87. Sudah berganti

54 5 0
                                    

Kiki yang masih terpikirkan bayaran reparasi mobil diberatkan dengan harus menyetir sedangkan Sawal di sampingnya masih terus mengungkit apa yang terjadi di hadapannya atas tindakan Bella yang sembarangan, sementara di kursi belakangnya Dania dan Karmika sedang mengeluh di telfon maupun chat pada pasangannya masing-masing. Hal ini menguntungkan bagi Devon yang ingin rujuk sehingga dia bisa hadir sebagai tempat berlindung yang menenangkan untuk Karmika, diam-diam Devon banyak berterimakasih atas tingkah Bella karena telah membuka jalan untuknya.

"By aku gak izinin kamu bawa mobil lagi ya, kamu ugal-ugalan gitu gak bagus tau bisa serius kamu masuk penjara."

"Kan tadi udah minta maaf ih diungkit mulu." Keluh Bella manja berhasil membuat seisi mobil mual.

"Heh bego emang minta maaf bisa ngerubah mobil Kiki yang pintunya ke surga? Liat temen lo pada trauma." Tunjuk Sawal pada Karmika dan Bella.

"Mereka mah kuat da nanti juga."

"Ma atuh ma cewe lo sinting kaya pengabdi setan tingkahnya." Keluh Sawal menunjukan rasa kesalnya.

Rama mengelus pipi Bella agar melihat ke arahnya "Ssst udah diam biar temen-temen kamu yang pusing istirahat kamunya jangan berisik. Kamu salah di sini tau bel."

"Jangan bel bel gitu baby lagi manggilnya." Bella menangkup wajah Rama untuk melihat ke arahnya, diam-diam juga dia mengecup bibir kekasihnya yang membuat Rama terkejut.

"Jangan nakal." Bisik Rama agar yang lain tidak melihat yang sayangnya Sawal sudah melihat adegan menjijikan itu dari cermin.

"Oh iya Rama di rumah aku ngapain? Kerja rodi? Bapak marah gak? Kata ibu kamu ketemu haji soleh ya? Ngapain?"

"Satu-satu baby nanyanya."

"Mau semua, buru jawab aku gak tenang."

"Iya aku di rumah aku, emang udah janjian sama bapak kamu buat aku pindah. Saksinya ya itu keluarga kamu dibantu haji soleh juga-"

"Ma ya ampun hari penting gini ngide sendiri gak ngajak aku, kamu tuh aku udah hariwang!"
*Hariwang : Khawatir

"Ya kan baby pasti cape." Bisik Rama lagi karena pembahasan mereka tentang kemarin malam.

"Rama maaf bukannya ngeraguin, emang udah yakin banget? Aku gak-"

"Udah, papah juga kayanya seneng lihat aku milih. Padahal kamu tau sendiri papah kaya gimana ke aku."

"Kamu udah milih gini lebih tenang?" Rama mengangguk atas pertanyaan Bella.

"Selamat ya sayang semoga bisa menjalankan semua rangkaian ibadahnya sampe akhir hayat, terlepas dari aku seneng karena sekarang kita udah samaan tapi aku lebih seneng kamunya keliatan happy udah beberapa hari ini."

"Makasih by."

"Bapak aku tuman ya? Kamu kayanya repot banget diliat dari apdetan si Kiki sama Sawal."

"Engga, itu aku emang caper aya mau so baik biar orangtua pacarku masukin aku di list kandidat yang pantas jadi calon suami anaknya."

"Bisaan banget ngomongnya ey."

"Yang di belakang bisa diam gak?" Tegur Kiki yang sepertinya menjadi sensitif, bahkan bukan hanya Bella dan Rama yang menjadi diam tapi seluruhnya.

"Mau gantian gak nyetirny-" Tawar Sawal pada temannya namun keburu terpotong.

"Ini mobil Rama gue belokin ke jurang nih kalau pada banyak tingkah."

"Lah ki istigfar." Tegur Rama yang Kiki tatap dengan tajam lewat cermin.

***

"Rama nanti aku ganti ya uangnya cicil."

"Bebas by gak dibayar juga gak apa-apa."

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang