91. Penunggu Kos

57 4 0
                                    

Lagi, hari ini Rama menunggu Bella di depan kamar kos. Ruang tamu kecil yang tak jauh dari kamar kekasihnya dia pakai untuk mengerjakan tugas sembari makan nasi dari warteg dekat kos Bella. Tidak ada wajah murung atau sedih Rama murni menikmati makanannya sembari mengerjakan tugas walau hati kecilnya tentu masih berharap Bella akan membuka pintu dan menyapanya.

Suara kunci berputar terdengar yang artinya salah satu pintu kos ada yang akan terbuka dan itu rupanya kamar Bella, Rama menjadi berhenti mengunyah begitu juga Bella yang membawa sampah untuk dibuang pun ikut terdiam melihat kekasihnya yang nyaman sudah seperti penyewa di sana melebihi dirinya.

Rama buru-buru menelan makanannya sampai terdesak dan batuk-batuk yang dia dorong kesulitan itu dengan meminum air buru-buru "Sampah ya? Sini aku aja yang buangin." Tawarnya tanpa menunggu Bella mengizinkan. Langkahnya cepat sampai punggungnya sudah tidak terlihat sementara Bella berinisiatif menjaga barang-barang kekasihnya dirasa takut ada yang mencuri semua barang yang tergeletak begitu saja.

Rama yang menaiki tangga dengan santai langkahnya menjadi buru-buru begitu melihat Bella duduk di kursi dekat tas nya sampai dia tersandung terkena lantai "Aww." dirinya mengaduh sampai Bella menoleh yang disambut senyum manis Christian Bramantya.

'Anjing emang ganteng terus pacar aing!' Umpat Bella. 

"By hehehe makasih ya dijagain, ini ini makan aku beli banyak jajanan." Dia menyodorkan keresek indomaret yang penuh dengan jajanan seperti yang dia katakan.

"Kenapa sih ke sini wae?" Tanya Bella tidak menyambut keresek yang Rama dekatkan.

"Kangen." Balasnya menunduk.

"Mau masuk gak?" Tanya Bella yang langsung Rama balas dengan anggukan antusias.

Bella membantu membawakan kertas dan bukunya duluan masuk ke kamar sementara Rama riweh dengan piring, laptop, tas, dan jajanan di tangan kirinya sambil buru-buru mengekori takut Bella berubah pikiran.

Begitu semua barang Rama taruh di meja belajar yang berubah fungsi sebagai menja makan Bella memeluknya dari belakang "Maaf ya lama marahnya soalnya sebel banget." sebuah kalimat dan pelukan hangat itu berhasil membuat pipi Rama merona dengan senyum lebih manis dari sebelumnya.

"Iya gak apa-apa, Rama juga minta maaf ya by." Rama mengelus tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Tau gak sih aku juga kangen mana kamu piwatireun gitu kalo udah cicing di depan kamar kos teh kenapa gak di apart aja sih skripsiannya?"

Rama melepas tangan yang melingkar agar dia dapat berbalik sambil memangku wajah Bella "Iya kan kangen akunya, untung baru seminggu udah dapat peluk kebayang kalau beneran sebulan."

"Kenapa kalau sebulan?"

"Rama dobrak aja lah kamarnya."

"Apa sih gak cocok ah Rama anarkis mah."

"Kangen senyum yang ini." Ucap Rama yang terlihat memperhatikan seluruh titik wajah kekasihnya.

"Ganteng banget sih sayang." Giliran Bella yang memuji karena sudah tidak tahan dengan pesona kekasihnya sendiri.

"Boleh cium?"

"Kamu selalu boleh mau ngapain jug-" Belum Bella selesai Rama sudah menempelkan bibirnya, tidak tergesa-gesa walaupun hatinya menggebu. Rama menikmati setiap pangutannya seperti memperlihatkan betapa banyak rasa rindunya, penutupannya setelah selesai sesi ciuman manis dia berikan pula kecupan untuk pipi dan keningnya.

"Baikan ya?"

"Nanti mah bilang kalau anter-anter cewe lain."

"Gak akan ngasih tebengan lagi, gak mau kalau harus dimarahin kamu."

Gemas, menggemaskan, pesona Rama itu membingungkan selain tampan wajahnya terlihat polos yang harus diberikan cinta 24 jam yang tidak mungkin Bella protes karena dia akan dengan senang hati memberikannya.

"Tau gak sih ma aku bisa ngerjain skripsi aku, maksudnya padahal mood aku lagi jelek karena kita renggang."

"Pinter ih, hebat cewe aku." Rama mengusap kepala Bella dengan merapihkan helaian rambutnya.

"Aku jadi rajin."

"Bagus baby good job." Pujinya lagi dengan posisi masih sama Bella melingkarkan tangannya memeluk Rama yang sedang memainkan rambut kekasihnya.

"Gak nyangka aku juga hehe."

"Kamu tuh emang bisa tau kalau mau, cuma kamu suka gampang emosi."

"Iya mereun ya terus emang sengaja aja sih caper biar mamah kamu liat IPK aku bagus terus makin direstui jadi mantu, mau gak kamu punya istri rajin? Aku bisa." Bella terus membanggakan perubahan pada dirinya yang Rama temukan hal itu sebagai sisi menggemaskan kekasihnya yang orang lain tidak tahu.

"Iya mau by." Jawab Rama tanpa ragu.

"Bagus soalnya kalo ke batur mah aku males jadi istri yang rajin mau jadi wanita karir aja." Jawabannya menunjukan bahwa dirinya hanya ingin subordinat, melunturkan sisi dominan hanya untuk Rama.

"Ya lagian harus sama aku." Balas Rama memeluk Bella erat.

"Rama mau lanjutin skripsian atau peluk-peluk aja?"

"Peluk aja yu sambil bobo?"

"Bobo lucu apa bobo sex?"

"Bobo biasa baby." Rama mencubit pipi Bella.

"Hehehe ayo kecewa dikit gak ngaruh." Balasnya bukan dalam hati yang membuat Rama tertawa.


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang