Sekarang tim Rony sudah berkumpul di studio semua. Pizza sudah tersaji di meja disertai beberapa condiment dari salah satu penyedia makanan cepat saji. Beberapa kaleng minuman juga sudah tertata. Mereka berkumpul mengitari meja panjang tempat biasa mereka rapat. Salma memilih menghabiskan lemon tea dalam tumbler tahan panasnya, dia bilang butuh kehangatan, wajahnya sedikit kuyu.
"Thanks guys, we made it!" ucap Rony mengangkat sekaleng minuman.
"Yeeaay.....!" sambut yang lainnya.
"Ada cerita apa nih?" tanya Rony.
"Tadi raidernya ada yang kurang, soalan makanan, karena mereka tiba-tiba ada tambahan crew. Tapi kita pesenin dari cafe langsung, aman," jawab Neyl.
"Iya, kalau soalan untuk SDM jangan sampai lah kita kekurangan makan-minum, nomor satu itu," Novia menambahkan.
"Tapi tadi gue rasa untuk sound agak kurang ya?" tanya Rony.
"Udah oke si Ron, aman. Telinga Lo yang terlalu perfectionist!" tukas Paul.
"Gue ngerasa juga si, Ron," Neyl juga mengungkapkan kegelisahan yang sama.
Suasana sedikit menegang, sementara malam kian larut.
"Keknya soundman-nya bukan yang biasa kita pakai, mungkin berhalangan," Diman mengetahui karena dia di meja control.
"Catet ya soalan itu, kita udah berelasi baik sama vendor sound ini, tapi kasih catatan soalan itu tadi. Kalau ganti orang kita minta kualitasnya yang setara," ujar Rony. Meski dia nampak cuek, tapi sepertinya memperhatikan detil betul. Salma memperhatikan dengan sedikit kekaguman pada cara Rony mengakomodir teman-temannya, meski ada kekurangan namun tidak menjatuhkan rekan timnya.
"Danil, property aman kan?"
"Aman, Ron, tinggal balik-balikin aja yang kita pinjem, sebagian udah dibawa langsung, besok gue sama Rahman lanjut, keknya kami mau nginep sini malam ini, sekalian. Tanggung kalau bolak-balik,"
"Iya, istirahat kalian, capek banget pasti," Rony memberi saran.
Pandangannya lalu dialihkan ke Novia, "Nop, gimana duit kita?" tanya Rony sambil memakan sepotong pizza.
"Keknya kasus Lo jadi berkah, kita untung banyak dari tiket, yang lainnya udah ke-cover dari sponsor. Selain bisa dibagi buat kita, bisa saving buat modal program kita selanjutnya juga,"
"Sial! Tapi Mantap, Nop!" Rony nampak senang acaranya terhitung berhasil.
"Sa, Lo nggak ada masukan?" Rony memberi ruang bicara pada Salma.
Yang ditanya nampak kaget, karena dari tadi sibuk memperhatikan Rony. Sebenarnya perasaannya masih tak karuan, menunggu hutang penjelasan Rony.
"Ehm, overall kalian keren, superb!!!" jawabnya, nampak diplomatis saja. Menghalau ganjalan perasaannya.
Rony menyadari sesuatu mengenai perempuan itu, tapi ditundanya, pelan-pelan....
"Thanks Sal, udah support kita," ungkap Paul tulus.
"Sama-sama, Paul. Senang bisa membantu," jawab Salma sambil tersenyum.
"Iya, Kak Caca, sering-sering aja bantu kita dong," Nabila menambahi.
"Hehehehe, smoga berkesempatan ya..." jawab Salma masih diplomatis, lanjutnya, "Kalian ada dokumentasi nggak si?"
"Ada dong Sal, cuma dari luar, freelance yang udah sering kerja bareng kita," Diman yang menjawab.
"Oh, great! kalau boleh aku minta, hehehe,"
"Huw, mintaan. Buat update status? Lo nggak ada foto sendiri?" Neyl becanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanfictionCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...