TW // violence, sexual abuse, fight
Sebuah pesan dari DM sosial media atas nama Riki masuk saat kelas Bella usai, dia mengajak Bella bertemu di salah satu gedung yang cukup jauh dari daerah kampus.
Sebelum berangkat Bella memberitahukan Karmika untuk mencari dirinya jika dia hilang lebih dari 1 jam, sungguh cara pamitan tidak masuk akal untuk Karmika yang sedang buru-buru menuju parkiran untuk pulang.
Setelah kurang lebih 40 menit Bella sampai di sebuah gedung tua, yang dulunya tempat itu adalah mall ternama yang kini terbengkalai dan hanya beberapa toko saja yang masih buka di lantai dasar sementara lantai atas dan bagian Rooftop didiamkan tanpa ada perawatan sedikit pun yang membuat tampilannya begitu menakutkan bagai gedung yang ada di film horor.
Bella tidak begitu takut dengan mahluk tak kasat mata dia lebih takut manusia yang bisa menyentuhnya dan melukainya jadi dia berjalan dengan penuh percaya diri. Jujur Bella beberapa kali dibuat kaget jika menonton horor atau pernah reaksinya berlebihan tapi itu untuk cari perhatian kekasihnya Rama jadi tidak ada yang benar-benar 100% karena dia takut akan sosok tak kasat mata tersebut.
"Wow lo beneran datang sendiri?" Riki menyambut dengan ditemani 5 orang temannya dengan tersenyum lebar.
"Lah lo beneran mau keroyokan?" Balas Bella cukup terkejut namun harus menampilkan sosok percaya diri karena takut adalah kelemahan dan Bella tidak mau terlihat lemah di hadapannya.
Bella tidak tahu bahwa Riki pria paling pengecut yang pernah dia temui bahkan ajakan pertemuan nya kali ini dia membawa 'pasukan' tidak seperti yang dijanjikan.
"Hmm gue gak tega sih kalau keroyokan, bagaimana pun lo cewe yang gue suka." Setelah kalimat itu Bella menunjukan ekspresi pura-pura muntah yang membuat Riki cukup kesal namun dibalas dengan pura-pura tertawa.
Bella duduk di salah satu kursi tua buangan di seberang Riki dan antek-anteknya. Benar-benar sudah seperti adegan film action yang sedang bernegosiasi.
"Gue baru sadar lo sama cowo lo aga mirip, sama-sama songong." Riki mengingat Rama yang masuk dan duduk di studionya bagai orang yang memiliki tempat.
"Kapan ketemu Rama?" Bella bertanya dengan mempertahankan wajah dingin ala Yakuza Regulus yang padahal dirinya sangat penasaran.
"Oh cowo lo gak cerita? Wah keretakan rumah tanggakah?" Tanya Riki pada temannya di belakang yang dibalas dengan tawa dan jawaban tidak penting seperti figuran.
"Ya mungkin bagi Rama lo gak penting jadi Rama tiap ketemu gue gak ada ungkit-ungkit lo, lagian Rama mikir dia pemenangnya kali ya lo kan cuma cowo yang gue tolak beberapa kali."
"Jaga ya cara ngomong lo! Jangan karena gue ngejar lo jadinya besar kepala."
"Gak ada yang perlu dibanggain disukain sama lo, temen gue aja gak ada yang ta-" Kalimatnya tergantung sebab Riki tak kuasa menahan amarah dan mendekati Bella untuk menarik rambutnya kencang.
"Gue kaka kelas lo ya jalang! Sopan dikit!"
"Kita seangkatan kok." Sindiran Bella untuk Riki yang belum juga lulus.
Kini tarikan di rambutnya dilepas dan berpindah tangannya menjadi mencengkram rahang Bella "Lo bisa diam aja gak?"
"Lah gue datang ke sini disuruh diem denger lo ceramah?"
Satu tamparan keras Bella rasakan di pipi kanannya, Riki pun sempat terkejut dengan perbuatannya sendiri "Lo-lo bisa gak jangan mancing gue? Gue gak mau pukul lo karena lo cewe jadi please diam. Gue manggil lo karena mau kasih tau kalau Rama nggak sebaik yang lo pikir."

KAMU SEDANG MEMBACA
METANOIA (another story)
Roman d'amourKisah romansa huru-hara remaja milenial di kampus Regulus yang diawali dengan perkenalan antara seorang Bella Tanaya yang menyandang tittle yakuza dengan Christian Bramantya yang memiliki imej malaikat yang baik, menariknya pribadi yang bertolak bel...