44. Toilet

152 12 2
                                    

"RAMA!" Bar yang hanya diiringi lagu yang santai dan nyaman di telinga membuat suara lantang Bella terdengar hampir ke seluruh ruangan.

Sawal terlihat lebih cemas dengan bir yang mendadak keluar dari mulutnya sedangkan matanya tertuju bergantian pada Bella dan Rama yang masih memangku wanita asing yang entah siapa, Rama mendadak membeku saat namanya dipanggil nyaring sedangkan wanita di pangkuannya terus mengelus-ngelus tengkuk lehernya haus akan perhatian Rama yang matanya tertuju pada sang kekasih sedangkan Fang yang baru menyusul langkah Bella ikut terkejut dengan apa yang terjadi.

Sawal dan Fang mungkin sering menghabiskan waktu dengan Bella sehingga mereka tau akan sebrutal apa jadinya jika seseorang membuat perasaan Bella kacau dan pemandangan yang sekarang Bella lihat tentu bukan sesuatu yang bagus.

"Ini cowo gue ya anjing!" Bella menarik rambut dari wanita asing itu agar turun dari pangkuan kekasihnya, Bella menjangkau apapun yang di dekat meja untuk dia siram ke arah wanita asing yang sudah seenaknya duduk di pangkuan Rama lalu setelah itu Bella dorong sekuat tenaga sampai pinggangnya terkena ujung meja dan terjatuh. Orang sekitar hanya menyaksikan kekerasan Bella seolah pertunjukan tanpa ada niatan melerai, saat wanita itu merintih kesakitan Rama berniat ingin menolong tapi sepertinya akan membuat suasana semakin memanas sehingga dia diam dan berakhir Sawal dan Fang selaku pemilik bar yang turun tangan memisahkan.

Bella memberontak yang berakhir menyerah karena dia ingin berbicara dengan Rama, dia menggenggam tangan Rama menariknya ke arah toilet pria yang ada di ujung lorong karena toilet pria biasanya lebih sepi dari wanita.

"Bel barusan-"

"Tau tau dia yang force herself to you, tapi gak bisa apa kamu tegas?" Tatapannya lebih menyeramkan dari marahnya Bella yang pernah Rama lihat selama mengenalnya.

"Bel bukannya aku gak tegas, itu dia mabuk aku baru mau usir kamu udah keburu dateng, beneran aku gak macem-macem. Maaf kamu harus liat pemandangan gak enak kaya tadi." Rama mengelus pucuk rambut Bella yang Bella tangkis tangannya, tidak ingin disentuh.

"Tau gak hari ini aku kemana?" Tanya Bella tiba-tiba dengan mata berkaca-kaca. Rama menggeleng menjawab pertanyaan dengan rasa khawatir karena Bella terlihat ingin menangis walau belum ada air mata yang menetes.

"Aku minta anter ka Fang buat cek biar kamu tenang kalau aku bersih, rela-relain aku ngangkang dicek pulangnya malah liat begini. Aku sadar kok kamu gak macem-macem tapi kok bisa nolak aku sampe bentak tapi ke cewe lain lembut yang pasrah aja gitu ya?"

"Bel..." Rama kalah telak dengan pernyataan Bella dan Rama menyadari bahwa Bella tahu kecemasannya.

"Aku mau pulang aja." Bella yang segera ingin pergi pergelangannya ditahan oleh Rama, ia tarik ke dalam pelukannya.

"Jangan, dengerin dulu Rama. Boleh?" Rama bertanya tapi Bella tidak memberikan respon apapun.

"Maaf harus liat aku ciuman sama cewe lain, maaf aku ninggiin suara sama kamu. Aku usahain gak akan terjadi lagi itu semua. Makasih udah pengertian cek buat diri kamu dan ketenangan aku, makasih banyak Bella. Pukul aku aja kalau masih kesel biasanya kamu luapinnya aga lama kan? Jangan ke orang asing ke aku aja pukulnya kalau itu bisa meredakan marah kamu biar keluar dulu emosinya biar puas tapi jangan langsung pulang nanti masalah kita gak selesai."

"Kenapa aku gak boleh pukul cewe tadi aja?" Bella masih dengan tatapan elang menyipit sungguh menyeramkan seolah Bella yang menggemaskan diingatan Rama selama ini hanyalah fiksi.

"Takutnya jadi manjang masalahnya, udah gitu nanti orang-orang taunya kamu kasar jadi mending kasarnya ke aku aja karena aku gak akan ngelapor, gak akan protes. Aku tau pasti kamu mikir aku belain ceweknya ya? Bukan baby bukan kesitu aku takut kamu jadi kenapa-napa kalau ribut-ribut kaya gitu tuh walaupun aku pasti nolongin kamu kalau ada apa-apa jadi mending kamu pukul aku aj-"

BUKKK!

Rama kira Bella tidak akan melakukannya tapi Bella melepaskan pelukan dan benar-benar menonjok perut sang kekasih satu pukulan cukup keras, untuk ukuran wanita dengan tubuh seperti Bella pukulannya cukup membuat Rama meringis kesakitan. Hebat memang tidak usah diragukan lagi kekuatan Yakuza Regulus, Rama merasakan langsung hari ini.

"Arghhhh." Rama memegang perutnya yang tadi kena hantaman kepalan Bella.

"Jahat! Gak suka! Aku gini buat kamu, gak pernah tuh aku lakuin sampe segininya kamu malah-" Bella menghela napas panjang lalu mengelus bibir Rama.

"Kamu malah nakal, biarin cewe lain cium." Bella masih mengusap bibir Rama.

"Meaf." Walau mulut Rama aga tertutup karena tangan Bella tapi dia masih berusaha mengutarakan maafnya.

"Ini punya aku aja harusnya!" Bella memukul dada Rama keras.

"Iya punya Bella Ramanya, maaf sayang." Rama mengelus pipi kanan Bella.

"Mau pukul Rama tapi sayang, sebel banget perasaan gini ih jadi ganggu aku yang mau nyerang." Bella memukul mukul dadanya yang terasa sesak.

"Boleh pukul aku aja baby sini, gak apa-apa pukul jangan mukul kamu sendiri." Dengan suara lembut Rama mengarahkan telapak tangan Bella ke dadanya sendiri, Rama tidak masalah diperlakukan kasar asal Bella tidak kasar terhadap orang lain atau dirinya sendiri.

"Tes aku bersih." Tiba-tiba Bella memberitahukan dengan mata tertuju pada tangannya yang di taruh di dada kekasihnya, setelah merengek beberapa saat lalu.

"Selamat Bellaku sehat." Tangan kirinya memegang telapak tangan Bella yang ada di dadanya sedangkan tangan Kanannya mengelus kepala Bella.

"Maaf ya aku gak nemu waktu yang tepat buat ngomongin perihal ini, aku gak bermaksud nyinggung atau hal jahat lainnya aku cuma mau kamu sama aku sehat di hubungan ini. Aku gak tau kedepannya kita bakal lakuin apa aja tapi kamu harus mulai belajar dan jaga kesehatan buat organ intim kamu baby."

Bella baru menyadari selama dia marah-marah tadi Rama terus memanggilnya dengan sebutan yang manis entah sayang atau baby belum lagi nada bicaranya yang lembut, benar-benar caranya ini membuat Bella menyukai pria di hadapannya lebih besar lagi.

"A-aku udah bersih jadi aku bisa nakal sama Rama." 

"Iya boleh, maaf ya sekali lagi. Aku tau kamu pasti agak gimana aku curhatin ke Kiki perihal hal pribadi ini. Maaf by nanti kedepannya aku janji bakal lebih baik buat lead hubungan kita."

Bella tidak merespon melainkan langsung menyerang leher Rama dengan jilatan dan hisapan cukup kancang, tangan Bella masuk dan menyentuh pinggang Rama yang ramping di balik kaos tipisnya. Hangat tubuh Rama terasa di atas kulit Bella yang dingin, sebuah perpaduan yang menyenangkan.

"Sorry baby, it's hall mah faulthhh ahhh." Rama mengelus rambut Bella yang sedang sibuk memberikan tanda di lehernya, dengan mulut yang susah berbicara jelas sebab baru merasakan serangan kekasihnya yang luar biasa.

"Bel tapih nanti gimana kalau ada yahh masuk toilet ahh."

"Ya biarin! tadi kamu juga di ruang public cium-cium jalang!" Bella mencubit kecil perut Rama.

"Aw." Rama bibirnya mengkerucut dapat cubitan seperti anak kecil.

"Maaf Bella Rama salah, nih bibirnya Bella bersiin." Rama mengusap lengan Bella ke bawah dan ke atas mencoba memberi ketenangan.

"Iya lah harus dibersiin sama aku, najis ada bekas orang lain. Rama nakal gak bisa jaga diri! Sebel banget tau gak!" Sekali lagi pukulan Rama rasakan atas kesalahannya.

"Iya maaf ya." Rama mencium singkat pipi Bella.

"Ih kamu jangan cium dulu geleuh bekas orang lain!" Bella mengusap bekas kecupan Rama.

Bukan berarti sesi bercumbu berhenti Bella memangku wajah Rama lalu dia tempelkan dengan bibirnya memulai untuk pembersihan bekas dari wanita lain.

Bella melumat lambat-lambat menghayati begitu juga dengan Rama yang terhimpit antara Bella dan dinding di belakangnya.

Menghisap dan memangut, Bella mulai melakukannya dengan tempo yang tergesa-gesa seperti tidak pernah cukup merasakan bibir Rama di sana. Sambil lidah keduanya mulai bertarung untuk mendominasi satu sama lain tangan Bella yang awalnya memangku wajah Rama kini mulai turun mengelus ngelus pinggang sang pria meremas juga meraba sampai atas dadanya yang kokoh keras di luar ekspetasi Bella.

Tangan Bella menjalar kembali lagi ke bawah merasakan perut Rama yang cukup bagus dan terukir otot. Sentuhan Bella pada tubuh bagian atas membuat Rama sedikit kepanasan, bagaimana bisa tangan lembut sang wanita menyalurkan gairah hanya dengan elusannya saja. Terus Bella elus seluruh tubuh Rama dari balik kaosnya, terkadang memainkan puting Rama sambil sesi ciumannya tidak pernah lepas walau Rama beberapa kali mau menanggahkan kepalanya menjauh tapi Bella terus memangut hingga menjinjitkan kakinya. Di sisi lain Rama kacau dengan pikirannya ditambah sekujur tubuhnya terasa terbakar tidak sabar untuk melakukan hal yang lain. Rama juga teringat dengan semua foto yang Bella pernah kirimkan atau pakaian yang Bella pakai saat masih tinggal di apartnya.

Bella melepaskan bibir yang menyatu sambil kedua netranya masih saling bertatapan dengan napas terenggah-enggah.

Tangannya membuka sabuk yang Rama kenakan dan tangan Bella pun menyapa kembali sang piton kesukaannya walau tidak langsung bertemu sebab masih terhalang celana dalam Rama.

"Wow, ini nambah gede gak sih?" Rama hanya tersenyum tipis saat Bella bertanya, kemudian dia bertanya lagi "Kenapa gak protes dorong aku lagi?" Jemarinya masih mengelus kejantanan Rama.

"K-kan punya Bella semua."

Rama terlihat mulai memejamkan matanya merasakan permainan tangan Bella yang begitu lembut seperti sedang menyayanginya dengan cara yang nakal namun tiba-tiba tangannya ditarik.

"Ma-mau kemana bel?"

"Ya udahan, lagian aku kesini janji temenin ka Fang minum buat balas budi bukan ngurusin piton jelek!" Bella pergi meninggalkan Rama yang telah berfantasi akan melakukan apa saja nyatanya ditinggalkan saat sedang enak-enaknya.

"Bel kita udah baikan kan ini?" Belum selesai pertanyaannya Bella sudah pergi meninggalkan Rama sendirian.

"Damn it Bella Tanaya! Piton jelek katanya hahaha gimana dong pacar aku lucu banget ya tuhan!" Rama tertawa sambil membenarkan resleting yang telah terbuka sebelum ada orang lain masuk yang melihat penampilannya berantakan.

Rama masih tertawa miris karena tahu dia harus mengurus yang ada di bawah sanah sedangkan beberapa orang yang baru masuk terlihat ketakutan dengan Rama yang seperti orang gila tertawa sendiri menuju kabin kamar mandi.


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang