09 Sebuah Rencana

12.1K 593 6
                                    

"Kapan?" tanya Rahman. Saat Rony menyatakan rencananya soalan sunat.

"Rencananya lusa, tapi gue galau banget ini. Apa gue cancel aja ya,"

"Cemen Lu, bukan galau tapi cemen," Diman mengejek.

"Tai!" Rony tidak terima.

"Buru-buru banget cok! ngebet kawin Lo?" Rahman yang menimpali.

"Bangsat! Ceritanya panjang, kapan-kapan lah gue cerita,"

"Ya, sunat oke lah buat Lo. Lo nggak sakit kan?" Neyl sok bijak dan sedikit mengejek, menutup mulutnya.

"Nggak ya, bangsat Lo bang, emangnya gue apaan!"

"Ya kan cewek Lo banyak," Rony hanya mencibir pernyataan Neyl, dia tidak sejauh itu.

"Trus Lo galau kenapa cok?" tanya Rahman yang baru mengenal mereka di masa kuliah.

"Dia itu takut disunat dari kecil," terang Diman.

"Hahaha, emang mengerikan banget si," Danil yang menggoda sekarang.

"Anjing, malah nakut-nakutin cok," jawab Rony, Lanjutnya, "Gue juga khawatir ga bisa handle kerjaan,"

"Tu, dia setakut itu. Lo trauma apa gimana si Ron?" tanya Paul.

"Keknya iya, dulu gua liat tetangga gue disunat, berdarah gila, gue nggak mau, sampai sekarang," Rony menutup wajahnya dengan dua telapak tangannya.

"Soal kerjaan, Lo bisa WFH si, percaya sama kita-kita," jawab Diman, Rony senyum tipis.

"Lo ga usah pikirin kerjaan dulu deh," Paul lagi.

"Eh, Lo dulu pada sunat sembuh berapa hari?" tanya Rony.

"Seminggu," jawab Neyl.

"Sama gue," jawab Diman.

"Gue, 5 hari udah main bola si," Rahman yang bersuara.

"Cepet amat, gue 10 hari ga kering-kering," Paul yang cerita.

"Anjrit, gue lama bro, 3 mingguan. Soalnya sempet pendarahan," cerita Danil, yang bikin Rony meringis.

"Bangsat, cok! nggak usah cerita!" Rony mulai gelisah.

"Kok bisa?" tanya Neyl.

"Katanya si karena gue kebanyakan lari-larian sebelum sunat,"

"Jadi mesti istirahat yak?" tanya Rony.

"Ya, nggak usah beraktifitas lebih aja si,"

"Alah Lo, Nil. Bilang aja Lo nonton bokep kan?" tuduh Neyl.

"Bangsat, dulu gue belum tercemar bokep, anjing,"

Rony berusaha menyimak obrolan teman-temannya seputaran sunat yang membuatnya bergidik ngeri. Ketika cerita berlanjut dia memilih mengabaikan. Ngeri. Tiba-tiba ada pesan masuk di hp-nya.

SS : heh, cemen, lo tertarik travelling nggak?

Rony membaca pesan di pop-up layar depan hp-nya. Dia tersenyum, obrolan baru diluar soalan hubungan mereka, dia keluar ruangan ke teras belakang, membawa segelas kopi. Temannya dia tinggalkan dalam obrolan mereka sendiri yang dirasa semakin mengerikan menurut Rony. Dia duduk di sebuah sofa di beranda. Dinyalakannya sebatang rokok.

R~ : Lo berubah pikiran? yok gass!

SS : si Anjing, gue tanya baik-baik juga

R~ : Lo aneh aja, tiba-tiba banget

SS : barusan gue kepikiran foto yang Lo kirim tadi di Vietnam

R~ : kenapa emang?

SS : gue pernah pengen jalan-jalan dari Singapore, Malaysia.. teruuuus... gatau sampe mana,

Katakan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang