23 Sebagai Teman

12.9K 622 17
                                        

Paginya Salma sudah membantu Maya memasak sayur asem. Tadinya Salma sudah mau membantu cuci perkakas tapi dilarang oleh Maya. Salma undur ke kamarnya untuk bersiap.

Sekarang Salma sudah mandi dan berpakaian Rapi. Lalu menuju dapur untuk membuat lemon tea untuknya dan Maya. Maya sedang mencuci beberapa buah untuk pencuci mulut. Meskipun ada pembantu, Mbok Nah hanya membantu untuk sesuatu yang tidak bisa dikerjakan sendiri.

"Salma, kamu oke? Matamu kok kek sembab gitu ya?" tanya Maya yang baru menyadari kondisi wajah Salma.

"Salma masih ngantuk tante, semalam tidur pagi," kata salma sambil duduk menyeruput tehnya.

"Salma belum bisa panggil mamah ya?"

"Maaf tante bukannya nggak mau, Salma masih kaku, gini dulu nggak papa ya?"

"Iya nggak papa, senyamannya Kamu aja," Maya menjawab dengan senyum, dia duduk di depan Salma dan menyesap lemon tea bikinan Salma.

"Tante, nanti kereta aku jam 10, Salma mau pamit pulang ya tante, makasih udah bolehin Salma nginep di sini. Maaf kalau ngerepotin dan Salma ada salah," ucap Salma sopan.

"Salma, Aku sama tante Lia-mu itu bestie dari dulu, Papahnya Rony sama Papah kamu udah lebih dari bestie bahkan. Apapun yang terjadi kedepannya, aku udah anggep kamu kayak anak sendiri. Jadi jangan sungkan,"

"Iya, tante makasih banget,"

"Tante juga makasih udah dibantuin masak, resep sayur asem kamu ini juga enak banget!"

"Masa si tante, itu sayur asem malas tante, nggak pake ngulek-ngulek,"

"Tapi ini jadi seger, kuahnya bening," Komentar resep sayur asem Salma yang bumbunya hanya dirajang, tidak diulek.

"Hehehehe..."

"Salma, tante minta tolong boleh?"

"Apa tante?"

"Ini nganterin makanannya Rony ke kamarnya, dia pasti bangun siang, langsung masuk aja paling bocahnya masih tidur. Kalau nggak disiapin makannya dia bakal nggak makan,"

"Baik tante,"

Salma sebenarnya kikuk harus masuk ke kamar cowok itu. Males banget, tapi nggak enak sama Tante Maya. Akhirnya dia menurut. Dia membawa nampan yang sudah disiapkan oleh Maya berisi nasi, sayur asem, telur dadar dan segelas air putih. Salma membuka handle pintu kamar Rony menggunakan siku kanannya, karena kedua tangannya menopang nampan.

Saat masuk, "Ronnn!!!!!!!" teriak Salma sambil memalingkan wajahnya dan menutup matanya.

"AAAAgh ahhh," Rony sedang membuka sarungnya dan mengipasinya tergesa menutup sarungnya dan mengakibatkan gesekan mendadak yang menyakitkan. Dia sedang berurusan dengan rutinitas paginya. Rony mengerang kesakitan.

"Sa, bisa ketok pintu dulu nggak si?" disela erangannya.

"Nggak bisa, kan bawa nampan. Kata mamah Lo paling masih tidur," kata Salma sambil meletakkan Nampan di meja sebelah ranjang Rony.

"Ah, bisa nggak si Lo nggak bikin sakit? gimana mau cepet sembuh coba?!"

"Sorry, Ron. Ehm, gue sekalian pamit aja kalau gitu, biar nggak bikin sakit lagi,"

"Hah?" Rony mencoba membuka matanya yang masih terpejam menahan sakit.

"Iya, gua mau balik, kereta gue jam 10.00,"

"Gue yang lupa apa Lo yang baru bilang?"

"Gue lupa bilang, Lo nggak nanya, jadi ini gue baru bilang,"

"Cepet amat si, emang sibuk banget apa gimana?udah ada yang kangen?"

"Iya, udah ada yang kangen,"

Kali ini Rony terkaget dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang, sambil menahan sakit. Cewek aneh, baru semalam dia ngomong begitu, ini dia udah begini aja.

"Oh, oke kalau gitu," Rony mencoba cuek, tapi tingkahnya tidak bisa menutupi kekesalannya.

"Mamah papah udah nanyain terus kapan balik, aku bilang hari ini, tapi rupanya dapet tiketnya yang pagi,"

"Oh..." Rony bernafas lega, dia baru ingat orang tua Salma di Jogja. Senyum tipis tersungging di bibirnya atas ketololannya sendiri.

"Lu judgement banget sama gue,"

"Tolong kalau cerita yang lengkap sekalian,"

"Caca, tante udah siap? Nanti panggil aja kalau udah mau berangkat,"

"Ini serius?" tanya Rony, "Cepet amat!" Salma hanya tersenyum dan menuju keluar.

"Bangsat! Gue ikut!"

_________

Jadilah Rony dan Maya mengantar Salma ke Stasiun Gambir. Stasiun Gambir tidak terlalu padat hari ini, mungkin karena tidak banyak jadwal kerteta dan ini adalah weekdays. Jam 10 di Jakarta sudah terasa panas. Sedang Rony masih berjalan harus dengan sangat hati-hati. Mereka menuju pintu peron dimana Salma akan naik keretanya.

"Tante Caca pamit dulu ya,"

"Iya, Nak. Berkabar kalau sudah sampai,"

"Baik Tante," ucapnya sambil mencium tangannya. Lalu berpelukan.

"Ron," panggil Salma lirih, seperti biasa dia memberikan tos di depan dadanya yang disambut tangan Rony, jemari mereka bertaut. Salma menuju pintu pengecekan tiket. Salma sedang mengeluarkan Hp-nya untuk scan QR-code.

"Sa!" panggil Rony, Rony mendekat ke Salma.

"Kabari gue terus ya,"

"Lo juga, cepet sembuh ya..."

"Jangan nakal ya...."

"Dih, apaan si Ron!"

"Ca, kita belum cerita banyak..." keluh Rony.

Ya, setelah tahap Rony menuruti syarat Salma pastinya ada tahapan selanjutnya untuk merealisasikan rencana kedua keluarga. Dan mereka tidak punya banyak waktu untuk mendiskusikan rencana selanjutnya.

"Pelan-pelan ya... Lo sembuh dulu, kita masih butuh banyak waktu,"

Rony mengangguk.

Maya melihat dari kejauhan. Seperti tahu, seakan saat ini mereka saling berat melepas satu sama lain.

"Ron, makasih ya," ucap tulus Salma.

"Kalau kita nggak bisa menikah karena cinta kek kebanyakan orang, paling nggak kita bisa menikah sebagai teman," ucap Salma memberikan fist bump ke Rony.

Rony menyambutnya sambil berucap lirih, "Teman hidup," yang dibalas senyum oleh Salma.

Panggilan penumpang kereta menuju Jogja menggema di udara, meminta penumpang segera naik ke kereta tersebut. Rony melepas Salma dengan senyum, sedang hatinya nggak karuan, dia menuju di mana mamahnya berdiri.

"Gimana Ron? Jakarta cantik juga?"

"Iya mah, Salma juga," jawab Rony malu-malu. Mamahnya memeluknya, mengusap-usap punggungnya.

Pikiran Rony melayang, bagaimanakah hubungannya dengan Salma selanjutnya?

Bagaimana mereka akan menjalaninya?

PS:

R~ : Sa, gue bikinin playlist buat nemenin Lo di kereta, check ya!

R~ : have a nice trip :)

R~ : have a nice trip :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katakan [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang