59. Saksi

156 13 3
                                    

Joseph memberi tahu Bella semua yang dia lihat di rumah sakit advent secara ringkas dan jelas tentang pasien yang babak belur parah dan sisi kekasihnya yang menyeramkan.

"Ngapain kamu ceritain? Kan udah aku bilang aku udah putus sama dia." Respon Bella dari kisah panjang yang Joseph ceritakan.

"I-iya sih siapa tau kamu mau balikan, nah inget yang aku bilang jangan mau kemakan rayu-"

"Rama gak pernah ngerayu dan kalau mau balikan itu urusan aku cep kamu jangan ikut-ikutan."

"Aku cuma kasih tau kamu apa yang aku liat bel, emang kamu gak takut sama dia?"

"Engga."

Joseph mengeleng-gelengkan kepalanya sedikit tak percaya Bella bisa sebuta itu cinta pada sosok Christian Bramantya walau pun mengaku hubungannya telah berakhir.

'Anjing si Rama ngapain sampe si Joseph nyeritainnya heboh begini ya.' Begitulah kira-kira pertanyaan di kepala Bella saat Joseph sedang berpikir Bella telah jatuh terlalu jauh pada sosok yang menyeramkan.

***


Beberapa hari ke depan Bella bekerja dengan nyaman walaupun terlihat jelas Rama yang hadir untuk mengawasinya dari jauh, Bella menyadari itu tapi dia abaikan toh hati Bella masih belum sembuh dari luka yang Rama torehkan jadi untuk berbicara dengannya pun dia terlalu malas. 

Tatapan yang Rama berikan tidak pernah terbalas atau pun bertemu dengan kedua bola mata Bella, rasanya Rama rindu sekali bagaimana wanita itu selalu tertuju padanya. Rama menyadari rasa sayang yang dia miliki ini tidak bersamaan dengan rasa percayanya sehingga cenderung menyalahkan Bella setiap ada sebuah kasus, dan memang seharusnya jikalau salah pun lebih baik tidak menegur di ruang publik yang sedang menjadi pusat perhatian orang sekitar apalagi ditambah mengancam sebuah kelangsungan hubungannya. Rama sadar Bella pasti muak dengannya namun juga dia tidak mau menyerah begitu saja, tidak ingin melepas Bella begitu saja, walau bagaimana pun perasaannya untuk Bella selalu bertambah setiap harinya.

Jian mendekat agar obrolannya terdengar di tengah musik yang nyaring "Kata gue sih samperin aja dari pada ditatap doang."

"Nanti dia gak nyaman, dia lagi kerja." Balas Rama menunduk mengambil satu keripik untuk dia makan.

"Pengertian juga ya lo, fix udah kecintaan ini." Jian mengejek dengan suaranya yang dibuat kekanak-kanakan setelah mendapatkan respon dari Rama.

Saat Jian mengajak Sawal untuk mengejek Rama yang sedang murung, Sebastian sengaja memesan begitu banyak pesanan makanan ringan agar kemungkinan Bella datang ke mejanya lebih besar, dan saat itu terjadi semua orang yang ada di meja melihat ke arah Rama seolah berharap sang kawan bisa mengatakan sepatah dua patah atau melakukan sesuatu tapi nyatanya Rama kikuk diam di tempat dan Bella tidak melihat ke arah Rama sedikit pun sampai piring terakhir yang disajikan selesai.

Setelah Bella pergi meninggalkan meja semua teman tertuju ke arah Rama dengan wajah sedih yang dibuat-buat dan memberikan minuman agar Rama meneguknya. Kepergian Bella yang acuh membuat semuanya riuh mengajak Rama ke dance floor untuk menikmati malam ini menjadi lebih menyenangkan walau mata terus diam-diam menuju ke arah Bella.

'Si anjir bisaan banget pake wajah kasiannya si Rama! Kenapa sih itu cowo suka keliatan amun rapuh heran deh sebel, bodo amat ah udah jahat sia Rama sama aku!' Keluh Bella setelah menjauh dari meja Rama dan teman-temannya.

'By Rama kangen.'


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang