akhirnya Bella jelaskan bahwa sudah saatnya dia untuk tidak merepotkan kekasihnya lebih lama lagi terlebih kos nya pun sudah terlihat lebih aman. Ada rasa ingin mencegahnya karena Rama terbiasa dengan kehadiran Bella namun memang normalnya harus seperti itu.

Bella sejujurnya tidak berniat menghindari hanya saja dia ingin memberikan kejutan dengan menyelesaikan masalah yang menjadi topik beberapa hari lalu dengan cara dia meminta Sebastian menemaninya untuk memeriksakan kesehatan karena terakhir dia melakukan aktivitas sexual bersama pria tersebut, Bella bisa saja meminta Rama tapi mengingat dirinya masih malu dan keduanya belum terbuka perihal hal itu jadi untuk saat ini dia meminta Sebastian toh dia pun temannya Rama masih orang terdekat yang bisa dipercaya ditambah Bella tidak begitu paham dengan hal seperti ini. Memang kegiatan kenakalan remaja ini biasanya dilakukan tanpa tahu resiko buruk untuk diri sendiri dan Bella termasuk golongan tersebut.

Awalnya Sebastian sedikit terkejut karena salah paham mengira Bella hamil dan meminta pertanggungjawabannya namun dia juga tahu hal itu tidak mungkin karena sudah hampir 7 bulan yang lalu, setelah mendengarkan penjelasan Bella Sebastian yang dikenal baik pada semua orang terdekatnya tanpa basa-basi langsung menyetujuinya bahkan membiayainya dengan balasan meminta Bella untuk menemaninya minum di bar miliknya.

Bella memberi tahu kekasihnya tentunya tentang rencana dirinya akan ke bar nanti malam tanpa cerita lengkap yang sebenarnya dia akan pergi ke rumah sakit terlebih dahulu, Rama yang sibuk dengan mata kuliahnya mengizinkan dengan berniat menyusul secepat mungkin walau dirinya lelah. Rama tahu Sebastian Fang temannya ini bukan pria kampungan yang akan merebut milik temannya tapi sebenarnya Rama sedikit cemburu dengan kedekatan mereka, bahkan dengan Sawal yang dia percayai pun Rama diam-diam menyimpan rasa khawatirnya, semua disembunyikan demi terlihat menjadi pria yang sempurna untuk Bella. Senyumnya selalu merekah saat Bella memujinya lalu hari ini pun begitu karena si pria memberikan izin begitu saja untuk Bella yang pulang bersama dengan Sebastian. Bella merasa kagum dengan pria yang menyimpan kepercayaan begitu besar tanpa ada drama menuduh hal-hal aneh, padahal Rama pun sama sebetulnya namun dia lebih memilih mengkontrol diri untuk tidak berlebihan dan kalah dengan egonya.

***

"Tuh kan aman ah." Sebastian mengelus kepala Bella.

"Yah kan siapa tau anjir ka aku panyakitan."

"Gak lah gue nya bersih juga, terakhir sama gue kan?" Tanya Sebastian yang dijawab anggukan.

"Yang gini harus cek terus ya ka Fang?"

"Ya kalau lo sering lakuin sih mending rajin, gak ada ruginya juga buat mastiin dari pada sakit. Lagian lo kalau sebegininya khawatir kenapa gak sama pacar lo sih ah Rama kan perlu tau."

"Nanti aku kasih tau, apan dia nyusul ke bar." Jawabnya dengan senyum membayangkan akan bertemu dengan kekasihnya.

Setelah merasa lega dan berkonsultasi sebentar Bella yang merasa puas dengan hasilnya terlihat senang di perjalanan pulang, berbincang singkat dengan Sebastian yang cukup banyak wawasan adalah hal yang menarik selain visualnya yang memang Bella kagumi.

***


Lantai marmer yang memberikan kesan mewah dilapisi karpet untuk beberapa sisi dengan nuansa gelap dan musik yang menenangkan dihiasai dekorasi yang dibuat klasik menawan benar-benar terlihat sebuah mahakarya dari Sebastian Ahmad si pemilik bar namun pemandangan indah itu terganggu oleh adegan kekasihnya Rama yang bibirnya menempel dengan wanita lain yang ada di pangkuannya.

'Rama bangsat!' Umpat Bella dalam hati dengan tangan mengepal.


🌻


METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang