17. Regulus

108 14 5
                                    

Kampus swasta yang memiliki predikat cukup baik dengan beberapa jurusan yang beragam menjadi pilihan Bella dan kawan-kawan, untuk Bella dia memilih jurusan bahasa asing karena dia tidak tahu harus memilih jurusan apa dan mengikuti yang Karmika pilih. Penentukan 1 pilihan di detik-detik terakhir sangatlah susah karena untuk mencari yang ingin ditekuni pun belum terpikirkan jelas, pernah Bella memimpikan menjadi orang yang menolong para perempuan yang tidak mendapatkan keadilan tapi Bella merasa setelah dirinya menemui beberapa kasus dia memilih untuk menolongnya dengan menyelesaikan masalah dengan kekerasan, Bella tidak merasa diam di satu lembaga cocok dengannya karena bisa saja malah menjadi merugikan untuk orang sekitar karena dia tahu kemampuan sabarnya itu hampir tidak ada jika menyangkut pria-pria berengsek. 

Langkah kaku yang malas sebenernya sedikit menjadi ringan ketika menyadari Regulus ini di huni pria-pria menawan, itulah imej pertama kali yang menerap di kepala Bella saat menjalankan orientasi mahasiswa.

"Gak penting banget anjir ospek ini ya." Ucap Bella mencari validasi pada teman sebelahnya Sarah.

"Iya, tujuannya buat apa gak paham tapi mungkin biar kita semua yang belum kenal akrab."

"Angger sih teu masuk akal jol dimarah-marah, aku aja marah ada alasan. Jiga nu gelo ieu-"

"HEH KAMU YANG DISANA." Tegur kaka tingkat dari depan memakai mic.

"Aduh bangsat kena lagi." Bella mengusap wajahnya.

"Ih bel aku takut." Ucap Sarah terlihat begitu tegang.

"Ke depan kalian yang asik ngobrol berdua." Titah sang kaka tingkat kepada Bella dan Sarah.

Baru hari ke-2 sudah kena tuguran kaka tingkat karena tidak mendengarkan yang disampaikan di depan. Bella maju ke depan dengan wajah datar sedikit nyengir sih karena sinah matahari yang begitu cerah sedangkan Sarah memainkan kedua tangannya berjalan di belakang Bella dengan rasa cemas, terbaca dari selutuh tubuhnya bahwa Sarah sedang cemas.

Terlihat Karmika di jajaran lainnya menahan tawa melihat kedua temannya dihukum, Bella dan Karmika sempat saling mengkomunikasikan percakapan lewat ekspresi wajanya yang hanya mereka saja yang tau sementara kaka tingkat makin merasa jengkel karena Bella tidak fokus padanya. Akhirnya Bella dan Sarah setelah diceramahi diberikan tugas ekstra yang tidak ada keuntungannya namun itu sebagai pembelajaran untuk mereka yang tidak sopan berbicara saat pembicara di depan masih belum selesai.

"Baik ka, makasih." Ucap Sarah tidak dengan Bella yang berjalan begitu saja setelah diberikan tugas.

Setelah itu ada beberapa kasus Bella menjadi incaran kaka tingkat karena menurut mereka bahasa tubuh Bella terlihat tidak sopan, mungkin harusnya seperti Sarah yang terlihat ramah tamah dan segan sehingga masuk kategori 'sopan' berbeda dengan Bella yang merasa dia tidak perlu seramah itu dengan orang yang tidak begitu dekat, sebab menurutnya kebaikan pun harus diberikan ke orang yang tepat. Menilai dari hari-harinya saat orientasi Bella merasa kebaikannya malah membuatnya berada di level bawah dari sudut pandang kaka tingkat yang selalu mengincarnya semenjak ditegur karena mengobrol jadi dia berubah untuk biasa saja, toh umur dan kedudukan sejak awal tidak penting bagi Bella namun sikap yang dingin ini berubah begitu masa orientasi selesai jadi mengundang banyak omongan sekitar yang menyebut Bella sombong.

