SS : Ron, Lo dah bangun?
Lama, pesan Salma tidak ada balasan.
SS : Ron, Lo udah bangun belum?
Terkirim, belum dibaca dan dibalas.
SS : Ron?
Salma mulai gelisah. Apa Rony marah? Apa Rony sakit lagi?
SS : Ron, Lo marah sama gue?
SS : Maafin gue, Ron. Semalem gue shock. Jadi reaksi gue gitu.
SS : Gue percaya sama Lo, Ron.
SS : Maaf ya Ron.
SS : Lo pasti kesel banget sama gue
SS : Please, maafin gue, Ron.
SS : Ron? Lo baik-baik aja kan?Jeda cukup lama....
SS : Ron?
SS : Sayang Kamu Ron
SS : Balas. Please...Semalam tadi Salma introspeksi diri, dia benar-benar memikirkannya. Reaksinya semalam bukan karena Rony, tapi karena serapah yang ditujukan padanya. Bella juga tidak sepenuhnya salah, kelewatan saja. Dia hanya mengikuti rasa sayangnya pada Rony, apakah salah menyayangi seseorang?
Ada manusia yang rela memerangi manusia lainnya karena cinta tanah air-nya. Ada yang membunuh sesama manusia karena cinta pada keyakinannya. Mungkin seperti itu alasan Bella memberikan serapahnya semalam. Tentu menyakitkan bila rasa sayang tak berbalas. Salma yang beruntung, sayangnya pada Rony berbalas.
Serapah Bella tentu saja karena Bella tidak tahu bagaimana perjuangan Salma dan Rony sampai bisa menyatukan hati. Salma bukan seorang murahan. Pun kalau dari cerita Rony, Salma tidak merebut lelaki itu dari siapapun. Pagi ini Salma percaya itu. Percaya pada lelakinya yang saat ini entah dimana. Apa masih sakit?
Setelah merapikan jilbabnya sedikit, Salma keluar dari kamarnya, dilihatnya kamar di seberang, pintu kamar Rony terkunci. Salma mencoba mengetuk pintu kamar yang besar itu. Tidak ada jawaban. Dicobanya lagi. Tidak ada jawaban lagi. Salma gelisah.
SS : Ron, Lo ninggalin gue?
Salma berjalan menuju parkiran, mengecek apakah Rony pergi membawa mobil. Tidak. Mobil masih terparkir di tempat semalam mereka memarkirkannya. Salma kembali lagi ke bangunan penginapan. Sarapan sebenarnya sudah tersedia, tapi Salma masih gelisah mencari lelakinya. Apa kejadian semalam begitu keterlaluan hingga membuat Rony marah? Salma mengambil secangkir teh, lalu membawanya ke beranda penginapan. Dia duduk di anak tangga, menunggu.
SS : Ron, kalau gue ada salah, maaf ya.
SS : Katakan, kita bicarakan.Salma masih menunggu di beranda, menikmati udara pagi di kota kecil itu. Tidak ada suara musik pengiring barongsai pagi ini. Membuat suasana terasa sepi. Keriuhan hanya ada tadi di ruang makan, beberapa pengunjung penginapan yang lain sudah mulai menyantap sarapan. Berulang kali dia mengecek hp-nya jika ada balasan dari Rony.
Salma menyesal karena menolak ide Rony untuk berbagi ID untuk aplikasi find my phone.
Selang beberapa lama, mata Salma menangkap sosok yang ia kenal gesture-nya, mengenakan kaos hitam, celana jeans, dan kacamata hitam. Sosok itu juga melihat balik Salma. Rony. Langkahnya dipercepat, sedikit berlari kecil. Lucu, seperti anak kecil. Salma meletakkan cangkir tehnya, beranjak dari duduknya. Rony tersenyum, dia tau perempuannya sudah menunggu.
Saat Rony sudah cukup dekat, Salma tak kuasa untuk tidak memeluknya. Rony sedikit terkejut, bingung. Apalagi saat disadari Salma rupanya menangis.
"Hei, kenapa?" tanya Rony saat pelukan dilonggarkan.
"Lo kemana aja si? Gue khawatir," ungkap Salma, masih dipelukan.
Rony melepas pelukkan Salma. Sedikit terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Katakan [End]
FanficCerita mengenai perjodohan lelaki dan perempuan yang tidak mudah. Perjalananan panjang untuk bersatu bertemu cinta. Seperti layaknya perjalanan, dalam prosesnya bertemu jalan yang berlika liku juga tanjakan dan turunan. Sebuah perjalanan menelusuri...