Rony dan Salma melanjutkan perjalanan, setelah istirahat cukup. Tidak banyak kata yang dibagi di pantai itu. Di pantai Surindah mereka hanya berbagi waktu dengan alam. Berjalan di pasir beriringan. Salma mengambil beberapa cangkang kerang dan bintang laut yang telah mati. Keduanya mensyukuri ketenangan setelah pergulatan panjang batin masing-masing.
Salma dan Rony semakin mengerti satu sama lain. Salma yang menyendiri dulu jika ada masalah, bukan untuk menghindar lebih untuk memberi ruang berfikir. Rony yang memang frontal, tapi cukup sabar. Pelan-pelan mereka menemukan titik temu dalam menyelaraskannya.
"Sa, gue punya playlist baru, mau dengerin?" tawar Rony, memberikan hp-nya ke Salma. Maksudnya meminta Salma pairing bluetooth ke head unit mobil.
"Yang mana nih?" tanya Salma, setelah membuka aplikasi pemutar musik, spotify.
"OST,"
"Kenapa 'OST'?" tanya Salma lagi, sambil men-check isi playlist-nya. Lagu-lagu lintas genre, lintas generasi.
"Ga ada ide, ngasal aja gue. Gue bikin semalam. Ya, original sound track, soundtrack perjalanan kita," terang Rony singkat.
Rony meraih tangan Salma, "Gue berantakan banget semalam, nggak gini lagi ya," pinta Rony. Salma hanya tersenyum, mengiyakan.
//
We are sailing, we are sailing
Home again, 'cross the sea
We are sailing stormy waters
To be near you to be free
//Sebuah lagu dari Rod Stewart berjudul Sailing mengalun pelan.
"Eh, masukkin akun Lo jadi collaborator playlist itu donk, jadi Lo juga bisa masukin lagu yang Lo pengen. Ini jadi playlist bersama," Rony mengemukakan sebuah ide. Salma setuju dan langsung mengikuti perintah Rony.
Sepanjang jalan Rony terus menggenggam tangan perempuannya. Mencium jemari lentik itu beberapa kali. Rony menunjukkan sayangnya yang teramat. Berharap tidak pernah terpisah. Pada sebuah lagu Withney Huston berjudul 'I wanna dance with somebody', keduanya menyanyi bersama keras-keras.
Jalan yang mereka lalui mulai meninggalkan pesisir. Jalan memotong bagian daratan yang menjorok ke laut menjadi tanjung. Bangunan mulai jarang. Hanya ada sawah di kanan kiri jalan. Pepohonan berderet di tepi jalan membuat rindang perjalanan di hari yang terik. Jalannya lurus, cukup monoton. Sebuah perkampungan terlewati dengan cepat. Setelahnya kembali ladang membentang, lalu hutan jati.
Tiba-tiba Rony menepikan kendaraan ke bahu jalan. Lalu Rony melepaskan seat belt-nya. Membuka central-lock mobil. Salma menduga Rony akan turun, Tiba-tiba ia khawatir, untuk apa berhenti di tengah lokasi yang seperti itu.
"Kenapa?"
"Bentar, kebelet," Rony turun lalu menghilang dibalik sebatang pohon agak jauh dari mobil mereka.
"Ish!" Salma lalu mencari sesuatu dari laci dashboard.
Saat Salma melihat Rony sudah muncul lagi, Salma membuka kaca jendelanya.
"Ron!" panggil Salma.
Rony mendekat ke pintu sisi Salma. Salma memberikan sesuatu, tisu basah,
"Jorok! Bersihin dulu!"
"Darurat, Sa..." Rony mengeluh, menolak, namun tetap menurut dan berlalu lagi.
Salma menunggu sambil mencari lagu-lagu di hp-nya untuk dimasukkan ke playlist bersama mereka. Rony masuk ke mobil tak berapa lama. Menyiapkan diri mengemudi lagi.
"Ish, jijik Ron. Lo nggak boleh pegang-pegang gue!" sambut Salma.
"Yaaah, udah dibersihin kok," ucap Rony sambil meraih tangan Salma. Salma mengelak, malah bercanda. Keduanya terbahak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanficCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...