'Mentang-mentang udah selesai osma nya jadi songong.' Begitulah kira-kira sindiran saat dia berjalan di koridor yang tidak Bella tanggapi.

***

Seminggu menjadi mahasiswa rasanya begitu santai bagi Bella karena hanya memperlajari 1 mata pelajaran berbeda saat SMA yang begitu banyak bahkan tas saja bisa sangat penuh dengan beberapa buku yang terdiri dari buku catatan, latihan, paket dan LKS yang membuat punggung nyeri tapi kuliah bagi Bella yang mengambil jurusan Bahasa rasanya begitu ringan bahkan tas nya saja hanya berisi 1 binder dan alat tulis sisanya dia simpan dalam loker dan buku paket tinggal meminjam di perpustakaan, benar-benar definisi belajar ala sinetron yang suka Bella lihat sekilas di televisi karena berjalan di koridor dengan tas kecil yang modis tidak seperti SMA yang dirinya sampai bungkuk karena beban buku di dalam tasnya yang wajib dibawa setiap saat.

Saking santainya Bella seminggu ini dirinya bisa 3 kali ke tempat hiburan malam. Beberapa tempat dia rutin kunjungi karena dia memiliki voucher discount untuk makan di sana yang dia dapatkan sebagai hadiah dari part timenya selama ini, berawal dari hanya mencari makanan murah Bella menjadi begitu menyukai hiburan lagu dengan tempo cepat dengan gemerlapnya lampu. 

Karmika yang merasa khawatir akhrinya mengenalkan Bella dengan Sawal sahabatnya, agar setidaknya Bella tidak sendiri dan ada yang melindungi jika dia mabuk atau terjadi apa-apa di sebuah club.

"Nitip, nitip, bilang aja temen lu suka gue ya? Mau kenal gue?" Tanya Sawal pada Karmika merasa percaya diri dengan menyisir rambutnya ke belakang, kepercayaan dirinya ini sebagai meningkat setelah dia membuat akun Instgramnya yang menjadi ramai setelah sukses menjadi selebtwit.

"Bukan anjir, aku hariwang aja. Dia suka sering ke tempat begituan akhir-akhir ini kan kalau sama kamu setidaknya bakal ada temennya gitu. Aku yakin dia gak kenapa-napa sih cuma akhir-akhir ini dia jadi suka minum aku takut dia pergaulan bebas lebih jauh." Karmika yang tidak tahu bahwa Bella sebenarnya tidak sebaik itu.

"Sip, ini tuh yang suka bareng lo sama Sarah kan anaknya?"

"Iya."

"Yang sexy?" Tanya Sawal.

"Itu Didi deh kayanya, ini yang satu nya lagi. Nanti dia yang nyamperin kok soalnya aku udah bilang berapa kali kalo ada kamu samperin aja orangnya baik biar bareng. Aku bilang gitu ke dia." Didi atau yang bernama panjang Dania permaisuri jadi teman baru bagi Bella, Sarah juga Karmika setelah orientasi selesai. Parasnya yang cantik dengan tubuh semampai memang sedikit mencolok bagi beberapa orang ditambah pakaiannya yang memang aga terbuka, tidak begitu terkenal namun jika berjalan di koridor orang akan tahu 'Oh teteh yang sexy.' begitu kira-kira, Karmika adalah orang yang mengelan Dania lebih dulu lalu karena sekelas mereka pun sering bersama.

"Oh sip-sip." Sawal menganggukan kepalanya.

Walau begitu Bella dan Sawal tidak pernah bertegur sapa, lebih tepatnya belum sempat dan asik sendiri saat berada di club. Bella tidak merasa mood untuk berbasa-basi berkenalan dan Sawal terlalu malas untuk menjaga perempuan yang belum begitu dia kenal, intinya sedang tidak ingin kerepotan saat pesta malam berlangsung.

***


POV Karmika :

POV Karmika :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang