34. Terbiasa

112 13 2
                                    

Sudah terhitung seminggu dan Rama masih memegang prinsipnya untuk tidak satu atap, kehadirannya di pagi petang masih selalu ditunggu Bella sampai hari ini.

"Weehh hari ini bubur?" Tanya Bella sudah tau dari tampilan keresek yang Rama jinjing tapi sebelum Bella mengambil untuk menyajikan Rama menjauhkan makanannya dan menatap Bella dari ujung kepala hingga kaki.

"Pake celana ini tuh, baju nya aja yang besar." pembelaan Bella menarik bajunya ke atas untuk memperlihatkan pakaiannya bahwa dia memakai celana.

"Oh hahaha nih makan." Rama memberikan kereseknya setelah puas "Kerupuk dua itu buat kamu."

"Makasih, nanti makan siang aku yang beli ya."

"Okay."

Pemandangan yang terlihat seperti adegan penuh bahagia ini sudah seperti normal bagi keduanya, saling perhatian dan peduli satu sama lain tapi saat-saat sedang melamun Bella layaknya wanita normal lainnya selalu menanyakan dalam hatinya maksud dari perhatian Rama ini karena semakin hari semakin gila rasanya.

Jika diperhatikan Rama memang ramah dan akan membantu orang jika diminta membuat Bella selalu memincingkan matanya sembari berpikir apakah yang dilakukannya kali ini karena dia sebagai orang baik atau memang sudah ada rasa padanya. Paling sulit untuk Bella menebak-nebak sifat apalagi dari orang yang baik dan Ramah, entah karena Bella belum pernah dekat dengan tipe sejenis Christian Bramantya.

Sembari menuangkan bubur ke mangkuk Bella bertanya dengan suara lantang "Ma kamu udah ada perasaan sama aku?" tanya seorang wanita paling anti memendam suatu masalah dalam pikirannya, menurut Bella memendam rasa akan menimbulkan penyakit jadi lebih keluarkan saja toh tidak ada manfaatnya.

"Belum." 

'Anjing ih.'

Rama menyadari bibir yang menekuk lalu terkekeh "Gak usah buru-buru, santai aja." Rama memberikan semangat dengan menepuk pundaknya saat melewati Bella menuju kamarnya.

'Kan si eta bisaan banget buat hati dag dig dug.'

***

"Gimana? Ada kemajuan?" Tanya Karmika di lorong kampus berjalan beriringan dengan Dania dan Sarah menuju kelas selanjutnya.

"Dikit."

"Kalau aku yang deketin langsung jadi kali ya?" Tanya Sarah penasaran "Tapi aku gak minat sama yang beda agama sih." Sarah tertawa yang diikuti Dania walau canggung sedangkan Karmika menahan tangan Bella untuk tidak melakukan hal gila.

"Pulangnya karaoke yu udah lama." Dania mencoba mencairkan suasana.

"Aku gak bisa ey harus langsung pulang." Tolak Sarah yang memang sudah beberapa kali melewatkan main dengan anak Bercanda.

"Ada problem di rumah sar?" Tanya Karmika merasa aneh.

"Engga kok, ini disuruh mamah aja hehe.. ayo ah buruan masuk kelas nanti telat lagi."

Begitu Sarah dan Dania masuk duluan Karmika melihat ke arah Bella yang belum berjalan "Santai, Rama gak bajingan kok kalau dia udah kasih kode dan mempersilahkan kamu deketin dia artinya dia gak akan ujug-ujug tertarik sama yang lain gitu aja kalau pun iya dia bakal bilang." Karmika menjelaskan sebagai yang mengenal Rama lebih lama.

"Kalem aje, udah terbiasa aing sama kelakuan najis temen kamu. Gak tau tempat tiap ngomong teh." Ucap Bella melewati Karmika dan masuk kelas.

Dari awal memang Bella tidak mengharapkan Sarah akan menjadi teman yang baik, hubungan yang secukupnya ini sudah cukup baginya.

🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang