56. Marah 2

155 13 4
                                    

Setelah mengantarkan laki-laki yang menjadi lawan Bella beberapa saat lalu ke rumah sakit, Rama meminta maaf atas nama Bella dan juga membiayai rawat inapnya sebagai jaminan agar Atma dan kekasihnya itu tidak melaporkan kasus tersebut ke pihak kampus Regulus. Bisa dibilang cukup berlebihan harus sampai dirawat tapi Rama lakukan demi memuaskan mereka agar tidak menyentuh Bella di masa depan.

Setelah bagian administrasi dan segalanya selesai dia kembali ke kampus yang disambut oleh Sawal yang telah memesankan makanan di kantin. Rama sebetulnya kembali dengan harapan bertemu lagi dengan Bella tapi nyatanya dia sudah pulang entah pergi kemana sebab sebelum bertemu temannya Rama sempat berkeliling mencari kekasihnya.

"Gimana?" Tanya Sawal tentang urusan yang Rama tangani sembari menyodorkan piring.

"Aman." Balasnya lalu menyantap ketoprak yang sudah tersaji.

Bukan pertama kalinya bagi Rama membuat kesepakatan dengan beberapa orang agar keributan yang dilakukan Bella tidak menjadi menyebar dan dibesarkan kasusnya, semua dilakukan demi keselamatan Bella. Rama tidak ingin kekasihnya ini terseret sebuah kasus yang membuat Bella tidak dapat lulus atau memiliki reputasi jelek di luar sana, cukup keributan yang ada di Regulus stay in Regulus.

"Gue berasa jadi lawyer yang gak bener loh wal."

Sawal diam beberapa saat sebelum menjawab "Lo tau sendiri yang dia lakuin itu pasti ada alasannya makanya lo lindungi dia, lo bisa hukum dan nasehatin dia tapi lo gak rela orang lain yang hakimin. Gitu kan maksud lo selama ini?" Tebak Sawal yang sudah mengenal Rama cukup lama.

"Tapi dia kenapa yah gak bisa banget tahan buat gak pake kekerasan? Padahal gue nasehatin pelan-pelan. Gue kesel jujur, lo tau sendiri gue pernah terjebak di posisi itu makanya gue mau Bella gak gitu eh dia gue sayangin malah gak paham."

Sawal menepuk pundak Rama "Iya iya ngerti gue, nanti lo ceritain makanya ke Bella semuanya biar dia tau kenapa lo punya pandangan kaya gitu dan lo juga harus denger Bella kenapa bisa kasar begitu. So far sih gue kenal Bella dia ngehajar orang yang emang kaya tai ma." 

"Dia sekarang di mana ya wal, lo dapat info?"

"Tuh si bang Jian ngabarin dari tadi di grup kirain lo udah seen."

Rama membuka ponselnya dan melihat beberapa foto Bella bersama Joseph yang terlihat senang, hal itu membuat satu tangan Rama mengepal karena kesal. Jari yang lainnya mencoba memanggil kontak Bella yang tidak diangkat setelah beberapa kali terhubung begitu juga temannya Jian dengan kurang ajarnya dia menghilang setelah mengirim foto-foto yang Rama tidak sukai dengan keterangan yang tidak mendetail.

"Ma biarin dulu kali Bella sendiri, maksudnya kalian baru aja gelut 4 jam yang lalu. Tenangin dulu lo juga tenang dulu."

"Harusnya marahan cuma sejam aja cukup kan." Keluh Rama.

"Lo kaya gak tau Bella aja anjir, dia mana ada marah sebentar suka aneh ah. Udah lo tinggal datengin kos nya besok gak usah heboh ah." 

***


Pagi-pagi Rama sudah tiba di depan kos Bella, langkah kakinya cukup besar karena tergesa-gesa ingin segera sampai sayangnya sebelum sampai ujung koridor Rama dihentikan oleh Kiki yang baru saja keluar kamar untuk ke kamar mandi.

"Bro ngapain ke sini pagi-pagi?"

"Jemput Bella ngampus."

"Lah Bella belom ngasih tau lo kalau dia pindah kosan?" 

Rama menundukan kepalanya dengan tangan mengeratkan di roda kemudi, sangat kencang hingga jarinya memutih. Rama takut dia kehilangan Bella, takut Bella tidak ingin bertemu dengannya, takut marahnya Bella tidak memberi kabar berakhir selamanya, dan menyesal tidak menghampiri kekasihnya kemarin sejak.

Rama berusaha menenangkan dirinya dengan menurunkan jendela mobil dan mengatur napasnya kemudian setelah itu dia berniat menghubungi Bella.

30 detik.....

45 detik......

1 menit.........

Ponsel yang digenggam di tangan kanan masih di samping telinganya menunggu kekasihnya mengangkat panggilan yang tak kunjung ada tanda-tanda menjawab.

"Bel kamu dimana sih." Rama menundukan kepalanya hingga klakson mobilnya tak sengaja tertekan membuatnya terkejut sendiri. Kiki tidak tahu lokasinya sebab dirasa Rama akan diberi tahu duluan, sementara Karmika teman dekat Bella pun baru memiliki rencana berkunjung dan belum pernah ke kos nya. 

Rama yang tidak mendapatkan informasi lewat sekitarnya berakhir mencari informasi lewat ibu kos yang sepertinya menjadi jalan yang salah sebab yang dia dapatkan adalah amarah ibu kos dan berakhir dimintai uang atas kerusakan yang Bella lakukan sebelum pindah. Ibu kos bahkan memperlihatkan kondisi kamar Bella untuk menunjukan bukti yang membuat Rama mengernyitkan dahinya tidak paham dengan jalan berpikir Bella.

"Maaf ya bu, ini uangnya semoga cukup buat perbaikan."

"Ya, bilangin tuh ke si Bella jangan kurang ajar di kos barunya. Mahasiswa kok kaya bukan orang berpendidikan." Ucapnya meninggalkan Rama.

Sambil kembali ke mobilnya Rama lagi-lagi mencoba memanggil Bella yang akhirnya dijawab.

Rama : Bel bel baby kamu dimana?
Bella  : Bisa gak jangan ganggu aku? Kita udah putus.
Rama : Ki-kita harus ngobrol dulu bel.
Bella  : Gak mau.
Rama : Kamu tuh ya keras kepala! Ini juga kamu ngapain rusak-rusak tembok kosan kamu?
Bella  :  Kamu kalau gak tau apa-apa gak usah ikut campur, inget kita udah putus.
Rama : B-by jangan gitu, maaf Rama marah tiba-tiba, ini cuma-

Dan sambungan panggilan pun terputus, lebih tepatnya Bella yang mematikannya.

Bella sudah menutup panggilan tidak ingin berbicara panjang lebar dengan Rama, sumber dari rasa sakit hatinya. Sementara Rama yang kacau berakhir pergi ke kampus dengan perasaan tidak karuan, setiap ada jadwal kosong dia pasti memaksakan datang ke gedung Bahasa untuk menemui kekasihnya, sayangnya jam selesai kelas Bella itu lebih lambat dari masuknya kelas Rama sehingga untuk keduanya untuk bertemu sangat sulit.

Selama ini Bella bisa memaksakan pertemuannya karena selalu mengalah, mengorbankan jam kelasnya, mengorbankan rasa lelahnya karena harus mengikuti jadwal Rama, bahkan jadwal kerja paruh waktunya pun dia sesuaikan padahal mencari uang adalah hal  yang penting baginya selama tinggal di Bandung.

Kini Bella yang menganggap hubungannya sudah berakhir tentu tidak melakukannya lagi, bahkan untuk makan siang dia menikmati hidangan di kantin dekat gedungnya dari pada Fakultas Hukum untuk menghemat waktu dan juga dia mulai mengambil pekerjaan paruh waktu lebih banyak sebab dia tidak punya lagi sosok yang harus diprioritaskan untuk menghabiskan waktunya.

"Lesu amat." Tegur Sawal melihat Rama menunggu Bella di pertigaan antara gedungnya dan lahan parkir.

"Bella anggap kita putus wal, gue harus gimana ya wal?"

"Hah? Serius? Sinting! Engga engga lo tau dia juga bucin sama lo kan dia pasti balik lagi pundung aja itu, lo tenang aja."

"Gue telfon dari suaranya kaya benci gak ada bucin-bucinnya wal."

"Engga ah udah gak usah dipikirin dulu, yu pergi bang Fang udah nungguin." Ajak Sawal menarik paksa Rama yang lemas.


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang