MY LITTLE VAMPIRE [ USHIJIMA X HINATA] || 🔞

BAB 47

Zrek~

Klotak~

Klotak~

Clak~

"Kore" Ucap Jin sambil memberikan pil penekan yang di inginkan Ushijima.

"Arigatou, Jin" Ucap Ushijima dengan wajah datarnya.

"Cotto i..kemana perginya omegamu?" Tanya Jin sambil mendudukkan tubuhnya di depan meja konseling.

"Ada" Sahut Ushijima santai.

"Are? Lantas apa gunanya pil penekan ini,boke?" Bentak Jin.

"Tsk..Urusee yoo..Ada alasan tertentu " Sahut Ushijima

"Alasan? Nani?" Tanya Jin kepo

"Omegaku belum siap hamil " Gumam Ushijima santai

"Nani? Hanya karena itu saja?" Pekik Jin terkejut

"Damare yoo kisama...Aku harus pergi..Terimakasih bantuannya" Ucap Ushijima.

"Haihh...dou demo ii" Gumam Jin yang melihat punggung kekar Ushijima menghilang dari ruangan konselingnya.

Tap~

Tap~

Tap~

Langkah kaki Ushijima berjalan mendekat ke arah mobil mewahnya yang ada di halaman rumah sakit Jin.Tanpa basa basi Ushijima masuk ke dalam mobil lamborghini mewahnya itu.

Clack~

Blamm~

Vvrroomm~

"Kussoo..aku harus mencari hotel secepatnya" Gumam Ushijima sambil menancap gasnya dalam dalam.

******

Beberapa menit berlalu, alpha tampan yang berusaha menekan feremonnya itu akhirnya sudah berhasil menemukan hotel yang cocok menurutnya.Dirinya meminta para penjaga hotel untuk tutup mulut tentang keberadaannya jika ada seseorang menanyakan tentangnya.

Alpha tampan itu berada di kamar 1124 B tepatnya kamar VIP.Ushijima kini tenang mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang queen size kamar hotel itu.Tubuhnya membungkuk dengan siku yang bertumpu pada pahanya.

"Hahh..Cihkusso." Gerutu Ushijima sambil meraih obat penekannya dan meminumnya dengan cepat.

"Aku berbohong pada Chibi-chan..Demo ini keputusan terbaik menurutku" Gumam Ushijima sambil memijat pelipisnya pelan.

Bulge~

Penis besar Ushijima membengkak hingga membuat pahanya menonjol, Alpha tampan itu hanya bisa berdiam diri berusaha menenangkan dirinya.Seluruh ruangan kamar hotel VIP penuh dengan aroma feromon lavender milik Ushijima.

"Ahhkk kusso...aku tak tahan lagi" Gumam Ushijima sambil membuka sabuk celana formalnya, menarik resletingnya dan meraih benda besar, keras, berurat miliknya yang benar benar serasa meledak.