21. Memperhatikan

97 13 2
                                    

Bella yang benar-benar tidak ingin berurusan dengan pria dingin itu menunjukan ketidaksukaannya secara terang-terangan entah saat di koridor akan memutar arah atau saat Sawal menyapa dia mengabaikan orang di sisinya. Bella merasa dia harus membalas perlakuan tidak ramah pria itu sedangkan Rama yang menerima tindakan ketus Bella menjadi sedikit penasaran dan tidak sengaja memperhatikan Bella setiap ada kesempatan ditambah nama Bella cukup berlalu lalang di time line sosial media sebab base kampus sudah seperti ladang gosip selain sebagai pengumuman berita seputar kampus.

Sebastian dan Sawal yang semakin terlihat akrab dan asik pergi bersama dengan Bella ke tempat-tempat hiburan malam membuat Rama mendapatkan info tentang seorang Bella Tanaya ini walau pun dirinya tidak pernah meminta sebab pasti setelah kedua teman Rama itu bersenang-senang selalu pulang dengan sebuah kisah lucu atau menegangkan berkat ulah seorang Bella yang Rama nilai sebagai sosok yang tidak Rama sukai.

Urakan, kasar, suka bertengkar, banyak teman lawan jenis, benar-benar sifat yang Rama tidak sukai dari seorang wanita. Rama lebih tertarik dengan wanita yang lembut dalam tutur kata atau bersikap seperti Sarah, wanita yang sudah dari dulu Rama kagumi sayangnya Sarah tidak ada niat untuk menjalin hubungan yang serius sedangkan Rama entah kenapa cukup kaku saat berhadapan dengan orang yang dia sukai sehingga hubungannya tidak pernah maju.

***


Sembari menunggu kelas Rama menikmati angin segar dengan diam dekat jendela tempat dimana dia menyendiri karena menghadap belakang kampus yang sunyi jadi yang terdengar hanya suara dedaunan dan ranting yang tertiup angin, dari lantai 3 dia juga memperhatikan sedikit orang yang lalu lalang karena gedung belakang ini memang bukan akses penghubung jalan. Namun lamunannya terhenti saat melihat seseorang yang sepertinya dia kenal.

Bella Tanaya,
wanita itu sedang berjalan berdua dengan Gilang. Gilang Hartanto seorang pria dingin yang sulit untuk didekati ditambah dirinya tidak menggunakan sosial media sehingga beberapa orang menjadi kesulitan untuk mengenalnya di zaman modern ini.

Hari ini lagi-lagi Rama dibuat penasaran matanya tidak lepas dari dua orang yang berjalan menuju kursi taman, entah apa obrolan keduanya tapi di mata Rama kedekatan mereka adalah kombinasi yang aneh dan jarang dia lihat terutama karena ini Gilang, sosok yang tidak mudah dirayu begitu saja.

Seketika Rama mengerutkan dahinya 'Sawal sama bang Fang wajar akrab tapi sampe bang Gilang juga? Apa spesialnya orang ini?' pikir Rama bingung tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya merasa tidak perlu repot-repot memikirkan hal yang tidak penting terlebih privasi orang lain.

***


Perihal Bella Tanaya tidak penting,
Rama sudah berulang kali menyebutkannya dalam hati tapi pergerakannya seolah memilih jalan sendiri yang membuat matanya selalu tertuju pada wanita yang dia cap urakan, sedangkan Bella yang cukup peka bisa merasakan tatapan tajam yang Rama lakukan setiap berpapasan namun dia tak ambil pusing semasih wajar dan tidak melecehkan.

Lagi-lagi hari ini berpapasan lebih tepatnya karena Sawal memanggil menyapa dan Bella menjawab dengan mengangkat tangan malas dengan orang yang disebelahnya.

"Main gak hari ini?"

"Malas bro, banyak tugas kebetulan sekelompok sama si Karmika nanti dia ngomel kalau aku loba lila." Balas Bella dengan menatap Sawal tanpa mempedulikan pria di sampingnya yang dari jauh sudah menatapnya.

'Aing udah biasa aja gak ngasih tampang galak tapi si cowo itu liatin aja, maunya apa sih brengsek gak nyaman!' Dalam hati Bella yang menyadari tatapan panas dari sebelah kirinya.

"Ya udah next time ya bro." Ucap Sawal menepuk pundak Bella dan berjalan melewatinya sedangkan Rama dia masih diam sampai akhirnya Bella menoleh untuk pertama kalinya.

"Apa?" Tanya Bella yang malah tidak dibalas dan pergi begitu saja menyusul temannya.

'Anjing! Maunya apa elah.' 

Bella terus menatap punggung pria yang mengabaikannya itu sampai akhirnya Gilang menepuk pundaknya "Ayo balik." dan saat itu pula punggung yang menjauh itu berbalik kembali melihat ke arah Bella.

Disaat Gilang mengajaknya bicara, Bella dan Rama saling menatap dari jarak yang jauh.

'Dia kenapa sih? Saiko jangan-jangan.' Dalam hati Bella sedikit takut akan kelakuan Rama yang susah ditebak.

'Beneran deket ternyata.' Rama mengangguk-anggukan kepalanya lalu melanjutkan jalan menuju parkiran menyusul Sawal.


🌻


METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang