89. Mainan babi

57 5 1
                                    

Bella yang terbiasa menyalurkan rasa kasihnya lewat hubungan badan tidak bisa langsung berhenti begitu saja walau dia paham dengan agenda perubahan yang Rama cetuskan, sesekali bahkan hampir terjadi pertengkaran kecil karena hal tersebut. Terkadang rasa tidak percaya diri hinggap di diri Bella karena penolakan Rama yang konsisten dibarengi dengan padatnya jadwal keduanya sebagai mahasiswa akhir, menjadikan rasa rindu yang Bella rasakan itu menyiksanya.

Bella akhirnya memikirkan sebuah ide untuk memuaskan dirinya sendiri saat Rama sudah tidak bisa lagi menolonganya namun tetap saja rasanya berbeda karena yang dia butuhkan adalah kasih sayang Christian Bramantya sampai akhirnya dia menemukan si "babi lucu".

Sex Toy berbentuk babi, Bella membeli dari salah satu website luar negeri yang tidak sengaja dia dapatkan infonya saat berselancar di sosial media. Bentuknya yang menggemaskan berhasil menyita perhatiannya selain dari kegunaan yang memang membuatnya penasaran juga ingin mencoba kehebatan si babi buntet itu terlebih sudah lama dia tidak dimanjakan oleh kekasihnya karena Rama sudah berjanji untuk tidak melakukan hal-hal nakal setelah mendapatkan lampu hijau dari keluarganya yang tentu harus ditunjukan dengan bukti dapat menjaga Bella dan berubah menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya, yang standar tersebut dia buat sendiri untuk menunjukan dirinya mampu.

Bella sebagai kekasihnya juga mencoba untuk hidup lurus seperti Rama karena bagaimana pun dia juga senang atas usaha Rama yang bisa meluluhkan hati bapaknya walau perjalanan ini masih panjang.

Kini mainan yang membantu hidup Bella menjadi berwarna hilang lenyap begitu saja. Harganya yang cukup mahal itu membuat Bella mencari kesana-kemari yang ternyata benda tersebut ada di tangan Rama, dia temukan di dalam mobilnya yang sepertinya memang tidak sengaja jatuh dari tas Bella. Tapi yang menjadi menegangkan adalah Bella khawatir Rama membongkar babi tersebut dan menemukan rahasianya, seterbukanya Bella terhadap Rama dia tidak ingin memperlihatkan sisi yang ini apalagi Rama sudah memuji Bella menjadi wanita baik-baik beberapa minggu terakhir ini.

Kekhawatirannya terbukti benar, Rama sudah memeriksa apa yang ada dalam tubuh babi itu.

"Rama ilfil gak sama aku?" Tanya Bella memainkan tangannya sendiri, malu setengah mati di hadapan kekasihnya itu.

"Engga ilfil tapi kesal aja, bisa-bisanya kepikiran beli alat begini." Balasnya mengusap rambutnya ke belakang, tidak habis pikir tingkah kekasihnya selalu berhasil membuatnya terkejut.

"Maaf, aku pake gak sering kok." Pembelaan Bella dengan suara kecil karena merasa tak pantas.

Dengan diamnya Rama Bella membuka mulutnya kembali "K-kan better do it by myself gak sih? Dari pada aku minta ke kamu hal-hal gini?" Suaranya semakin kecil saat Rama menoleh sambil mengernyitkan dahinya.

"By ngerti gak sih artinya berhenti dan tahan sampe waktunya?" Ditanya seperti itu Bella hanya diam menundukan kepalanya.

"Kamu tuh udah aku kasih penjelasan, diomongin pelan-pelan, masih aja kaya gini. Rama bingung deh harus ngapain lagi kalau udah begini, kaya sia-sia gitu ya yang Rama bilang tuh padahal sebelum nuntut Bella buat bisa nahan juga Rama kasih contoh dengan cara diri sendiri dulu yang lakuin tapi kamu juga beberapa kali malah godain aku dengan dalih bercanda sampe pernah juga tantrum perkara gak dikasih cium. Udah berapa kali Rama bilang masalahnya bukan Rama gak tertarik lagi karena pernah coba, siapa yang gak seneng pacarnya ngajak tapi kan situasinya sekarang kita beda. Kamu tuh tenang bisa gak? Kan akhirnya bakal sama aku, aku juga mau nya sama kamu kok. Buat apa aku jauh-jauh caper sama bapak kalau iya aku gak serius sama perjalanan kita-"

"Ih emang kamu gak pernah gitu main sendiri?" Bella mulai merajuk dengan cara menyerang kekasihnya.

"Udah engga, kan sepakat mau ngendaliin diri lagian kita lagi fokus juga sama tugas akhir bukan? Kok fokus kamu ke hal yang gitu aja sih bel?" Ada rasa kesal yang Rama rasakan dengan Bella yang memotong bicaranya hanya untuk pembelaan yang tidak seharusnya.

"Y-ya gak tau." Jawab Bella bingung mau menanggapi kekasihnya bagaimana.

Rama hendak keluar yang Bella ingin cegah namun dia urungkan dan memilih diam saja mengingat kunci mobil Rama masih tersimpan di meja dekat ranjang Bella artinya dia hanya akan mencari angin sejenak.

Sembari menunggu kehadiran Rama, Bella memainkan ponselnya membuka salah satu sosial media yang membuatnya kesal seketika dengan nama Sarah yang muncul memenuhi layarnya karena satu tweetnya ditambah gambar babi yang dia duga itu miliknya.

Sembari menunggu kehadiran Rama, Bella memainkan ponselnya membuka salah satu sosial media yang membuatnya kesal seketika dengan nama Sarah yang muncul memenuhi layarnya karena satu tweetnya ditambah gambar babi yang dia duga itu miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Jadi si babi sempet ada di tangan Sarah? Kok bisa?' Lalu Bella melihat foto yang diambil Sarah seperti tidak asing, latar belakangnya di dalam mobil yang dia tebak itu milik kekasihnya. Rasa bersalah Bella pun tiba-tiba tenggelam menjadi amarah.

Rama yang entah dari mana kembali ke kamar kos Bella disambut dengan lemparan kencang mainan babi milik Bella "Awww by sakit." ucapnya mengusap perut yang terkena serangan babi.

"Buang dia."

"Hah?" Rama tidak paham dari mana datangnya amarah tiba-tiba itu.

"Harusnya kamu buang babinya, gak usah dikembaliin dan nyeramahin aku."

Mendengar kalimat Bella akhirnya Rama tersulut karena dia merasa Bella tidak seharusnya membela diri atau sampai mengalihkan rasa sesalnya menjadi amarah kepada dirinya yang jelas-jelas dia tidak salah sama sekali "Kamu tuh ya, gara-gara aku sering ngalah, sering iyahin jadinya gini kasar sama aku. Sekarang kan kamu yang salah tinggal akui salah dan gak ngulang lagi kan bisa? Aku pun bakal maafin, aku gak ada niat ceramah, aku cuma mau kamu-"

"Ngapain Sarah ada di mobil kamu?" Tanya Bella memotong Rama yang frustasi sambil menunjukan foto.

'Mampus.' Pikir Rama atas nasibnya saat ini.

"By de-dengerin dulu ya itu aku kemarin nebengin dia, deket banget gak sampe 30 menit waktu itu di jalan hujan jadi dia ikut aku cuma berapa perempatan gitu gak sampe rumah-"

Bella tertawa yang membuat Rama menelan ludahnya, sudah mengetahui kekasihnya cukup sensitif jika menyangkut tentang Sarah tapi untuk menyembunyikan fakta ini pun Rama tidak bisa. Dia memilih untuk jujur dengan segala konsekuensinya yang sebenernya dia takut juga karena terlambat bercerita tentang dia yang menolong Sarah.

"Pantes beda, marahnya segitunya perkara mainan yang itungannya urusan aku pribadi ternyata abis ketemu cewe TIPE IDEALNYA jadi tantrum kali ya."

"Mana ada by kaya gitu ak-"

"Gak bilang sama aku, kalau dia gak update foto di mobil kamu sambil fotoin babi mungkin aku sampe kapan pun gak akan tau."

"A-aku gak bilang karena gak penting jadi tadinya nanti aja kalau pun mau cerita, cu- cuma nebengin doang mana deket."

"Bebas lah gimana kamu aja, keluar kamu sekarang."

"By gak ada yang terjadi selain nebengin pulang, Rama berani sumpah."

"Gak peduli, keluar kamu."

Rama masih diam sedangkan Bella seperti enggan menatapnya, akhirnya si pria menyerah keluar sebelum membawa mainan babi yang sempat Bella lemparkan. Baru kakinya melangkah beberapa langkah pintu sudah ditutup keras sampai dirinya kaget sendiri dengan suara nyaring itu yang hampir terkena punggungnya jika dia diam terlalu lama. 


🌻

METANOIA (another story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang