9. Perubahan

88 12 0
                                    

Keadaan Bella si perantau kian berubah semakin lebih baik itu juga tertolong karena dia yang ingin belajar dan beradaptasi dengan baik, sekarang Bella memiliki pacar dan juga teman yang baik itu semua berkat kerja kerasnya karena niat baik akan membawamu bertemu dan berakhir di tempat yang baik pula.

Sedikit tentang kota Bandung yang Bella sadari ternyata kota besar tidak begitu buruk, selama ini Bella memiliki pemahaman orang kota jauh dengan agama dan memiliki perangai yang buruk tapi ternyata tidak juga bahkan sistem dan wadah untuk mengadu cukup berfungsi tidak seperti dikampungnya. Contohnya Bella pernah melawan pencuri yang hampir membawa motornya, dia melaporkan pada pihak berwajib dan langsung ditindak tidak seperti di kampungnya yang sudah jaraknya jauh laporannya pun diabaikan. Namun untuk kasus yang lain memang mau di kota atau kampung kasus pelecehan dan hal-hal yang merugikan perempuan sayangnya terasa tidak begitu penting karena itu pula Bella mulai menegakan keadalilan dengan caranya sendiri berbekal Joseph yang akan membereskan masalahnya Bella seenaknya menghukum orang sesuai standar dirinya.

Tujuannya merantau yang tadinya ingin belajar dan melihat dunia berubah menjadi mengurus dunia dengan caranya sendiri karena bergantung pada instansi dan orang lain banyak menoreh kekecewaan.

Joseph mulai merasa risau dengan yang Bella lakukan sampai akhirnya memicu pertikaian dengan akhir Joseph mengalah karena cara salah Bella nyatanya beberapa kali menolong situasi pihak korban walau caranya salah.

***

"Itu mereka yang di kamar mandi tea pernah ngomongkeun kamu." Bella menyikut pelan Karmika yang disebelahnya saat berjalan di lorong sekolah.

"Hmm." Jawab Karmika malas."

Setelah melewati gerombolan orang itu Bella sempat menoleh ke belakang "Anjir watados ya manusia."

"Orang biasanya ngelupain kesalahannya lebih cepat dan ingat lebih lama kesalahan orang."

"Oooo eh tapi kamu kan henteu tuh sampe sekarang pasti guilty kan sama si kakanya Zemma, oh iya eta si Zemma kaya parasit anjir. Apa suka sama kamu ya?"

"Temen doang."

"Dulu mah ngeliatnya asa ganteng anjir waktu aku belum kenal ngan pas liat si eta nyamperin sering banget asa risih anjir, mending sama yang satu lagi aja gak buat risih. Siapa sih yang kaya kalem."

"Oh Rama."

"Di saragamnya Christian anjir namanya."

"Iya panggilannya Rama."

"Dia asa jarang nyamperin kamu deui mi, musuhan?" Bella tidak begitu tertarik dengan kisah para pria disekitar Karmika karena sudah memiliki Joseph tapi dia tetap memperpanjang obrolan ingin mengetahui kisah dari sisi Karmika yang kehidupannya menurut Bella seperti kisah fiksi.

"Bukan musuhan, dia malu kali kan ngeceng si Sarah."

"Oh." Bella melahap cireng yang dia beli sambil berjalan beriringan bersama Karmika dan sampai di kelasnya.

***

Hari-hari Bella menyenangkan walau rindu hewan ternak dan keluarganya di kampung, saat sedang diam memang ada sejenak perasaan bertanya kenapa dirinya harus sejauh ini untuk melihat kehidupan yang lain namun nyatanya Bella pun lebih nyaman tinggal di Bandung. Jujur saja selain lingkungan yang memudahkan Bella mengakses apa saja, dia juga belajar banyak hal di sini terlepas hal buruk atau baik, dan juga kesempatan untuk dirinya mendapatkan uang terasa lebih besar dengan hanya menjadi pelayan part time di cafe, ini pun dengan bantuan Joseph tapi dibandingkan dia di kampung hal-hal itu semua tidak bisa dia dapatkan bahkan sesimple makan saja tidak bervariasi entah karena Bandung dikenal sebagai kuliner yang kreatif tapi intinya Bella merasa nyaman.

"Cep aku sekarang kaya terombang-ambing deh." Ucap Bella sambil bersandar di bahu kekasihnya.

"Maksudnya bel?"

"Iya kan aku merantau karena muak aja di kampung, kaya aneh gitu lah apa-apa sulit nah sekarang di sini nyaman tapi kaya bingung aku mau jadi apa ya yang aku bisa dan murah."

"Pelan-pelan aja mikirnya, aku juga masih sering ragu sama cita-cita dan masa depan. Tapi bel kenapa murah?"

"Ya aku liat temen aku si Karmika dia punya cita-cita mau jadi pelukis ya tapi meni peralatannya teh mahal dia juga jadinya mau hobi aja soalnya biayanya gede, nah aku bahkan belum kepikir mau apa gitu tapi kalau kepikir semoga yang murah biar gak ruwet."

"Aku mau jujur deh." Bella yang merasa Joseph akan mengatakan hal yang serius pun bangun untuk duduk tegak dan menghadap prianya.

Joseph berdehem sebelum mengutarakannya "Sebenernya aku udah tau mau ngapain, aku banyak ragu asalnya tapi karena lihat kamu yang selalu berani ambil keputusan jadi aku juga mau keren kaya kamu."

Tanpa bertanya Bella menunggu kalimat selanjutnya jadi Joseph melanjutkan kalimatnya lagi "Aku mau seriusin tenis, aku suka tenis bel." Bella yang mendengarkan ikut tersennyum dan senang mendengar kekasihnya memutuskan hal besar dalam hidupnya.

"Bagus cep ih, emang kamu bakal keren jadi atlit begitu udah mah emang mampu juga ya sok gera kamu tekunin bakal jadi sukses." Bella menepuk-nepuk pundah Joseph merasa ikut bangga.

'Anjir pacaran sama atlit berarti keitungnya si aing teh hahaha.'

"Tapi artinya kita bakal LDR, karena aku mau fokus dan pindah sekolah di luar kota. Itu saran orangtua aku sih."

Senyum Bella menghilang setelah kalimat Joseph selesai.


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang